Jumat, Mei 16, 2025
BerandaIndeksSudirman Cup: Gagal atau Berhasil?

Sudirman Cup: Gagal atau Berhasil?

OLEH: Yuniandono Achmad. Gambar: Putri Kusuma Wardani, salah satu pemain yang bersinar di ajang Piala Sudirman 2025. Sumber dari: https://bwfsudirmancup.bwfbadminton.com/news-single/2025/05/06

Tim Sudirman Cup kita telah tiba kembali di tanah air kemarin (tepatnya Senin, 05/05/2025). Bisa disebut berhasil -bisa juga disebut gagal. Kabid Pembinaan dan Prestasi, bapak Eng Hian meminta maaf karena tidak bisa membawa piala beregu campuran ke Indonesia. Artinya: Kita gagal.

Tetapi pada sisi sebaliknya, apabila melihat prestasi sedasawarsa ini, maka tahun inilah kita dapat disebut berhasil. Indonesia bisa maju ke semifinal, setelah mentok di perempat final tahun 2021 dan 2023. PBSI sampai ini menunggu 6 (enam) tahun untuk kembalii masuk ke jajaran 4 (empat) besar dunia bersama Tiongkok, Korea dan Jepang.

Pernyataan Taufik Hidayat -selaku Wakil Ketua Umum PBSI- yang menegaskan bahwa perlu proses jangka panjang untuk berprestasi, relevan dengan kata-kata Zhang Jun (semacam Ketua PBSI-nya Tiongkok) di laman BWF. Zhang Jun menyebut bahwa Tiongkok memiliki fondasi pemain yang cukup bagus. Mereka kuat di pengembangan pemain elit berjenjang. Tiongkok memiliki pemain muda dari tim junior, tim nasional kedua, dan tim utama. Artinya bulutangkis RRT memiliki pengembangan berjenjang yang lengkap.

Sementara tim kita -menurut Taufik- saat ini masih memiliki kekurangan dan sekaligus kelebihan, di lima sektor campuran tersebut. Melihat 5 (lima) kali penampilan tim kita, sektor ganda campuran merupakan yang terlemah. Hanya 1 (satu) kali menang, itupun dilalui dengan rubber game, dan sang lawan -dari Inggris- sama sekali bukan pemain top. Waktu itu di partai terakhir, pasangan pelatnas kita Rinov Rivaldy/ Pitha Haningtyas Mentari memenangi laga melawan Callum Hemming/ Estelle Van Leeuwen dari Inggris dengan 21-15, 15-21, dan 21-19.

Rinov/Pitha telat panas di awal laga, meski mampu rebut set pertama. Lalu hilang fokus di set kedua -sehingga mampu dimanfaatkan Hemming/Van Leeuwen. Dan masih untung memenangi set pamungkas. Mungkin karena performa yang tergolong buruk itu, esoknya duo Rinov/ Pitha tidak dimainkan kembali. Meski Rinov sempat dimainkan berpasangan dengan Gloria Emmanuela Widjaja -kala melawan Denmark dan Thailand. Hasilnya keduanya kalah semua. Bagi Gloria, semoga catatan kami salah, sejak bermain di Sudirman 2017 belum pernah sekalipun memetik kemenangan di ajang beregu campuran dunia.

Sektor yang paling mengkilap tentu saja tunggal putra, lalu ganda putra. Tunggal putra bisa disebut paling bersinar karena mampu combine pemain yunior dan senior. Kombinasi Jonathan Christie, kemudian Alwi Farhan dan Ubaidilah, tampil sempurna dengan zero loss alias selalu menang. Yang fenomenal ketika Alwi Farhan, usia belum ada 20 tahun, peringkat 33 dunia, mampu mengalahkan Anders Antonsen (Denmark) peringkat ketiga dunia dengan rubber set. Kemudian Jonathan Christie di semifinal mampu membalikkan keadaan saat Kunlavuth Vitidsarn (Thailand) unggul posisi game point 17-20, dan Jojo bermain tenang untuk meraih kemenangan 22-20.

Kemenangan fenomenal lainnya saat Bagas/ Fikri yang dipasangkan kembali (karena Daniel Martin cedera kaki sehingga pulang cepat ke Jakarta) mampu mengubah keadaan tertinggal match point 18-20 menjadi kemenangan 25-23 atas pasangan nomor wahid Korea, Seo Seung Jae/ Kim Won Ho. Pemain yang layak mendapat credit point berikutnya adalah Putri Kusuma Wardani, yang mampu mengalahkah Pusarla Sindu (India), dan Pornpawee Chocuwong (Thailand) keduanya dengan rubber game.

Prestasi Putri KW selama Sudirman Cup juga dipuji oleh pihak luar negeri. Misal pebulutangks Korea, An Seo Young, yang menyebut bahwa dirinya saat bermain di partai final (melawan Wang Zhiyi asal Tiongkok) memulainya dengan nervous. Hal tersebut dikarenakan tekanan pada partai sebelumnya -saat melawan Indonesia. Di semifinal, An Seo menang straight set melawan Putri KW, namun cukup melelahkan. Kemudian manajer tim Tiongkok, Zhang Jun mengatakan bahwa pemain pemain muda yang bersinar di Sudirman Cup ini ada 2 (dua) yakni Tomoka Miyazaki (Jepang) dan Putri Kusuma Wardani. Untuk Putri KW, Zhang Jun melihat kemampuan Putri untuk bermain agresif (menyerang) dengan cukup apik.

Dengan keberhasilan Tiongkok menjadi juara Sudirman Cup ke-14 kalinya, semakin menahbiskan supremasi “Multi-Tier Development” -meminjam istilah Zhang Jun. Zhang Jun saat ini menjabat Presiden dari CBA (Chinese Badminton Association) dan pelatih kepala pelatnas Tiongkok. Mungkin perlu 2x putaran Sudirman Cup, sampai generasi Alwi Farhan -atau mungkin Ubaidilah yang berusia 17 tahun ini- bisa memuncaki klasemen atas. Sebelum pemain lainnya, misal tunggal putra Perancis bernama Alex Lainier (seangkatan Alwi), juga menuju ke titik kulminasi tinggi dunia.

Korea mungkin akan lebih mengalami kesulitan di Sudirman berikutnya -dibanding Indonesia dan Jepang. Pemain Korea yang tampil di final 2025 ini, hampir separo adalah pemain mereka saat menjuarai Sudirman Cup tahun 2017. Misalnya ganda putra Seo Seuk jae, ganda putri Lee Soo Hee, dan tunggal putra Jeong Hyeok Jin. Jepang bisa berharap banyak ke Tomoka di tunggal putri dan Kodai Naraoka di tunggal putra, serta Hiroki Midorikawa di ganda campuran.

Sebagai penutup, mengambil case untuk Piala Sudirman sejak 1991 (karena 1989 kita menjadi juara) sepertinya kita masih dalam lorong yang gelap. Bahkan untuk Sudirman 2027 dan Sudirman 2029, masih bergelayut aura pesimis. Namun melihat generasi Alwi dan Moh Zaki Ubaidilah ini sejenak kita melihat ada cahaya tampak di ujung terowongan.

Seorang Desmond Tutu -dalam perjuangannya melawan apartheid di Afrika Selatan dan pentingnya harapan dalam menghadapi trauma kolektif- pernah mengatakan “Hope is being able to see that there is light despite all of the darkness”. Dalam peristilahan Latin adalah “Etiam in obscuro cuniculo, lumen in fine refulget”. Dalam terowongan yang gelap, cahaya bersinar di ujungnya. Semoga demikian adanya.

Ditulis oleh YUNI ANDONO ACHMAD SE ME, pemerhati olahraga dari Bogor, Jawa Barat.

 

 

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer