Pekanbaru (Nadariau.com) – Hal yang sudah berbahaya, sekitar 4000 orang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Pekanbaru.
Penyebaran virus ini diduga akibat kurangnya pengawasan dan/atau terjadi pembiaran seks bebas di Kota Madani. Atas kasus ini, Pemerintah Kota Pekanbaru harus bisa memberikan perhatian khusus demi menyelamatkan penduduknya kedepan.
Sebagai upaya pencegahan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau melakukan rapat koordinasi terbatas dengan Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi, di Komplek Perkantoran Tenayan Raya. Tujuannya untuk mencari solusi penurunan kasus HIV/AIDS.
“Di Provinsi Riau ada 6.000 kasus penderita HIV/AIDS. Sementara 4.000 orang penderitanya adalah warga Kota Pekanbaru,” kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Riau dokter Sri Suryaningsih, Sabtu (30/1/2021).
Dokter Sri berharap penderita HIV-AIDS khsusnya di Kota Pekanbaru bisa terus ditekan meskipun saat ini tidak ada kasus meninggal terbaru akibat HIV/AIDS.
Dari pemantauan yang dilakukan pihaknya, disebutkan dokter Sri banyak dari Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang berkeliaran di Pekanbaru sehingga mesti mendapat perhatian serius dari pemerintah kota.
“Artinya, mereka belum mau berobat. Padahal, pemerintah sudah menyediakan pengobatan,” ucapnya.
Sementara Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi mengaku ingin berpartisipasi dengan KPA Riau dalam menekan angka penderita HIV/AIDS.
“Melalui kerjasama dan saling koordinasi kita bisa menurunkan kasus HIV/AIDS di Kota Pekanbaru,” kata Ayat. (af)