[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Sonny menegaskan TNI sangat butuh media. Sebab tanpa media kinerja TNI tidak bisa diketahui oleh rakyat. Seperti kejadian Gempa di Padang tahun 2009 lalu. Pangdam Bukit Barisan sudah bertukus lumut memantau, memeriksa dan membantu penyelamatan korban di setiap sudut daerah kena bencana gempa. Namun tidak pernah diketahui rakyat, karena tidak pernah terekpose ke media.
“Dari kejadian itu maka ada muncul istilah, ‘Allah Maha Tahu, Dunia Perlu Diberi Tahu’. Sebab TNI sangat banyak berbuat, menjaga NKRI, membantu masyarakat terutama saat terjadi bencana alam dan lain-lain. Maka melalui media lah informasi-informasi itu bisa disampaikan,” ujar Sonny.
Sonny menjelaskan, sekarang TNI-Polri memiliki komitmen untuk netral dalam Pilkada. Dan netral itu adalah harga mati. TNI dan Polri tidak boleh terlibat politik dan memiliki jarak yang sama dengan para pasangan calon Pilkada.
Bagi ada ditemukan terlibat, silahkan laporkan ke markas terdekat, maka TNI atau Polri tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan aturan berlaku.
TNI-Polri selalu berjabat tangan, bersinergi dan solit dalam menjalankan tugas. Dengan kesolitan ini TNI-Polri bisa menjaga ketentraman, kenyamanan dan keamanan NKRI. Selain TNI dan Polri, insan pers juga sangat dibutuhkan dalam menjaga kemananan dan kenyamanan negara.
“Tahun 2018 dan 2019 kita masuk dalam masa Pilkada, dimana akan banyak muncul isu agama, suku dan RAS. Diakui kita memiliki kekayaan budaya yang berbeda. Mari kita jadikan perbedaan ini untuk pemersatu bangsa. Antisipasi berita hoax, fitnah dan berita bohong. Supaya rakyat tidak terpecah belah oleh informasi yang disampaikan media,” jelas Sonny yang juga menjabat Ketua Satgas Karhutla Riau.
Ibarat berbalas pantun, Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang juga bercerita pengalamanya bersama Korem 031/Wira Bima. Kenangan pahit, karena pemberitaan beberapa orang wartawan pernah di MOP (Mbikin Orang Panik) dilapangan tembak,oleh mantan Danrem periode masa-masa lalu.