Pekanbaru (Nadariau.com) – Duka mendalam menyelimuti Abdul Hamid, warga Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Ia harus menerima kenyataan pahit, putra laki-lakinya tewas secara tragis usai diduga menjadi korban pengeroyokan massa.
Korban sebelumnya dituduh mencuri, namun keluarga meyakini ada kejanggalan besar di balik peristiwa berdarah tersebut.
Malam sebelum kejadian, Abdul Hamid masih sempat berbincang hangat dengan anaknya. Sang anak bahkan sempat meminta dibelikan nasi goreng kesukaannya.
“Saya pulang kerja sekitar jam 11 malam, anak saya minta dibelikan nasi goreng Minas. Waktu saya keluar rumah, ada orang yang bilang jangan biarkan anak keluar karena ada yang mau mengeroyok,” tutur Hamid dengan suara bergetar, Senin (27/10/2025).
Hamid mengaku sudah memperingatkan anaknya agar tidak keluar rumah malam itu. Namun, menjelang dini hari, ia kehilangan kontak.
“Jam tiga subuh saya pulang, anak saya sudah tak ada di rumah. Saya cari ke kos, juga tidak ada. Paginya saya dapat kabar anak saya di rumah sakit. Ternyata sudah meninggal,” ujarnya lirih.
Dari rekaman video yang diterimanya, Hamid melihat putranya masih hidup saat dikeroyok massa. Wajah sang anak tampak lebam dan mengalami luka serius di kepala.
“Kalau lihat videonya, jelas anak saya masih hidup waktu dipukuli. Sepertinya ada hantaman benda keras di kepala. Saya yakin betul anak saya dikroyok dan dijemput lebih dulu sebelum dianiaya,” ungkapnya penuh emosi.
Tak hanya kehilangan anak, sejumlah barang pribadi korban juga raib setelah kejadian tragis itu.
“Handphone, tas, dan sepatu anak saya hilang. Saya yakin ada yang sengaja menghilangkan barang bukti, karena dari HP itu mungkin bisa diketahui siapa yang membawa anak saya malam itu,” tegas Hamid.
Kini, Abdul Hamid telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Ia berharap penyidik dapat bekerja secara profesional untuk mengungkap siapa saja pelaku yang terlibat dalam kematian anaknya.
“Laporan sudah kami buat ke Polresta dan Polsek Bukit Raya. Saya hanya ingin kasus ini diusut tuntas. Tidak ada kata damai bagi saya. Hukum harus ditegakkan,” ujarnya tegas.
Dengan mata berkaca-kaca, Hamid menuturkan masih sulit menerima kenyataan pahit yang menimpa keluarganya.
“Saya kenal salah satu orang yang ada di lokasi itu, dia juga kenal saya. Tapi kok tega menganiaya anak saya begitu?” ucapnya menahan tangis.
Peristiwa memilukan ini kini tengah ditangani pihak kepolisian. Keluarga besar korban berharap keadilan benar-benar ditegakkan, dan pelaku pengeroyokan segera diproses sesuai hukum yang berlaku.(sony)


