Inovatif, Napi Lapas Bangkinang Dibekali Pelatihan Produksi Makanan Didalam Penjara

Bangkinang (Nadariau.com) – Narapidana atau Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bangkinang, terus berinovasi dan berkreasi didalam penjara. Kurungan badan tidak membuat mereka berdiam diri, namun bisa melakukan Kegiatan bermanfaat, diantaranya mampu memproduksi bakso, abon, hingga martabak.

Kepala Lapas Kelas II A Bangkinang, Sutarno menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya dari jajarannya untuk melatih dan membentuk Warga Binaan menjadi pribadi mandiri dan produktif.

“Tak hanya mampu membudidayakan saja, wargabinaan juga kita persiapkan untuk mampu mengolah hasil budidaya menjadi produk yang siap bersaing dipasaran”, kata Sutarno, Selasa (30/08/2022).

Tujuannya, lanjut Sutarno, agar Warga Binaan memiliki bekal ilmu baik teori maupun praktek, Sehingga, setelah bebas nanti, mereka dapat menerapkan ilmu dan kemampuan yang diperoleh menjadi sumber mata pencarian.

“Sumber modal kegiatan ini berasal dari Koperasi Pegawai Lapas Bangkinang. Produknya kemudian dipasarkan bagi WBP dan masyarakat sekitar. Keuntungan yang diraih sebahagian diberikan kepada WBP penghasil produk, ada juga disetorkan ke negara sebagai PNBP, dan sisanya masuk ke kas koperasi,” kata Sutarno.

ES (48) salah seorang wargabinaan kasus narkotika yang menjadi salah satu pembuat bakso, mengaku terharu. Dirinya selain diberikan ilmu pengetahuan juga merasa senang dengan adanya Produk Kresna ini. Sebab dirinya dapat melepas kerinduannya merasakan nikmatnya makan bakso dan abon.

“Saya merasa senang, karna sudah cukup lama tidak makan bakso. Dengan adanya lapak bakso hasil kreasi wargabinaan ini, dapat mengobati kerinduan menikmati bakso. Apalagi di musim hujan seperti saat ini, kami sangat bersyukur bisa merasakan makanan yang bervariasi. Rasanya juga luar biasa, tak kalah dengan bakso yang ada diluar,” kata ES.

Sementara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Jahari Sitepu, mendukung penuh kegiatan pembinaan kemandirian Warga Binaan oleh lapas dan rutan di Riau.

“Masyarakat harus mengetahui bahwa sekarang lapas memegang peranan penting dalam membina warga binaan. Ditempat ini, mereka kita berikan keterampilan agar bebas nanti bisa menjadi manusia yang mandiri. Tak heran, saat ini banyak kita temui produk berkualitas dari lapas atau dirutan di Riau. Ada songket, tenun, jas hujan, produk pertanian dan peternakan, bahkan produk kuliner. Oleh sebab itu butuh dukungan kita semua, membantu memviralkan produk buatan narapidana, agar dapat lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas,” katanya.

Sebelumnya, mereka telah menerima pelatihan pengolahan hasil budidaya ikan dan ternak lainnya menjadi produk yang siap dipasarkan, serta pelatihan tata boga. Dari pelatihan tersebut, kegiatan budidaya ikan dan ternak lainnya di lakukan, dan kemudian dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan bakso dan abon.

Karya yang diberi nama Kreasi Narapidana, atau disingkat Kresna ini menghasilkan sejumlah produk seperti bakso ikan, bakso ayam, abon ikan, abon ayam, dan martabak manis.

Pelatihan dan penerapan kegiatan ini dibagi kepada warga binaan yang memiliki daya tarik dan keinginan terhadap hal ini. Mereka yang tertarik akan bakso akan dilatih hingga mampu, begitu juga dengan yang tertarik terhadap abon dan martabak manis. Jika saat ini jumlahnya masih terbatas, diharapkan kedepan akan lebih banyak yang berminat, terutama untuk mengembangkan kemandirian dalam diri.(wan/sony)