BPJS Kesehatan Turun Kampung ke Desa Songan, Desa Adat Sarat Wisata Alam

BPJS Kesehatan Turun Kampung ke Desa Songan.

Pekanbaru (Nadariau.com) – Desa Songgan merupakan salah satu dari desa kekhalifahan – sistem pemerintahan adat – Batu Songgan, yang berada pada zona inti Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Provinsi Riau. Beberapa tujuan wisata seperti rumah pohon, Air Terjun Batu Bolah, hingga pesona hutan alam asri dapat dinikmati selama perjalanan menuju Desa Batu Songgan, Kabupaten Kampar.

Desa Batu Songgan masih menjunjung tinggi hukum adat, di antaranya masih adanya kepercayaan atas keberadaan datuk/harimau yang berperan sebagai penjaga hutan mereka. Untuk pengelolaan sungai dikenal istilah lubuk larangan, yakni sebuah metode dalam memanen ikan di Sungai Subayang – anak sungai Kampar.

Desa Songgan dapat dicapai menggunakan perahu yang hanya dapat diakses dari Desa Gema, Kecamatan Lipat Kain, Kabupaten Kampar yang merupakan desa terakhir untuk menuju ke bagian hulu Sungai Kampar.

Ke Desa Batu Songgan inilah BPJS Kesehatan melaksanakan kegiatan BPJS Kesehatan Turun Kampung dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) BPJS Kesehatan Ke-51 bersama rombongan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar (Dinkes Kampar).

Sesampainya di Desa Batu Songgan, rombongan BPJS Kesehatan dan Dinkes Kampar segera menuju Balai Desa di mana sebagian besar warga desa sudah ramai berkumpul. Suasana tidak begitu gaduh. Sayup-sayup alunan alat musik khas Desa Batu Songgan terdengar. Sebelum acara dimulai, rombongan dan warga dipersilakan menyantap makan siang dengan hidangan khas Desa Batu Songgan, Sambal Bakacau.

Sambal Bakacau terdiri dari ikan pantau sungai yang diaduk lepas setelah cabe hijau atau cabe merah giling dimasak di atas minyak panas terlebih dahulu.

Acara pun dimulai. Dalam kesempatan yang diberikan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, Dedy Sambudi, S.KM., M.Kes. mengatakan bahwa pihaknya hadir bersama BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru dan Kedeputian Wilayah dalam rangka BPJS Kesehatan Turun Kampung. Menurutnya, kegiatan seperti ini dapat sekaligus bersinergi dengan program kesehatan yang ada di Dinkes khususnya Dinkes Kampar.

“Sengaja kami gabungkan antara Dinkes dan BPJS Kesehatan untuk sosialisasi dan layanan pengobatan. Selain silaturahim, ada juga pengobatan kesehatan. Juga pemeriksaan penyakit tidak menular hingga fogging. Saya berharap kunjungan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan ke depan Dinkes akan selalu bersinergi dengan BPJS Kesehatan,” tutur Dedy.

Sebelum kegiatan sosialisasi program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dipaparkan oleh Deputi Direksi Wilayah BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Sumbagteng Jambi, Siswandi, Kepala Desa (Kades) Batu Songgan, Indusri, berkesempatan memberikan beberapa informasi. Dengan 447 warga Desa Batu Songgan yang ia pimpin, baru sekitar 241 warga yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

“Jadi, masih ada sekitar 40% yang belum menjadi peserta JKN-KIS. Silakan nanti bertanya apa persyaratannya untuk menjadi peserta JKN-KIS. Bagi yang tidak mampu, bisa dilengkapi syaratnya dan datanya diberikan secara kolektif kepada saya.

Bisa ditanggung melalui APBN, atau bisa juga melalui APBD integrasi daerah. Jangan tunggu sakit, atau ingat BPJS Kesehatan saat sudah di rumah sakit atau sudah melihat tagihan rumah sakit. Jadi mulai sekarang kita harus tahu dan paham tentang BPJS Kesehatan. Karena kini tanpa bpjs kita tak bisa berobat,” terang Indusri.

Setelah selesai memaparkan materi dan menanggapi warga atas pertanyaan yang mereka lontarkan, Deputi Direksi Wilayah BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Sumbagteng Jamni, Siswandi, sekaligus memberikan bantuan organization social responsibility (OSR) berupa seperangkat peralatan olahraga, seperti bola voli, bola kaki, bola takraw hingga kostum olahraganya. (ind)