Pekanbaru (Nadariau.com) – Kisah Putri Kaca Mayang sudah melegenda di masyarakat Provinsi Riau. Karena puteri nan cantik jelita itu meninggal dunia setelah diculik Raja Aceh.
Puteri Kaca Mayang adalah anak dari kerajaan yang kuat di pesisir sungai Siak. Kerajaan itu bernama Gasib. Kerajaan ini dipimpin raja yang berwibawa.
Suatu hari, sang puteri dilamar oleh Raja Aceh. Namun, pinangannya ditolak Raja Gasib. Mendapat penolakan, Raja Aceh berang dan menyuruh pasukannya menculik Puteri Kaca Mayang.
Mengetahui sang puteri diculik, panglima Kerajaan Gasib, Panglima Jimbam, kemudian berangkat ke Aceh untuk menyelamatkannya.
Berkat kesaktiannya, Panglima Jimbam berhasil menyelamatkan Puteri Kaca Mayang dan kembali ke Gasib.
Sayang, ditengah perjalanan, sang puteri sakit keras hingga akhirnya meninggal dunia. Mayat sang puteri dibawa Panglima Jimbam ke Istana Gasib.
Sang raja yang mengetahui puterinya meninggal dunia tak dapat menahan kesedihannya. Dia menyerahkan tahta ke Panglima Jimbam, dan mengasingkan diri ke Malaka.
Panglima Jimbam juga tak dapat menutup kekecewaan dan kesedihannya karena gagal menyelamatkan sang puteri. Dia kemudian juga meninggalkan Kerajaan Gasib, dan mendirikan kampung baru lebih ke pedalaman.
Kampung tersebut diberi nama Bunga Setangkai, yang kemudian berubah menjadi Senapelan, hingga menjadi Pekanbaru saat ini. (bpc/dan)