Ashraf Ghani Kembali Terpilih jadi Presiden Afghanistan

Afghanistan (Nadariau.com) – Komisi Pemilu secara resmi mengumumkan Ashraf Ghani terpilih lagi sebagai Presiden Afghanistan untuk periode keduanya. Dalam Pilpres Afghanistan ini, Ghani meraih 923.592 suara atau 50,64% atas rivalnya Abdullah Abdullah dengan perolehan suara 720.841 suara, atau 39,52%.

“Komisi pemilihan… menyatakan Ashraf Ghani, yang telah memenangkan 50,64 persen suara, sebagai presiden Afghanistan,” kata ketua komisi pemilihan Hawa Alam Nuristani pada konferensi pers di Kabul, seperti dikutip AFP, Selasa (18/2/2020).

“Semoga Tuhan membantunya dalam melayani rakyat Afghanistan…saya juga berdoa agar perdamaian datang ke negara kami,” tambahnya.

Hasil pemilu Afghanistan baru dirilis Selasa waktu setempat, sejak pemilihan yang berlangsung 28 September 2019. Hasilnya telah ditunda selama hampir lima bulan setelah tuduhan kecurangan pemilihan dari saingan utama Ghani, Abdullah Abdullah yang memaksa penghitungan ulang.

Penundaan itu membuat Afghanistan menghadapi krisis politik tepat ketika AS mencari kesepakatan dengan Taliban yang akan memungkinkannya menarik pasukan dengan imbalan berbagai jaminan keamanan dan janji bahwa gerilyawan akan mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Jika semuanya berjalan baik, maka Ghani kemungkinan akan menjadi orang yang duduk di seberang Taliban di meja perundingan dalam upaya untuk memetakan masa depan Afghanistan.

Awal pekan ini, tim Abdullah mengatakan mereka tidak akan menerima hasil penipuan. Wakil presiden saat ini Abdul Rashid Dostum, yang juga mantan panglima perang Uzbekistan yang kuat dan sekutu Abdullah, juga mengancam akan membentuk pemerintah paralel jika hasil pemilu yang curang diumumkan.

Abdullah kalah dari Ghani pada tahun 2014 dalam pemilihan yang memecah belah yang melihat AS campur tangan untuk menengahi kesepakatan pembagian kekuasaan yang canggung antara kedua rival.

Hampir satu juta dari 2,7 juta suara awal dibersihkan karena ketidakberesan, yang berarti pemilihan melihat sejauh ini jumlah pemilih terendah dari setiap jajak pendapat Afghanistan.

Pada akhirnya, hanya 1,8 juta suara dihitung -jumlah kecil mengingat perkiraan populasi Afghanistan 35 juta dan 9,6 juta pemilih terdaftar. (detik/nrc)