Jumat, Januari 24, 2025
BerandaIndeksHukrimHadiri Rapat Koordinasi Karhutla, Wakapolda Riau : Sepanjang 2023 Polda Riau Telah...

Hadiri Rapat Koordinasi Karhutla, Wakapolda Riau : Sepanjang 2023 Polda Riau Telah Mengamankan 18 Pelaku Karhutla

Pekanbaru (Nadariau.com) – Wakapolda Riau, Brigjen Pol Kasihan Rahmadi menghadiri Rapat Koordinasi Satuan Tugas Pengendalian Karhutla Provinsi Riau dan kabupaten Kota yang digelar di Gedung Daerah, Pekanbaru, Rabu (07/06/2023) pagi, sekitar pukul 11.00 Wib.

Rapat yang dihadiri Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Gubernur Riau, Syamsuar, Anggota Komisi 8 DPR RI, Ahmad serta Forkopimda Riau ini membahas berbagai permasalahan terkait penangan Karhutla di Provinsi Riau.

Wakapolda Riau, Brigjen Pol Kasihan Rahmadi dalam pemaparannya mengatakan, bahwa di sepanjang 2023 ini Polda Riau telah menangani 14 Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dengan 18 orang tersangka sedangkan luas lahan yang terbakar yaitu seluas 300 Hektar.

“Selama 2023 Polda Riau telah menangani 14 kasus Karhutla dan telah menahan 18 orang tersangka semuanya perorangan, 2 kasus diantaranya sudah P21 dengan luas lahan yang terbakar seluas 300 hektar,” kata Wakapolda Riau dalam pemaparannya.

Wakapolda juga mengatakan bahwa melalui aplikasi dasboard Lancang Kuning telah mendeteksi 6 ribu kejadian Karhutla, namun setelah diverifikasi hanya 3 ribu yang betul-betul Karhutla.

“Aplikasi ini juga sangat membantu dalam penangangan Karhutla. Terkait kejahatan lingkungan, kami siap bekerjasama dengan semua pihak, apapun informasi yang diberikan, selama bisa dilakukan penindakan hukum, akan dilaksanakan,” katanya.

Wakapolda menambahkan, ada dua daerah yang menjadi atensi Polda Riau dalam penangan Karhutla saat ini.

“Ada dua daerah yang menjadi atensi Polda Riau dalam penganan Karhutla saat ini yaitu daerah Dumai dan Bengkalis,” kata Wakapolda.

Wakapolda juga menyatakan ribuan personel di jajarannya sudah sangat bersiap siaga, jika sewaktu-waktu harus diturunkan ke lokasi untuk melakukan langkah mitigasi.

“Kita juga sudah mengimbau kepada masyarakat baik perorangan maupun perusahaan, tidak lagi membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar. Apalagi di musim kemarau yang tentunya akan menimbulkan potensi karhutla yang lebih besar,” kata Wakapolda Riau.

Sementara, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, bahwa Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat sudah 115 kasus Karhutla terjadi dalam kurun waktu 6 bulan belakangan, atau selama 2023.

“Selama 6 bulan ini sudah ada 125 kali kejadian Karhutla di seluruh Indonesia. Dimana sejak awal tahun 2023 Karhutla sudah menjadi atensi kami, terutama pada jajaran pemerintah pusat, bahkan para pemimpin dunia,” kata Suharyanto.

Dengan demikian, Suharyanto menegaskan, bahwa persoalan Karhutla bukan semata-mata menjadi masalah yang harus ditanggung Riau, tapi telah menjadi perhatian semua pihak.

Beberapa menteri bahkan turut menjadikan upaya penanganan Karhutla sebagai hal yang prioritas, terlebih Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Indonesia, selain kaya dengan sumber daya alamnya, di sisi lain untuk bencana kita juga lengkap. Bahkan seluruh bencana di dunia ada di Indonesia. Dimana dalam kurun waktu 6 bulan di tahun 2023 ini, tercatat sudah ada 1.705 bencana melanda Indonesia. Karena kita masih baru meninggalkan musim hujan, saat ini banjir dan tanah longsor masih terjadi. Tapi Karhutla juga sudah terjadi sekarang,” katanya.

Saat ini, ada 6 provinsi yang menjadi prioritas pemerintah dalam upaya penanganan Karhutla. Adapun keenam provinsi tersebut, 3 berada di Sumatra, dan 3 lainnya berada di Pulau Kalimantan.

Ketiga provinsi di Sumatera yang masuk dalam provinsi prioritas penanganan Karhutla yakni Riau, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Sedangkan 3 provinsi lainnya adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Suharyanto menambahkan, untuk kasus Karhutla yang kini menjadi antensi pemerintah, terjadi tidak hanyadi 6 provinsi prioritas, tapi juga di daerah di luar itu. Misalnya, kata dia, pada tahun 2022, kasus karhutla tertinggi justru terjadi di NTT, termasuk Sumatera Barat.

Dengan fokus pemerintah dalam upaya penanganan Karhutla tidak hanya pada 6 provinsi prioritas tapi juga di daerah lain yang memang dianggap rawan terjadinya karhutla di tahun ini.(sony)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer