Pekanbaru (Nadariau.com) – Waka Polda Riau, Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo turut menyambut kedatangan jenazah Basri (50), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Pulau Rupat, Riau.
Basri menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) ini, tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Rabu (29/01/2025) petang, sekitar pukul 16.00 WIB.
Selain Wakapolda Riau, turut hadir pula di lokasi Penjabat (Pj) Gubernur Riau Rahman Hadi. Pada momen kedatangan jenazah korban, Wakapolda Riau tampak menyemangati keluarga Basri dan memberikan dukungan.
Suasana haru menyelimuti lokasi kedatangan peti jenazah berwarna putih, berlapis plastik, saat diturunkan. Isak tangis keluarga yang telah menanti sejak siang pun pecah, menyambut kepulangan Basri.
Setelah prosesi serah terima, jenazah langsung dimasukkan ke dalam ambulans untuk dibawa ke kampung halamannya di Desa Terkul, Bengkalis, Riau.
Azrai (49), sepupu korban yang hadir di lokasi, mengungkapkan bahwa keluarga sudah lama kehilangan kontak dengan Basri.
“Kami tidak tahu lagi di mana dia bekerja. Dia pergi mencari nafkah, tapi komunikasi terputus. Bahkan anaknya sendiri tidak tahu keberadaannya,” ujar Azrai.
Meski terpukul, keluarga tetap menerima kepergian Basri dengan lapang dada.
“Kami percaya ini takdir dari Yang Maha Kuasa untuk beliau. Pemakaman tetap kami selenggarakan malam ini di Jalan Nelayan, Kecamatan Rupat,” tambahnya.
Sejak mendengar kabar penembakan, pihak keluarga mengaku terus memantau pemberitaan di media dan bahkan tidak bisa tidur demi memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Sejak Jumat kami dari pihak keluarga tidak tidur, kami terus pantau terkait pemberitaan yang muncul,” ungkap Azrai.
Wakapolda Riau juga memberikan dukungan moral kepada keluarga yang tengah berduka.
“Saya mewakili Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal mengucapkan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian Basri semoga keluarga diberi ketabahan menghadapi musibah ini, Amin,” ujar Wakapolda Riau Brigjen Pol Adrianto Jossy.
Seperti diketahui, Basri menjadi korban dalam insiden yang terjadi pada Jumat (24/01/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB di perairan Malaysia. Lima WNI yang diduga PMI non-prosedural menjadi sasaran tembakan APMM.
Satu orang tewas bernama Basri, sementara empat lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan intensif.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menyatakan bahwa para korban yang selamat membantah klaim otoritas Malaysia yang menyebut mereka melakukan perlawanan terlebih dahulu.
“Dalam rilis yang dikeluarkan otoritas Malaysia, disebutkan ada penyerangan dari pihak kita. Namun, korban yang selamat membantah hal tersebut,” tegas Judha.
Karena itu, Kemenlu RI akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh APMM.
“Kami ingin memastikan apakah tindakan penembakan ini sudah sesuai prosedur atau justru berlebihan. Kami akan menuntut keadilan,” tambahnya.
Brigjen Pol Dayan Victor Imanuel Blegur, Sekretaris Dirjen Pelindungan KP2MI, menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperjuangkan keadilan bagi korban dan menindak tegas sindikat yang terlibat dalam pengiriman PMI ilegal.
“Kami berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menindak para calo dan sindikat yang terlibat dalam pengiriman PMI secara ilegal. Pencegahan terus dilakukan, mulai dari sosialisasi hingga penegakan hukum,” ujarnya.
Pemerintah juga memastikan bahwa keluarga korban akan menerima santunan sebagai bentuk kepedulian.
“Jenazah telah dipulangkan dengan lancar, berkat kerja sama semua pihak. Kami juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban,” tutupnya.(sony)