Jumat, Desember 5, 2025
BerandaHeadlineUMRI Selenggarakan Dialog Universitas Islam Se Asia Tenggara di Riau

UMRI Selenggarakan Dialog Universitas Islam Se Asia Tenggara di Riau

Pekanbaru (Nadariau.com) – Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menyelenggarakan dialog Universitas Islam se Asia Tenggara. Dialog berrajuk Southeast Asian Scholars Forum memiliki tema “Dari Muhammadiyah untuk Semesta” di Hotel Pangern, Pekanbaru, Riau, Ahad (23/6/2024).

Hadir dalam kesempatan tersebut Dr MohdIqbal Bin Abdul Wahab dari International Islamic University Malaysia, Dr Saifuddin Amin dari Muhammadiyah Islamic College (Singapura), Assoc Prof Dr Ahmad Omar Chapakia dari Fatoni University (Thailand), HE Dr Hosen Mohamad Farid dari Cambodia University of Management and Technology (Kamboja).

Selanjutnya hadir Dr Hasna L Lidasan dari Cotabato State University (Filipina), Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM ASEAN.Eng dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Indonesia) dan tuan rumah Dr Saidul Amin MA yang merupakan Rektor Umri. Sarasehan ini dimoderatori oleh Dr Dwi Santoso dari Universiti Muhammadiyah Malaysia.

Hadir pula Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir yang memaparkan kondisi global saat ini dan bagaimana peran penting para cendikiawan.

Rektor Umri Saidul Amin mengatakan sarasehan pimpinan perguruan tinggi tersebut memiliki empat tujuan yakni silaturahmi atau menyambung tali kasih persaudaraan, silatul qolbi atau menyambung hati, silatul fikri atau proses bertukar pikiran dan silatul amal.

“Dari dialog ini kita berharap dapat menghasilkan gagasan-gagasan dan berbagi pengalaman yang dialami akademisi perguruan tinggi lain di ASEAN terutama di negara-negara yang penduduk muslimnya tergolong minoritas seperti, Kamboja, Thailand, Singapura dan Filipina,” kata Saidul Amin.

Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengaku sangat mengapresiasi digelarnya forum tersebut karena sangat penting dalam mendorong adanya kekuatan strategis di kalangan akademisi.

Dijelaskan dia, bahwa penentu sejarah adalah kekuatan-kekuatan strategis. Baik pada level institusi, organisasi, negara maupun sekelompok orang yang punya peran strategis.

Kaum akademisi sebenarnya termasuk dalam kekuatan elit strategis yang bisa menentukan hitam putihnya suatu bangsa, negara bahkan peradaban dunia. Kaum cendikiawan juga selalu dibicarakan perannya dalam sebuah negara. Termasuk dalam relasi kekuasaan.

“Kita berharap dialog ini harus sering kita lakukan. Karena perkembangan dunia mengalami pergeseran dari negara bagian barat ke timur. Saat ini, salah satu negara Timur yaitu Tiongkok sekarang punya peran yang sangat besar di dunia. Sehingga telah menjadi negara terkuat di dunia. Untuk itu kita harus menggunakan elit strategi untuk bisa menjadi unggul dimasa depan,” kata Haedar Nashir. (alin)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer