Jumat, Maret 21, 2025
BerandaHeadlineMiftahudin Tenang Cuci Darah Dengan BPJS Kesehatan

Miftahudin Tenang Cuci Darah Dengan BPJS Kesehatan

Pekanbaru (Nadariau.com) – Miftahudin, seorang wirausaha asal Pekanbaru ini kini harus cuci darah dua kali seminggu. Pasalnya, Miftahudin divonis gagal ginjal pada pertengahan tahun 2017 silam. Diceritakan olehnya, sehabis merayakan Hari Raya Idul Fitri pada tahun 2017, ia kesulitan berjalan. Keluarga pun membawa Miftahudin berobat yang oleh dokter dinyatakan Miftahudin mengalami gagal ginjal. Miftahudin dan keluarga cukup terpukul dengan berita itu.

Sepengetahuan mereka, gagal ginjal termasuk penyakit yang cukup serius, pengobatan, hingga ke biaya-biayanya. Banyak teman-teman Miftahudin yang mengidap penyakit yang sama, sudah lebih dulu meninggalkan dunia ini.

“Ini cukup berat bagi saya,” aku Miftahudin mengenang masa itu.

Miftahudin memang akan selalu terikat pada aktivitas hemodialisa atau cuci darah sebagai penyambung hidupnya. Menjelang jadwal cuci darah, kondisinya bisa sedikit lemas, tidak bisa terlalu beraktivitas. Kadang sesak juga dialaminya. Oleh karena itu, pria yang tinggal di Jalan Unggas Pekanbaru ini memilih hari setelah jadwal cuci darah untuk bertemu dengan Tim Jamkesnews dari BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru agar bisa lebih sehat.

“Bagi kami pasien gagal ginjal, cuci darah itu menjadi kebutuhan sepanjang hidup. Kegiatan terlalu berlebihan pun mampu membuat saya sesak, seperti minum terlalu banyak misalnya. Karena ginjal sudah kehilangan kemampuannya untuk menyaring cairan dan sisa-sisa makanan,” ungkap Miftahudin. Selain cuci darah dua kali seminggu, ia juga menerima suntikan Hemogoblin (Hb) satu kali seminggu dan kontrol dokter penyakit dalam satu kali sebulan dan obat untuk satu bulan.

Miftahudin sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan dengan segmentasi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri sekitar tahun 2014 saat BPJS Kesehatan mulai beroperasi. Sayangnya di tahun 2015, Miftahudin sempat mengidap penyakit jantung.

“Iya, 2015 saya sempat sakit jantung, tensi juga tinggi dan saya langsung dibawa ke ICU. Keluarga langsung menggunakan BPJS Kesehatan saja saat itu. Dan saat pulang, bermaksud untuk membayar, kasir menyatakan pengobatan saya gratis, tidak ada iur biaya sepersen pun,” kenangnya.

Untuk itu Miftahudin merasa tenang meski saat ini ia menjalani pengobatan cuci darah, suntik Hb, hingga konsumsi obat. Karena sepengetahuannya, untuk sekali cuci darah itu saja variatif berkisar di Rp 800.000,- hingga Rp 1.500.000,- sekali cuci darah. Bayangkan itu dilakukannya sepanjang hidup, berapa rupiah yang harus ia keluarkan jika tanpa BPJS Kesehatan.

“Saya sangat terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan ini. Saya bisa fokus berobat tanpa perlu memikirkan untuk lebih dulu mempersiapkan uang untuk cuci darah. Cerita tentang pengalaman berkesan selama menggunakan BPJS Kesehatan, suatu ketika saya pernah kumat, dan untuk ke RS Syafira tempat saya biasa cuci darah jauh. Saya dibawa ke RS Umum dan ternyata, tetap dilayani dengan baik. Tidak ada istilah dipersulit,” ujar Miftahudin sumringah. (ind)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer