Solok (Nadariau.com) – Banjir bandang menerjang wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada Kamis malam 6 September 2018.
Dua warga setempat dilaporkan meninggal dunia gara-gara air bah itu, satu di antaranya dikenali bernama Amik, warga Balai Pinang.
Namun, menurut aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, kedua korban tewas bukan karena hanyut setelah permukiman mereka diterjang banjir bandang melainkan karena syok. Sebab mereka disebut memiliki riwayat penyakit jantung.
“Dua warga yang meninggal itu, bukan terseret air bah, namun lantaran keduanya memiliki riwayat jantung. Meninggal karena kaget,” kata Rumainur, Kepala Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Sumatera Barat, seperti dikutip dari viva.co, Jumat (07/09/2018).
BPBD melaporkan juga, bahwa bencana yang melanda kawasan Bukit Sileh dan Arosuka di Kabupaten Solok itu melukai empat warga lain, beberapa didiagnosis hipotermia.
Berdasarkan data termutakhir BPBD, ribuan warga di kawasan itu terdampak.
Namun kondisi relatif normal. Warga dibantu dengan petugas gabungan sudah mulai membersihkan sisa material yang terbawa arus air bah, seperti lumpur dan benda-benda lain.
Dari ribuan warga terdampak itu, kata Rumainur, terdata sebanyak 875 jiwa dengan satu di antaranya meninggal dunia di Nagari Muaro Paneh, 750 jiwa di Jorong Koto Panjang, 205 jiwa di Jorong Koto Kaciek, 362 jiwa di Jorong Tapi Ayie, Nagari Kinari, 357 jiwa di Jorong Pamujaan, 365 jowa di Jorong Bungo Harum dan 323 di Jorong Glg Tinggi.
Data itu masih bersifat sementara karena BPBD masih memeriksa ulang kondisi di lokasi terdampak bencana.
BPBD juga berupaya menyalurkan logistik atau kebutuhan mendesak bagi warga yang membutuhkan.
Mengingat curah hujan masih berpotensi tinggi, Rumainur mengingatkan warga yang tinggal di zona merah untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Apalagi kawasan itu terdapat beberapa anak sungai, yang kapan saja bisa meluap. (nrc)