Bantah Lakukan Pelecehan Seksual, Gubernur BEM FISIP UNRI Tetap Jalani Pemeriksaan

Pekanbaru (Nadariau.com) – Gubernur Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Riau (UNRI), berinisial GA membantah tudingan telah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa orang mahasiswi. Bahkan GA mengaku tak tahu siapa korban dan alat bukti dari tuduhan tersebut.

“Untuk itu saya belum tahu siapa korban dan buktinya,” kata GA saat dikonfirmasi lewat telephone, Sabtu (24/09/2022).

GA secara tegas membantah melakukan kekerasan seperti yang dituduhkan. Dia juga mengaku tidak ada memaksa orang atau memegang tubuh seseorang secara verbal.

“Itu enggak (soal kekerasan seksual). Saya tidak ada memaksa atau memegang orang secara verbal,” kata GA.

Meskipun begitu, ia mengaku akan segera menyelesaikan persoalan tersebut secara kelembagaan. Mengingat sampai saat ini dirinya belum ada koordinasi dengan para pihak baik korban atau pendamping.

Sebelumnya kasus dugaan kekerasan tersebut mencuat setelah diposting oleh akun Instagram @bemfisipunri. Postingan itu terkait pernyataan sikap adanya kasus kekerasan seksual yang kembali terjadi di kampus tersebut.

“Sehubungan dengan laporan mengenai dugaan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh GA, selaku Gubernur Mahasiswa BEM Fisip Unri periode 2022/2023 terpilih. Laporan tersebut telah masuk oleh korban yang melapor kepada Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Riau,” tulis postingan tersebut, seperti dilansir detik.com

Dalam postingan tersebut tertuang poin-poin terkait insiden yang terjadi. Pertama soal BEM Fisip yang berpihak kepada korban yang trauma hingga memastikan kasus dapat pendampingan hingga tuntas.

Wakil Ketua BEM Fisip, Rifki Mulya Nauli Siregar mengatakan kasus tersebut telah dilaporkan kepada Satgas PPKS Unri. Rifqi yang menerima laporan langsung mendampingi korban.

“Saat ini surat laporan sudah resmi naik ke Satgas PPKS Unri atas nama saya. Saat ini kami serahkan kepada Satgas, ini tentunya mencoreng moralitas,” kata Rifki.

Rifki menyebut korban mengaku awalnya lewat pesan singkat WhatsApp. Setelah laporan diterima langsung ditindaklanjuti lebih dalam dan diputuskan dilaporkan ke Satgas PPKS Unri.

“Untuk korban mohon maaf tidak bisa kita sampaikan detailnya. Intinya dia mengadu ke saya, dia menghubungi langsung lewat WhatsApp. Termasuk kejadian nanti biar Satgas PPKS saja,” katanya.

Setelah didalami, Rifki memastikan korban tidak hanya satu mahasiswi. Ada korban lain yang juga melapor menjadi korban dari kekerasan seksual yang dilakukan GA.

“Korban yang jelas lebih dari satu orang. Kalau dari korban itu tidak ada ke arah situ (lapor polisi), karena sanksi administratif nanti (tujuannya),” katanya.(sony)