Selasa, Januari 14, 2025
BerandaHeadlineMUI akan Terbitkan Buku Profil Ulama Kota Pekanbaru

MUI akan Terbitkan Buku Profil Ulama Kota Pekanbaru

Pekanbaru (Nadariau.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru akan menerbitkan buku profil ulama dan tokoh yang ikut menjadi panutan dalam penyebaran Agama Islam di Kota Pekanbaru. Sebelum penerbitan buku tersebut, MUI menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mengkaji penyempurnaan buku profil ulama tersebut, di Kantor MUI Pekanbaru, Kamis (26/12/2024).

Acara FGD dibuka oleh Ketua MUI Pekanbaru Prof Dr H Akbarizan
didamping Sekum Dr Erman Gani. Nara Sumber yang juga sebagai penyusun buku yaitu Ketua Komisi Penelitian MUI Pekanbaru Dr Sri Nurhayati, Dr Mashuri. Kemudian FGD turut dihadiri oleh pengurus harian MUI Pekanbaru dan para awak media.

Ketua MUI Kota Pekanbaru, Prof Dr H Akbarizan, mengatakan bahwa proses pembuatan buku ini telah memakan waktu dua tahun. Para petugas dari bidang peneliti telah bekerjakeras mengumpulkan data dari anak cucu para ulama untuk di tulis.

“Maka dari itu, sebelum buku ini dicetak, kami mengadakan FGD untuk memastikan isinya sempurna. Kami harap diskusi ini melahirkan usulan dan masukan yang bermanfaat,” ujarnya.

Buku ini membahas profil 33 ulama yang ada dan sudah tiada. Artinya, profil ulama yang dibuat khusus untuk para ulama yang sudah wafat. Akbarizan menambahkan, bahwa buku ini adalah yang pertama di Pekanbaru dan merupakan hasil kerja keras tim bidang peneliti MUI.

“Kami berterima kasih kepada tim yang telah bekerja ekstra keras menghimpun data para ulama. Semoga buku ini bisa menjadi referensi sejarah keulamaan di Pekanbaru,” pungkasnya.

Sementara, Ketua Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Kota Pekanbaru, Dr Hj Sri Nurhayati, didampingi sekretaris Dr Mashuri, menjelaskan bahwa awalnya tim telah mendata sebanyak 33 ulama. Namun, hanya 27 nama yang datanya dinilai valid. Beberapa nama lainnya data belum ditemukan.

“Masih terbuka untuk menambah nama dalam buku ini, asalkan datanya lengkap dan valid. Oleh karena itu, FGD ini kami gagas agar muncul ide-ide baru,” kata Sri.

Diskusi berlangsung menarik. Beberapa peserta mengkritisi kriteria ulama yang digunakan. Munazlen Nazir dari medialokal.co menilai perlu ada pemisahan yang tegas antara ulama dan umara dalam buku tersebut.

“Contohnya, Tennas Effendi adalah seorang budayawan, bukan ulama. Begitu juga dengan Herman Abdullah, yang lebih dikenal sebagai umara. Perlu ada kejelasan definisi ulama di buku ini,” katanya.
Sri menjelaskan, kriteria ulama telah melalui analisis mendalam, namun masukan dari peserta akan menjadi bahan evaluasi tim peneliti.

Kemudian, buku “Profil Ulama Pekanbaru,” yang dijadwalkan terbit tahun depan. Buku ini diharapkan menjadi kontribusi penting dalam mendokumentasikan perjalanan dakwah di Kota Pekanbaru.

“Kami berterima kasih atas masukan ini. Semoga saat buku dicetak, semua sudah sesuai harapan. Seluruh ide-ide dalam diskusi ini akan dirapatkan kembali bersama tim peneliti dan penyusun buku,” ujar Sri. (alin)

 

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer