Pekanbaru (Nadariau.com) – Organisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) tampaknya akan ditinggalkan di Provinsi Riau. Karena para ulama tersebut sudah membentuk organisasi baru dan dalam waktu dekat segera mendeklarasikan Musyawarah Ulama Riau (MURI).
Sebagai penggagas MURI, ustadz Drs H Rasyidi Hamzah mengaku, para ulama dan organisasi dibawah binaan MUI Riau, belum menerima hasil Musda pada akhir tahun 2020 lalu. Sikap tersebut juga tak mendapat respon dari pengurus MUI Pusat.
“Wadah MURI ini dibentuk sebagai gagasan ulama yang peduli terhadap nasib bangsa dan agama, khususnya Provinsi Riau. Badan musyawarah ini dibentuk sebagai wujud perlunya para ulama untuk memberi solusi dan masukan. Baik terhadap pemerintah maupun masyarakat yang membutuhkan nasehat para ulama,” kata ustadz Rasyidi, Rabu (3/2/2021).
Rasyidi menjelaskan, sebelumnya para ulama telah melakukan Musyawarah Daerah (Musda) VII Provinsi Riau, akhir tahun 2020 di Hotel Amira, Pekanbaru.
Hasil Musda, sebagian ulama tidak setuju dan banyak mengundurkan diri dari kepengurusan pimpinan MUI terpilih Prof Dr H Ilyas Husti MA. Karena pelaksanaan Musda seperti dipaksakan.
Selanjutnya Rasyidi menyebutkan, MURI ini akan dibuat berbadan hukum dan bermitra dengan pemerintah dalam membantu dan mencari solusi terhadap kondisi bangsa, khususnya Riau. Jika wadah ini terbentuk, Ia yakin MUI akan ditinggal oleh para ulama, dan akan tinggal namanya saja.
“Karena MUI Riau saat ini tidak dapat menyatukan para ulama, terpecah akibat Musda dengan intimidasi pihak lain dan cacat hukum,” terangnya.
Tambahnya, badan ini punya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang akan dibiayai oleh tokoh-tokoh Riau, ulama dan para darmawan yang peduli terhadap nasib para ulama daerah ini. Sarana prasarana sudah ada dan sangat representative.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan ada deklarasi dengan mengundang tokoh utama, ulama nasional dari Riau yang kharismatik yang mulia Prof Dr KH Abdussamad Lc, MA dan tokoh lainnya,” jelas ustadz Rasyidi.
Ia juga mengatakan ini merupakan babak baru terhadap pergerakan ulama untuk menuju khadimul ummah dalam menyikapi kondisi yang terjadi saat ini.
“Semoga para ulama dan ormas Islam tetap bersatu dalam bingkai NKRI, baldhatun thaiyibathun warabbul ghafuur,” ujarnya. (rls/ind)