[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Pertumbuhan asset itu secara nominal adalah pada akhir tahun 2016 sebesar Rp 21.221 T bertumbuh menjadi Rp 25.492 T pada akhir tahun 2017 atau meningkat sebesar Rp 4.3 T.
Untuk BOPO Bank Riau Kepri pada akhir tahun 2017 yaitu sebesar 78,1 % dan hal itu jauh lebih efisien dibandingkan dengan perbankan pada buku II secara nasional yaitu sebesar 85,65 %.
BOPO merupakan perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan ini merupakan ukuran efisiensi suatu bank.
BOPO Bank Riau Kepri dibandingkan dengan 4 BPD lainnya di Sumatera yang sama-sama memiliki asset diatas Rp 20 T, dimana Bank Riau Kepri secara relatif lebih efisien dibandingkan 4 BPD tersebut.
Mengenai penanganan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet Bank Riau Kepri berhasil membukukan NPL gross sebesar 3,92 % dan NPL net sebesar 0,16 %. Â Ini merupakan upaya terbaik menekan kredit macet dibandingkan dengan NPL tahun 2015 dan 2016.
Baca :Â Â Bank Riau Kepri Bukukan Laba Bersih Tahun 2017 Rp 454.395 Miliar
Gubernur Kepulauan Riau yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Riau Dr TS Arif Fadila memberikan apresiasi terhadap kinerja gemilang Bank berlogo tiga layar terkembang ini.
Dimana dalam kondisi ekonomi yang relatif menurun di kawasan Riau dan Kepri namun Bank Riau Kepri masih bisa meningkatkan pertumbuhan labanya.
Mengenai kinerja Unit Usaha Syariah Bank Riau Kepri yang sebentar lagi akan berubah wajah menjadi BUS ( Bank Umum Syariah), ternyata dalam dalam tahun 2017 menorehkan kerja gemilang, dimana Aset menunjukkan peningkatan yang sangat pesat dibandingkan pada 5 tahun terakhir.
Aset tahun 2017 (Rp 2,3 Triliun) tumbuh sebesar 62,68 % dibandingkan tahun 2016 (Rp 1,4 Triliun). Kinerja Syariah dari segi Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan peningkatan pesat pada 5 tahun terakhir.
DPK tahun 2017 (Rp 1,9 Triliun) tumbuh sebesar 95,89% dibandingkan tahun 2016 (Rp 1 Triliun). Pembiayaan yang diberikan (PYD) menunjukkan peningkatan pada 5 tahun terakhir. PYD tahun2017 (Rp 1,4 Triliun) tumbuh sebesar 43,78% dibandingkan tahun 2016 (Rp988,8 Miliar).
Kredit Bermasalah tahun 2017 menunjukkan perbaikan, dimana NPF tahun 2017 (5,05%) turun dibandingkan tahun tahun 2016 (7,56%). Laba yang diperoleh menunjukkan peningkatan pada 3 tahun terakhir.
Laba tahun 2017 (Rp31,3 Miliar) meningkat dibandingkan tahun 2016 (Rp 13,6 Miliar) dan tahun 2015 (Rp 6,4 Miliar).