Pekanbaru (Nadariau.com) – Penyidik Ditreskrimum Polda telah memanggil pihak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk diperiksa terkait kelanjutan pengusutan insiden tragis yang merenggut nyawa dua balita di kolam limbah milik perusahaan tersebut, Rabu (28/05/2025).
Hal ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan, saat ditemui Rabu (28/5) di Mapolda Riau.
Pengusutan ini dilakukan setelah dua anak berinisial FSH (4) dan FW (2) ditemukan meninggal di dalam kolam di Dusun Mekar Sari, Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir, Selasa (22/4/2025) pukul 14.00 WIB.
“Hari ini ada dua orang pihak PT PHR kita periksa, mereka itu penanggung jawabnya,” kata Kombes Asep.
Pengusutan kasus ini, lanjut Kombes Asep, baru dilakukan pihaknya lima hari belakangan.
Sejak pengusutan diambil alih Polda Riau, penyidik Ditreskrimum Polda Riau, sebut Asep, sudah mendatangi TKP.
“Anggota sudah ke TKP melihat gambaran,” ungkap Asep.
Penyidik lanjut Asep, sudah mulai melakukan pekerjaannya pada Sabtu (24/5) kemarin.
Hasil pemeriksaan sementara, sebut Asep, patut diduga adanya unsur kelalaian standar operasional yang tidak dilakukan.
“Itu masih dugaan sedang mendalami fakta-fakta itu,” terang Asep.
Sementara ini jelas Asep, informasinya anggota memeriksa kondisi kolam limbah yang disebut telah melalui proses pemisahan limbah padat dan cair. Ia menambahkan, seharusnya limbah hasil pengeboran seperti CMTF (Cuttings Mud Treatment Facility) telah melewati proses treatment dan injeksi hingga tidak lagi mengandung zat beracun sebelum dipindahkan ke tempat penampungan akhir.
“Perlakuan terhadap kolam limbah itu harusnya sesuai SOP, ada rambu-rambu peringatan, pengamanan, dan pengawasan ketat. Semua ini akan kami telusuri. Kami ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas tragedi ini,” tegasnya.
Seperti diketahui, peristiwa tragis ini bermula ketika kedua korban, FSH dan FW, bermain tanpa sepengetahuan orang tuanya. Saat itu, FSH diketahui sedang tidur bersama sang ayah ketika ibunya, Fatimah, pergi ke pasar.
Saat kembali sekitar pukul 13.50 WIB, Fatimah terkejut mendapati anak-anaknya tidak ada di rumah, sementara suaminya masih tertidur.
Dalam keadaan panik, kedua orang tua itu langsung mencari keberadaan anak-anak mereka hingga akhirnya bertemu seorang warga bernama Bintang, yang menunjukkan arah tempat bermain anak-anak.
Namun, saat ayah korban mendatangi lokasi tersebut, ia terkejut melihat kedua anaknya telah terapung tak bernyawa di dalam kolam.
Sang ayah segera masuk ke kolam untuk mengevakuasi jasad anak-anaknya. Warga yang berdatangan pun membantu membawa korban ke puskesmas terdekat, namun sayang nyawa keduanya tidak dapat diselamatkan.(sony)