OLEH: Yuniandono Ahmad. Gambar dari https://bwfworldtour(dot)bwfbadminton(dot)com/news-single/2025/10/19
Komentar penyiar televisi Gillian Clark saat Jonatan “Jojo” Christie juara Denmark Open adalah “After waiting for 16 years…. dan seterusnya”. Gillian Clark yang merupakan mantan pebulutangkis Inggris (sektor ganda putri) ini mengacu pada prestasi Simon Santoso saat menjuarai Denmark Open tahun 2009. Pemain tunggal putra Indonesia perlu menunggu 16 tahun untuk juara.
Apabila kita ingat saat final Thomas Cup tahun 2021, Indonesia telah unggul 2-0 atas pemain Tiongkok, partai ketiga mempertemukan Jojo melawan Li Shifeng. Jojo menang dan komentar pertama Gillian Clark adalah “After waiting for 19 years ….” Yang mengacu pada prestasi terakhir -sebelum 2021- adalah tahun 2002 saat Marleve Mainaky dan kawan-kawan menumbangkan Malaysia dengan 3-2 di partai final.
Apa persamaan kedua peristiwa di atas? Selain kepiawaian Omma Gil dalam membawa acara, adalah pemain kita: Jonatan Christie. Dan tempatnya sama, yaitu di Odense di Denmark.
Turnamen Denmark Open, yang dimulai sejak 1936, merupakan salah satu turnamen tertua dunia di bulu tangkis. Sejak 2007, Odense sering menjadi kota tuan rumah untuk Denmark Open. Ada klub lokal, Odense Badminton Klub (OBK), resmi berdiri pada 25 September 1935 saat hall bulu tangkis yang besar di Godthåbsgade dibuka. Dengan munculnya fasilitas khusus dan keberadaan klub aktif, Odense mulai memiliki komunitas bulu tangkis yang terorganisir. Kota Odense selain infrastuktur yang sangat mendukung untuk bulutangkis juga dipenuhi dengan supporter yang dapat dikatakan fanatik akan badminton.
Kembali ke permainan Jonatan “Jojo” Christie. Jojo menghadapi lawan pemain-pemain top dunia, seperti Anders Antonsen (di final Korea Terbuka), Kodai Naraoka, Li Shi Feng, Alex Lanier, hingga Shi Yuqi di Denmark.
Dalam laman resmi BWF yang juga diulas oleh harian Kompas pada hari Selasa, 21 Oktober menyebut bahwa Jojo menggunakan teknik afirmasi positif dalam dua turnamen ini. Sebelum memasuki lapangan, Jojo bicara dengan diri sendiri, mencoba berpikir positif. Dalam dunia psikologi, afirmasi positif adalah pernyataan positif yang diucapkan berulang pada diri sendiri. Cara ini bisa mengubah pikiran negatif menjadi positif dan membangun rasa percaya diri dan kekuatan mental. Faktor psikologis ini menjadi sisi yang turut berperan membangun performa atlet dalam pertandingan selain kemampuan teknis dan fisik.
Mengutip tulisan David Cresswellm Janine Dutcher dan kawan kawa dengan judul ”Self-affirmation improves problem-solving under stress” disebut bahwa tingkat stres akut dan kronis -terkait Jojo adalah tekanan cedera yang menggelayut- dapat mengganggu kemampuan memecahkan masalah (problem-solving) dan kreativitas pada berbagai jenis tugas. Penegasan diri (self-affirmation) dapat menjadi penyangga terhadap stres, dengan meneliti delapan puluh mahasiswa yang menunjukkan persepsi stres kronis mereka selama sebulan. Hasil menunjukkan bahwa penegasan diri meningkatkan kinerja pemecahan masalah pada individu yang mengalami stres kronis yang berkinerja buruk. Penelitian ini menunjukkan cara baru untuk mendongkrak kemampuan memecahkan masalah di bawah tekanan dan mungkin memiliki implikasi penting untuk memahami bagaimana penegasan diri meningkatkan prestasi akademik di lingkungan sekolah.
Luar biasa bahwa Jojo mampu juara dalam selang waktu hanya sepekan. Dan kebanyakan dilalui dalam pertandingan rubber set atau tiga game. Pada satu sisi, ini adalah juara beruntun pertama dari Jojo setelah dia keluar pelatnas di bulan Mei lalu. Artinya hampir 5 (lima) bulan Jojo menjadi pemain professional, dan baru kali ini memetik hasilnya. Pada tahap awal keprofesionalan mungkin masih belum terbiasa, karena harus mengurus sendiri keperluan mengikuti rangkaian turnamen luar negeri. Di lima bulan kemudian baru mengetahui siklus dan barangkali suka duka menjadi pemain pro.
Kita harapkan pada sisi lain Jojo menemukan kembali efektifitas dan efisiensi permainan seperti saat dia menjadi juara Asian Games 2018 (di usia belia yaitu 21 tahun) atau kedewasaan bermain layaknya menjadi tunggal kedua di Thomas Cup 2021 lalu. Salah satu partai fenomenal ketika itu adalah Jojo mengalahkan Anders Antonsen di semifinal (sehingga tim Indonesia memimpin 2-1) dalam partai hampir 1½ jam.
Di Denmark open, hanya 1 kali Jojo bermain straight game, lainnya rubber set. Seminggu sebelumnya di Korea Open, Jojo sebanyak 2 kali straight, lainnya rubber game. Dari dua turnamen ini pada babak semifinal dan final pasti dilalui dengan 3 (tiga) game. Di kedua turnamen tersebut, semifinal bertemu dengan bintang masa depan dunia usia 20 tahun, yakni Alex Lanier dari Perancis dan Alwi Fahlan dari Indonesia. Semoga ini memang menandakan fisik Jojo kembali prima.
Saat ini Jojo telah juara -bahkan dua pekan berturutturut. Chico Aura Dwi Wardoyo sebulan lalu juga juara di turnamen BWF Tour Super 100 Indonesia Masters 2025 di Pekanbaru, Riau tanggal 21/9/2025. Keduanya adalah pemain non pelatnas.
Kemarin ada 4 (empat) pemain PBSI yang memutuskan keluar dari pelatnas, dan beralih ke pro. Mereka adalah Yeremia Rambitan, Rinov Rivaldy, Pitha Haningtyas Mentari, dan Lisa Ayu Kusumawati. Melihat prestasi Jojo dan Chico, ternyata menjadi pemain profesional merupakan pilihan yang bagus.
ditulis oleh Yuni Andono Achmad SE ME, pemerhati bulutangkis dari Bogor, Jawa Barat



