Bengkalis (Nadariau.com) – Kepala Desa Bantan Tengah, Samsul Arifin merasa risau dan gundah melihat banyak narkoba masuk melaui Desa Bintan, Bengkalis, Riau.
Pasalnya letak geografis Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, bersebelahan langsung dengan negeri Jiran Malaysia. Sehingga menjadi celah masuknya Narkoba masuk ke Riau.
Hal ini diperkuat dengan banyaknya warga bengkalis, khususnya yang berdomisili di Kecamatan Bantan yang tertangkap mengkonsumsi atau pun mengedarkan Narkoba.
“Kami sangat risau melihat kondisi ini. Masyarakat kita sudah banyak yang terpengaruh melakukan bisnis haram jual beli narkoba. Sepertinya mereka sudah masuk dalam sindikat Narkoba level internasional,” ujar Arifin kepada media ini, Ahad (26/2/2023).
Selaku kepala desa, dirinya berkewajiban untuk menutup rapat-rapat jalan masuknya barang haram tersebut di wilayahnya.
“Kita berupaya keras untuk memberantas peredaran narkoba ini disini. Baik itu lewat sosialisasi terkait bahaya Narkoba dan konsekuensi hukum yang bakal diterima, maupun melalui edukasi lain yang mengarah kepada kegiatan positif. Untuk itu kita sudah bekerjasama dengan Direktoral Intelkam Polda Riau semua memuluskan upaya kita menangani persoalan narkoba di daerah ini,” ungkap Arifin
Dirinya juga sangat mengapresiasi kinerja dan mendukung langkah Polda Riau dalam keseriusan membasmi peredaran Narkoba di Kecamatan Bantan, Bengkalis. Dengan begitu ‘stempel’ Bantan sebagai pintu gerbang penyelundupan barang haram akan sirna.
“Kita sadari bahwa Kecamatan Bantan merupakan wilayah perairan yang berbatasan langsung dengan negara malaysia. Disini juga banyak terdapat pelabuhan-pelabuhan tradisional. Inilah yang menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba tersebut. Semoga dengan kerjasama kita semua, Kecamatan Bantan bebas dari penyelundupan dan perdagangan Narkotika Internasional,” harap Arifin.
Terpisah, tokoh masyarakat Bantan Tengah, Daryono kepada media ini juga sangat berharap warga Desa Bantan Tengah terbebas dari bahaya Narkoba.
“Kita tentu sangat mendukung langkah-langkah yang telah dilakukan kepala desa untuk menjadikan daerah ini aman dari transaksi narkoba,” ucap Daryono.
Hal senada juga disampaikan tokoh agama Bantan Tengah, Asmawi. Katanya, perang melawan Narkoba menjadi kewajiban semua umat beragama.
“Apa pun agamanya, kita harus bahu membahu memerangi Narkoba. Sebab, narkoba merupakan penyakit masyarakat yang berbahaya bagi generasi penerus bangsa,” tutupnya. (ed)