[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Pekanbaru (Nadariau.com) – DPRD Kota Pekanbaru mengaku prihatin atas kelangkaan di Kota Bertuah Pekanbaru. Padahal Pekanbaru merupakan pusat daerah minyak.
Sejak beberapa hari bahkan minggu ini, Bahan Bakar Minyak (BBM) di setiap SPBU yang ada di Kota Pekanbaru sering habis. Sehingga transportasi darat khususnya kendaraan berbahan bakar solar menjadi terganggu.
Oleh sebab itu Anggota DPRD kota Pekanbaru dari Fraksi Golkar, Roni Amriel mempertanyakan kondisi kelangkaan bahan bakar minyak jenis Solar ini kepada Pemko Pekanbaru khususnya instansi terkait.
“Jika BBM Solar ini dibiarkan langka, tentu masyarakat kecil akan menjerit, karena para masyarakat kecil yang hidupnya pas-pasan, menggunakan solar sebagai BBM untuk usahanya maupun transportasi,” kata Roni, Senin (26/03/2018).
Roni menegaskan, bahwa Pemko Pekanbaru maupun Pemprov Riau harus segera menyikapi permasalahan ini dengan segera.
Salah satu cara menyikapinya, pemerintah harus mempertanyakan penyebab dan solusi kelangkaan ini kepada pihak Pertamina. Agar dapat memperjuangkan kehidupan rakyat, terutama rakyat miskin.
Diakui sekarang masyarakat sedang diarahkan beralih menggunakan BBM Dexlite yang harganya lebih mahal. Jika terjadi peralihan BBM tentu akan berdampak pada kenaikan biaya transportasi.
Kemudian ke arah harga kebutuhan pokok yang tentunya juga akan naik karena untuk mengangkut kebutuhan pokok itu menggunakan transportasi.
Menurut Roni, keberpihakan pemerintah dan Pertamina terhadap masyarakat sudah berkurang. Dimana bahan premium kini sudah payah dicari, serta kuotanya terus dikurangi. Sebab pemerintah ingin bahan bakar Permium dialihkan ke Pertalite.
Begitu juga bahan bakar solar nantinya dikurangi kuotanya lalu dialihkan kebahan bakar Dexlite. Jadi, hal inilah yang tidak bisa disetujui.
Seharusnya, kalau mengalihkan bahan bakar tersebut, maka pihak pemerintah dan Pertamina harus melakukan kajian terlebih dahulu. Apakah masyarakat sudah siap atau belum.
“Bukan dengan cara mengurangi kuota bahan bakar lainya, lalu mengalihkan ke bahan bakar lainnya, apalagi mengurangi bahan bakar yang bersubsidi,” ujar Roni. (dra)