Kampar (Nadariau.com)- Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Kampar, Rusdi mengakui kualitas air yang dialirkan tergolong buruk, pihaknya menyadari sepenuhnya akan hal tersebut.
Ditambah lagi air berwarna keruh dan berbau, ia sama sekali tidak menapikan adanya laporan warga yang berkomentar demikian.
“Setelah banjir kemarin air kendala dengan kualitas air. Pasca banjir air keruh, kemungkinan ada kelalaian dari petugas kita sehingga air kurang bersih masuk ke bak,” ungkap Rusdi kepada Nadariau.com, Selasa 6 April 2021.
Rusdi hingga kini sedang berupaya mencari titik kebocoran yang terjadi di jaringan pipa penyuplai air.
“Karena kebocoran tidak tau dimana, tapi saat ini sudah mulai membaik,” kata dia.
Di sisi lain, Rusdi merespon adanya keluhan warga yang melaporkan terkait tagihan yang meningkat sedangkan pemakaian tidak sesuai dengan yang dibayar.
“Kalau permasalahan masyarakat, jika terjadi tagihan meningkat, namun pemakaian tidak banyak, bisa dilaporkan ke petugas agar segera dicek,” lugasnya.
Dikemukakannya, penyebab lainnya air keruh bisa jadi dikarenakan jaringan pipa besi sudah lama.
“Ukuran diameter pipanya pun kecil, dulukan pembangunan PDAM bertahap, tahun pertama dibangun untuk 10 liter per/detik hanya untuk delapan ratus pelanggan, nah sekarang pelanggan kita ribuan, tentu dalam suatu jalur tersebut ada kendala dalam pengaliran air,” ulasnya.
Apalagi menurut Rusdi, pipa dalam setahun kerak di dalam pipa nempel 0 sampai 1 milimeter, apalagi kalau pipa itu besi.
“Nah jika tempat produksinya kosong tentu dihisap oleh jaringan air arah ke pelanggan, dan kalau tekanan air tinggi, makanya kerak-kerak tersebut terkuras sehingga mengakibatkan kualitas air menurun,” tutupnya (Dika/DW).


