[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Pekanbaru (Nadariau.com) – Ratusan mahasiswa BEM Univeristas Riau (UR) menggelar aksi demo di depan kantor PT Pertamina Persero Branch Marketing Riau, di Jalan Sisingamaraja Pekanbaru, Rabu (28/03/2018).
Mahasiswa menuntut Pertamina untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Riau. Karena masyarakat Riau belum siap menerima kenaikan harga BBM.
Mahasiswa menilai, selama ini bahwa pemerintah hanya diam saja melihat kenaikan harga bbm. Mereka menganggap pemerintah tidak perduli dengan rakyat.
Kemudian massa aksi mengancam akan bermalam di kantor PT Pertamina (Persero) tersebut. Selain itu massa juga menutup jalan Sisingamaraja, sehingga akses lalu lintas jalan terganggu.
Ancaman ini dikeluarkan karena pimpinan perusahaan plat merah di Pekanbaru atau perwakilan dari Pertamina itu tidak turun menemui massa aksi.
Massa bahkan mengancam akan menyegel kantor perusahaan plat merah itu. Supaya aktifitas kantor tidak berjalan.
“Sebab aksi ini dilakukan karena PT Pertamina (Persero) telah menetapkan kenaikan harga BBM jenis pertalite beberapa waktu lalu, lebih tinggi dari provinsi tetangga,” kata salah seorang orator dalam aksi.
Sebagai perwakilan rakyat, mahasiswa ini meminta Pertamina memberikan penjelasan logis terhadap kondisi demikian. Agar mahasiswa ini bisa menyampaikan kembali kepada rakyat di Riau.
Karena tidak ada perwakilan PT Pertamina menemui massa, maka mahasiswa semakin lama berorasi di sana. Di tengah berjalannya aksi, sekitar pukul 15.19 WIB jumlah massa aksi bertambah setelah perwakilan dari BEM UR datang ke lokasi tempat berlangsungnya aksi demonstrasi.
Pantauan media dilapangan, hingga saat ini kantor Pertamina di Jalan Sisingamaraja mendapat kawalan ketat dari aparat kepolisian.
“Diakui kami merasa sangat dibebankan dengan kebijakan dinaikkannya harga BBM. Tak ada gunanya Perda pajak pertalite yang kini tengah di rumuskan dewan kalau harga bahan bakar juga tetap naik,” ujar mahasiswa tersebut.
Hingga berita ini dinaikkan aksi unjuk rasa tengah berlangsung. (ari)