Oknum Guru PNS Di Ujung Tanjung Di Duga Aniaya Anak Di Bawah Umur, Kadisdik Dan Kabid SMA Provinsi Riau Bungkam

Rokan Hilir, Nadariau Com – Oknum Guru PNS SMA Tanah Putih Tanjung Melawan, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau di duga melakukan aniaya anak dibawah umur berusia (12) Tahun.

 

Akibat dugaan perbuatan yang kurang terpuji itu akhirnya ayah korban dan korban bersama beberapa pihak Polres Rohil turun ketempat olah TKP untuk menerangkan kejadian yang dialami korban.

 

Hal itu disampaikan oleh ayah korban Dermawan (40) melalui via handphone Kamis 05 Mei 2022.

 

” Kami tadi bersama beberapa anggota Polres Rohil turun di TKP di Ujung Tannjung, kepenghuluan Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih Sedinginan, Lebih kurang pukul 14, 00 WIB,” katanya.

 

Dia menceritakan kejadian dugaan penganiayaan yang di lakukan oleh oknum Guru tersebut bermula 20 April 2022, sekira pukul 16 : 50 Wib, saat itu anaknya mau membeli takjil untuk berbuka puasa menggunakan sepeda bersama temannya.

 

” pas di depan mobil oknum PNS anak saya turun dan berbelok dari arah samping mobil itu. Namanya anak-anak entah nampaknya batu kerikil cantik di ambilnya posisi batu itu tidak jauh dari ban mobil oknum PNS itu. Dipikir Ibuk ini jongkok itu tadi mengempeskan ban mobilnya,” Jelasnya.

 

Dermawan mengatakan, oknum PNS itu datang mengejar dan menghampiri anaknya, padahal anaknya sudah jauh dari mobil itu lebih kurang jaraknya 5 meter.

 

” Itulah dituduhnya anak saya mengkempeskan ban mobil itu. Anak saya merasa tidak ada mengkempeskan langsung ditangkapnya leher baju anak saya di situlah dijinjing dan di pukulnya anak saya,” akuinya dengan nada kesal.

 

Dermawan mengaku, oknum Guru PNS itu Memasuki 3 toko yang ada di Ujung Tanjung di Kecamatan Tanah Putih Sedinginan, menanyakan “anak siapa ini sambil menarik baju leher anaknya dan sambil memukul”

 

Tidak hanya memukul melainkan ” menampar dan memaki anaknya”

 

” Banyak saksinya disitu pak,” Jelasnya.

 

Terungkapnya kejadian dugaan Penganiayaan tersebut di karenakan ada orang datang kerumahnya mengasi tau.

 

” jadi setelah istri saya datang ketempat kejadian ternyata anak saya tadi sudah di selamatkan tetangga saya, waktu itu saya Mandah di ladang,” Bebernya.

 

Selain itu tetangga Dermawan juga menolong anaknya di tempat kejadian yang dimaksud, antara tetangganya dan oknum Guru itu sempat tarik menarik.

 

Bahkan, Tetangganya ngomong ” ibuk kok begitu kali buk kalau masalah ban saya yang bertanggung jawab jangan Ibuk takut apanya yang rusak”

 

Lalu Ibuk itu ngomong ” ini entah anak siapa ban mobil saya di kempeskannya” Setelah di cek kebengkel ban mobil itu ternyata tidak kempes akan tetapi kurang angin.

 

” Namanya ban mobil pribadi kan tipis bannya. Kadang kadang sekilas nampak kempes ternyata ban mobil itu tidak kempes kurang angin. Orang bengkel pun ada bersaksi, orang bengkel itu yang pompa dan membuka pentel bannya orang bengkel itu bilang kepayahan,” Terangnya.

 

Dermawan berpesan sebagai guru pendidik anak sekolah mestinya tidak seperti itu, banyak cara lain yang harus dilakukan, paling tidak di bawa atau di jumpai kedua orang tuanya untuk meminta pertanggung jawaban.

 

” Enggak harus dipukuli di depan orang apa lagi anak ini masih dibawah umur kelakuannya itu macam maling anak saya, malu saya. Apa lagi kejadiannya di daerah lingkungan rumah saya, dimana harga diri saya sebenarnya,” Cutesnya dengan nada marah.

 

Dia berharap dugaan kasus penganiayaan yang dialami anaknya yang masih di bawah umur itu secepatnya di proses Polisi.

 

” Jika tidak tidak di proses ini secepatnya, bisa menjadi polemik dikalangan masyarakat karena anak saya ini masih di bawah umur,” Tutupnya.

 

Sementara itu untuk memastikan informasi tersebut media ini mencoba mencari nomor yang diduga bersangkutan.

 

Setelah di hubungi melalui via tlpon WhatsApp tidak menjawab.

 

Kesempatan yaang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Riau Kamsol di hubungi melalui via tlpon WhatsApp tidak menjawab.

 

Begitu juga dengan Kepala Bidang (Kabid) SMA Disdik Riau, Aristo, M Pd, saat di konfirmasi di pesan WhatsApp ceklis 2, di tlpn 2 kali tidak diangkat, padahal di pesan WhatsApp hanya untuk konfirmasi.

 

Sebelumnya ayah korban juga sempat mempublikasikan melalui disalah satu grup Facebook