PELALAWAN (Nadariau.com) – Hujan pagi guyur merata seluruh wilayah Kota Pangkalan Kerinci, jejeran bunga pucuk merah kuyup menyapa para pelintas di jalan Sultan Syarif Hasyim, kembang se taman di ruang publik kreatif segar menyambut hari tak bermentari. Tetes demi tetes proses kondensasi uap air di atmosfer menghapus gerah menyengat yang di rasa sejak kamarin lusa, pagi yang basah tetap memberi energi kepada anak negeri dalam membangun mimpi.
Parit dan anak sungai tanpa lelah mengalirkan tampungan air dalam jumlah besar ke sungai Kampar yang membelah kecamatan Pangkalan Kerinci, air meluap ke beberapa ruas jalan utama, menghalangi laju kendaraan yang melintas dalam kesibukan menyambut rutinitas pagi.
Di tengah guyuran hujan, para pegawai pemerintah tampak lalu lalang memasuki gerbang komplek perkantoran Bhakti Praja, kendaraan roda empat miliknya ASN di lingkungan Pemkab Pelalawan deru menderu melaju menerobos genangan air yang menutup badan jalan agar sampai di tempat kerja tepat waktu, aktifitas di tengah kesejukan pagi itu bukan hanya dilakukan oleh pegawai yang punya kendaraan anti hujan saja, beberapa pengemudi sepeda motor pun dengan semangat tak kalah pula, dengan jas hujan yang dilengkapi dengan celana panjang anti air, helm dan sepatu berbungkus plastik siap membelah cuaca pagi yang basah, energi berbalut pengabdian mengalahkan cuaca berhujan yang belum juga menampakkan tanda tanda reda.
Sang surya masih enggan menampaknya sinarannya, bersembunyi di balik awan yang meneteskan butiran butiran keberkahan ke bumi. Sebuah mobil dinas meluncur dari arah km 55 langsung memasuki gerbang komplek kantor bupati Pelalawan. Mobil jenis Nissan X-Trail keluaran tahun 2015 itu di kendarai sendiri oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Pelalawan Hendri Gunawan dari kediamannya yang berjarak 60 km di Kota Pekanbaru.
Sampai di depan Media Center Pemkab Pelalawan, Hendri turun dari kendaraan dinasnya sambil berlari menuju salah satu ruangan pernah yang menjadi pusat informasi Satgas percepatan penanganan covid-19 Kabupaten Pelalawan ini.
Di Media Center, sang Kadis langsung melakukan rapat kecil dengan beberapa orang jajarannya, terkait perkembangan penyebaran Covid 19 hari itu.
Data yang di dapat nya segera ia tindak lanjuti, di teruskan ke beberapa instansi terkait, tak terkecuali kepada grup whatsapp para kuli tinta yang melakukan tugas peliputan di negeri seiya sekata ini.
Menurut Hendri, informasi perkembangan Covid 19 itu penting di ketahui oleh masyarakat agar menjadi kewaspadaan bersama. Melawan virus yang menyerang organ pernafasan itu secara bersama sama pula.
“Harus di sampaikan ke masyarakat, agar kita semua waspada, betapa penting mematuhi protokol kesehatan saat ini,” kata Hendri kepada Nadariau.com, Senin (21/09/2020).
Menurut data di Diskominfo Pelalawan, perkembangan penyebaran Covid 19 meningkat, pagi itu saja lima belas orang warga terkonfirmasi positif, hanya dua orang yang baru dinyatakan sembuh. Total warga yang dinyatakan positif Covid 19 mencapai angka 672 orang, dan sudah 5 orang meninggal.
Mengingat geografis wilayah Kabupaten Pelalawan berada di jalan lintas Timur dengan mobilitas nya cukup tinggi, di tambah lagi sebagian daerahnya adalah kawasan industri dan perkebunan, yang setiap hari banyak aktifitas karyawan dari dan keluar daerah, kurva penyebaran Covid 19 ini sepertinya sulit berharap landai.
“Kalau melihat angka angka penyebaran virus ini setiap hari, kita seperti ikut arisan Covid, lambat cepat kita akan mendapatkan giliran kita, ngeri,” ujar salah seorang staf Diskominfo Meki.
Kadiskominfo Pelalawan terlihat buru buru pagi itu, banyak agenda yang harus ia lakukan, salah satu nya harus rapat bersama Bupati dan agenda lain yang sudah terjadwal terkait tanggung jawabnya sebagai pejabat publik, sebagai corong pemerintah daerah, penyampai infomasi kepada khalayak, walau padat aktifitas, ia menyempatkan diri untuk memulai aktifitas kedinasan nya dengan informasi perkembangan Covid 19.
“Jadwal pagi, ya Covid ni,” katanya
Kala Covid Menyerang
Dahlia (32) menatap jam di dinding rumahnya, benda berbentuk bulat bermerek Seiko dengan tiga buah jarum yang mengarah ke angka angka yang tak sama, jarum yang paling pendek menunjukkan ke angka 5, jarum yang lebih panjang menunjukkan angka 3, dan jarum satu lagi adalah jarum yang lebih halus berwarna merah bergerak lebih kencang dengan bunyi bunyi tik tik beraturan.
Di bibir nya yang tipis terucap kata, yang menyiratkan hari sudah sore, namun suami tercinta belum juga menampakkan muka, bekerja seharian mencari nafkah untuk keluarganya kecilnya, untuknya dan si buah hati yang baru berusia 5 tahun.
“Sudah sore, sudah pukul lima lewat lima belas, kok belum juga pulang papa nya nak,” kata Dahlia lirih sambil memandangi putra semata wayangnya
Bukan tanpa alasan, Dahlia sore itu begitu gelisah menanti suami tercinta pulang, sesekali di teguknya air putih panas di dalam gelas besar Tupperware warna merah maroon, sambil terus menekan kuat perutnya bagian atas yang terasa sakit.
Sedari siang, Dahlia sudah merasakan kembung dan sesak di bagian hulu hatinya, obat anti maag yangdi beli nya di warung tetangga sudah dua biji di minumnya, sakit tak juga mereda. Malah bertambah kumat menjelang sore berganti malam.
Tak sabar menunggu kekasih hati pulang, di ambilnya hp androidnya yang tergeletak di meja, di cari tulisan papa di nomor kontak. Bergegas di pencetnya.
Di ujung telepon, suara yang dinanti menjawab dengan penuh kesejukan, Dahlia tak mampu berbasa basi dan bersapa sayang, tersebab perut yang terasa tak bersahabat lagi.
Sembari mengangguk, Dahlia menutup hape nya, ia langsung masuk kamar diikuti anak nya yang sejak tadi mengamati gerak gerak kegelisahan mama nya.
“Waktu berputar terasa begitu lambat,bawaannya sangat tidak nyaman, rasa kembung dan sakit di hulu tak tertahan lagi kala itu,”kata Dahlia mengenang awal cerita sakit yang ia derita, Selasa ,(27/10/2020)
Masih dalam cerita Dahlia, Tak lama berselang, Arman, sang suami Dahlia pun pulang, motor yang di tungganginya di parkirnya di teras rumah, bergegas ia masuk ke rumah menemui istri tercinta yang sudah siap untuk pergi.
Dalam hitungan menit, motor matic tanjap gas dari kediaman Arman di jalan Pepaya Pangkalan Kerinci, meluncur kencang menuju sebuah praktek dokter di jalan lintas Timur, dokter yang hendak didatangi itu kebetulan sudah kenal dekat dengan Arman, biasa menjadi narasumber , tugas jurnalistik Arman yang kebetulan berprofesi sebagai pencari berita (wartawan).
Sesampai di tempat dokter praktek, Arman sudah disambut oleh sang dokter yang sebelum nya sudah di telponnya perihal keadaan kesehatan istrinya.
Dari hasil pemeriksaan dokter, Dahlia mengidap maag akut, perlu istirahat dan membuang beban pikiran, diagnosa dokter membuat pasangan ini lega, mereka pulang ke rumah sambil menenteng obat dengan asa akan mereda.
Sesampai di rumah, Arman langsung membawa istrinya ke kamar, dan meminta ke kasih hati untuk istirahat, urusan makan malam biar lah ia yang urus, paling beli pecel lele di warung depan milik mas Sugiono langganannya.
” Sesampai di rumah malam itu, saya minta istri untuk istirahat total, urusan makam malam biar di beli saja pecel lele mas Sugiono di dekat rumah” cerita Arman di waktu yang sama
Malam berganti, suara azdan berkumandang di masjid membangunkan Arman, ketika terjaga, ia tak melihat Dahlia di samping, ia pun bergegas keluar kamar memeriksa apa gerangan yang terjadi.
Dahlia tengah duduk sendiri di kursi ruang makan, sesering pula ia meneguk air putih hangat yang di pegangi nya di atas meja, tangan kiri mencekeram kuat perutnya, ia merasa obat yang diminum semalam belum pula bekhasiat.
“Waktu terjaga subuh paginya, kulihat istriku tak ada di tempat tidur, langsung ku keluar kamar mencarinya, rupanya ia sedang kesakitan di ruang makan sambil terus mengelus perutnya, kasian sekali istriku saat itu,”lanjutnya
Arman berusaha menguatkan Dahlia, dielus lembut punggung istrinya, dengan lembut ia berusaha menenangkan, bahwa obat masih bekerja, istrinya diminta bersabar.
“Aku berusaha menguatkan istri, dan berjanji mengantarkan ke Puskesmas nanti, ” kata Arman
Pagi itu, cuaca agak mendung, matahari seakan enggan menampakkan senyumannya, Arman memandang langit, memastikan keadaan cuaca pagi itu, apakah akan turun hujan atau hanya sebatas pagi yang belum terang saja.
Pukul 08.15 WIB Arman sudah menyelesaikan sarapan lontong sayurnya yang di beli dari warung bude Narsih, sarapannya ditemani si buah hati, Dahlia Tak memiliki nafsu makan, ia hanya berusaha menghabiskan sepotong roti untuk mengganjal perutnya di temani teh panas.
Pagi itu, Arman memutuskan libur kerja, jadwal pagi nya mengantar istri ke puskesmas terdekat, seterusnya pulang ke rumah, menemani istri dan menjaga putra semata wayang bermain bersama.
Mereka meluncur membelah cuaca mendung pagi. Jarak dari rumah ke puskesmas memang tak jauh, paling hanya memakan waktu 10 menit perjalanan.
Sesampai di puskesmas, Dahlia disambut oleh perawat yang jaga, menanyakan keluhannya, sambil mencatat di sebuah kertas bergaris di atas meja.
Dahlia bercerita tentang riwayat sakitnya, ia meminta obat yang lebih paten dari obat yang di kasih dokter sore kemarin. Ia tak sabar untuk sembuh, tak kuat lagi menahan kembung di perut dan sesak di dada.
Tak berselang lama, Dahlia dipanggil dokter ke kamar periksa, ia menuruti sambil berbaring diatas ranjang untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga. Tak lama sang dokter memberikan diagnosanya.
Dahlia di rujuk ke RSUD Selasih untuk penanganan lebih lanjut, kata Arman istri nya harus di rontgent di Rumah Sakit, istri nya mulai cemas, Arman tetap berusaha menenangkan.
“Kembali lagi harus ku kuatkan istriku, kuyakin dia bahwa sakitnya akan sembuh,” kisah Arman
Pasangan ini tak menyia nyiakan waktu, ia bergegas menuju Rumah Sakit kebanggan masyarakat Kabupaten Pelalawan, kendaraan roda duanya melaju kencang menuju RSUD Selasih, setelah memarkir motor matic nya, Arman bersama Dahlia langsung menuju ruang UGD, menunjukkan surat rujukan ke petugas piket.
“Dari Puskesmas Pangkalan Kerinci I, katanya harus di rontgen, ” kata Arman menjelaskan
Perawat yang berjaga di ruang UGD mengenakan APD lengkap, pakai hazmat bak astronot lengkap dengan sarung tangan berlapis, masker dan faceshield menambah kecemasan Dahlia, apa yang akan berlaku kepadanya.
Dahlia pun di rontgen, Arman menunggu dalam hati yang tak henti berdoa, meminta kepada sang pencipta menyehatkan istrinya, menghindarkannya dari penyakit.
Tak terasa lama menunggu, jam sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, dokter jaga memanggil Arman dan memberitahukannya hasil Rontgen istrinya. Ada cairan yang menutupi paru paru Dahlia, ia harus di Swab, sambil menunggu hasil swab dari laboratorium Pekanbaru, Dahlia harus di isolasi di ruang khusus di RSUD Selasih.
Dunia seakan mau runtuh, Arman panik tak tau harus berbuat apa, ia tak lagi diperkenankan bersua istri tercinta, Dahlia langsung di bawa ke ruang isolasi tanpa pamit kepadanya. Hati Arman gundah. Hanya kepada Tuhan ia bisa berpasrah.
“Kata dokter, jika hasil nya positif nanti, istri saya harus diisolasi 14 hari, saya dan anak saya akan di Swab juga, tapi kalau negatif, istri saya boleh pulang.” kata Arman
Tanpa pelukan sayang, Arman dan sang putra meninggalkan RS hanya dengan pamitan lewat video call, istri nya menghapus air mata tak tahan melihat putra tersayang malam ini tidur tanpa pelukan mama.
Arman menjanjikan akan menemani istrinya malam nanti lewat video call, ia pun berjanji akan mengantarkan kebutuhan istrinya nanti, ia pun tak henti berusaha menguatkan istrinya, meyakinkan sang terkasih, ia selalau ada disampingnya, melewati cobaan yang datang itu.
Dua hari berlalu, hasil swab dari lab di Pekanbaru pun tiba, Arman berharap istrinya negatif dan segera berkumpul kembali di rumah, malam nanti ia berencana membawa istrinya makan di luar, di Rumah Makan Sederhana, masakan Minang kesukaan sang istri.
Walau berbagai kejutan dipersiapkan menyambut kepulangan kekasih hati, namun tak dapat menyembunyikan kegalauan hatinya, ketakutannya jika nanti hasil swab nya positif, Arman mempersiapkan mental, jika kemungkinan terburuk harus ia hadapi.
Ketika hasil swab istri di sampaikan, Arman tak mampu membendung sedih, hati terguncang, nama Dahlia terkonfirmasi positif, ia akan melanjutkan isolasi sampai 12 hari kedepan.
Cobaan tak pula selesai sampai disitu, Arman dan sang putra hasil bersedia di Swab, karena kontak terdekat dari pasien positif Covid 19 atas nama Dahlia.
“Hasil swab nya positif, ditambah 12 hari lagi isolasi, kami pun hasil swab pula” akunya
Arman beruntung, ia dan putra nya negatif setelah hasil swab keluar dua hari setelah itu.
“Alhamdulillah, kami berdua negatif, tinggal fokus kepada istri saja, sambil berharap semoga cepat berlalu.” Kata Arman
Sehari jelang peringatan sumpah pemuda, tepatnya tgl 26 Oktober 2020, Dahlia genap dua pekan sudah menjalani karantina di RSUD Selasih, ia akan segera pulang, membayar hari hari yang bersama keluarga kecilnya.
“Ini mau jemput istri di RSUD Selasih,” kata Arman, Selasa ,(27/10/2020)
Setelah apa yang terjadi padanya, Arman berharap hal itu tidak dialami oleh keluarga lain, tentu harus mematuhi protokol kesehatan, taat 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Sampai sekarang saya masih bingung, dimana istri saya terjangkit Covid 19, memang harus selalu waspada,” harap Arman.
Sementara itu, Dirut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih, dr Khairul Hamdy M.Kes menyebutkan bahwa tanpa kita sadari Covid 19 menjangkiti, tau tau gejala muncul dengan cara tak diduga, malah banyak orang tanpa gejala.
Saat ini, di RSUD Selasih ruang isolasi untuk pasien Covid 19 tidak pernah kosong, selalu saja ada yang datang ketika yang lama sembuh dan pulang.
Apalagi, jika melihat angka jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid 19 masih menunjukkan angka yang mengkwatirkan.
“Kalau saat ini, ruang isolasi kita selalu berisi, baru saja orang habis di rawat, pasien lain sudah masuk, intinya, jumlah orang yang isolasi itu masih masih banyak,” kata dr Khairul, Rabu (28/10/2020).
Lanjutnya, belum lagi Orang Tanpa Gejala (OTG) yang merupakan hasil tracking dari pasien positif sebelumnya, jumlah OTG ini yang sangat banyak dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
“Kalau kita (RSUD red) cuma menerima pasien rujukan dari puskesmas, pasien yang memiliki gejala permulaan, sampai di rumah sakit, harus di isolasi sampai hasil swab keluar, kalau positif, maka akan menjalani isolasi sampai 14 hari,” terangnya
Perjuangan melawan pendemi telah berlangsung hampir sepanjang tahun 2020 ini, pemerintah dan orang orang yang berjuang di garis depan melawan Corona membutuhkan dukungan masif dari seluruh masyarakat.
Kewaspadaan dalam mencegah penyebaran Covid 19 ini hanya dapat dilakukan dengan kedisplinan menerapkan protokol kesehatan.
“Bantu kami, melawan Covid 19 bersama sama, caranya dengan 3 M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, bisa di tambah dengan menghindari kerumunan,” harap dr Khairul
Menurut dr Khairul, Disiplin 3M, suatu cara agar penyebaran Covid 19 dapat dicegah.
“Kita lawan bersama Covid 19, tentu dengan kedisiplinan kita bersama dalam menerapkan pola hidup 3 M,”ajaknya
Semangat melawan Corona, tak setengah hati di tunjukkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan, 50 kamar di Hotel Grand Pangkalan Kerinci dipersiapkan sebagai tempat karantina (isolasi) untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) ataupun dengan gejala ringan.
Orang orang yang sudah dinyatakan terkonfirmasi posisitif Covid 19 berdasarkan hasil testing dan tracking, akan ditampung di hotel dan akan mendapatkan perawatan dan pendampingan oleh petugas kesehatan.
Untuk menunjang kelancaran proses isolasi, pihak Dinas Kesehatan akan menempatkan petugas medisnya, dokter dan perawat yang akan berjaga secara bergantian selama 24 jam di Hotel Grand.
“Tentu ada dokter dan perawat yang jaga,semua kita siapkan fasilitasnya,” terang Kadiskes Pelalawan, Asril Mkes, Senin (2/11/2020)
Dengan adanya tempat isolasi di hotel yang disiapkan oleh Pemkab Pelalawan, diharapkan penyebaran Covid 19 dapat di cegah. “Semoga dapat memutus rantai penyebaran Covid 19 di Kabupaten Pelalawan,” harap Asril
Asril juga mengatakan, jangan sampai karena diberikan fasilitas lengkap gratis di hotel, menjadi motivasi warga mengabaikan protokol kesehatan, Covid 19 adalah bahaya serius yang perlu dukungan semua pihak.
“Jadi jangan main main dengan covid 19, ini wabah serius, banyak orang yang menjadi korban Covid 19, untuk itu tolong taati himbauan pemerintah, patuhi protocol kesehatan,” himbaunya
“Patuh jalankan 3 M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, itu SOP untuk hidup sehat saat ini,” ingat Asril
Riau berduka
Awan gelap menyelimuti langit negeri Melayu Propinsi Riau, pejuang kesehatan, dr Oki Alvin seorang dokter yang bertugas di puskesmas Gunung Sahilan I Kabupaten Kampar meninggal karena Covid 19. Duka ini tak hanya di rasa otang tua dan keluarga saja, Gubernur Riau, H Syamsuar mewakili masyarakat yang dipimpinnya menyampaikan belasungkawa dan rasa kehilangan yang mendalam. Isak tangis tak terbendung. Ia sendiri langsung mengimami shalat jenazah sang dokter muda, dengan doa banyak pelayat mengiringi pemakaman pahlawan kesehatan Riau itu.
“Selama bekerja almarhum merupakan sosok dokter pekerja keras, dan rajin. Beliau merupakan dokter yang betul-betul melayani masyarakat. Tanpa sadar, orang yang terinfeksi Covid-19 beliau layani,” kata H Syamsuar lirih dalam sambutannya saat melepas jenazah dr Oki Alvin.
Isak Ketua satgas percepatan penanganan covid-19 Provinsi Riau benar benar mewakili perasaan hati masyarakat keseluruhan, kabar duka itu, merupakan kehilangan dokter pertama Riau tersebab Covid 19, sebelumnya ada seorang perawat yang menjadi korban pertama dari tenaga medis Riau yang terjangkit Covid 19.
“Jika kita menangis hari ini, biarlah ini jadi air mata terakhir, biar ini jadi tenaga medis terakhir yang harus berkorban untuk kita. Berhentilah abai, berhentilah tidak peduli. Jangan biarkan tenaga medis kita putus asa dalam sepinya ruang isolasi, merawat yang sakit. Hanya kita yang bisa mengubah ini semua, hanya kita,” tulis H Syamsuar di akun Instagramnya
Setelah dr Oki Alvin, duka Riau berlanjut ke Jhoni Andi Zainal, dokter yang bertugas di Puskesmas Air Tiris juga di Kabupaten Kampar, lima hari dirawat di ruang ICU RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, perjuangan nya melawan Corona terhenti di tanggal 24 September 2020, ia menghembuskan nafas terakhirnya, ia di panggil menghadap sang khalik sebagai seorang Sahid.
Kewaspadaan harus menjadi keniscayaan dalam setiap aktifitas masyarakat saat ini, apalagi para petugas medis yang berjuang di garis depan penangan dan penanggulangan penyebaran Covid 19, pengutamaan penerapan protokol kesehatan harus ditingkatkan dalam setiap pelayanan pasien.
“Saya harapkan kepada para petugas medis, untuk tidak lupa menggunakan alat pelindung diri saat melayani masyarakat, ini untuk kebaikan kita semua,” imbau Syamsuar
Bangkit dari Covid, Pandemi melahirkan enterpreneur
Pandemi, tak hanya merongrong kesehatan masyarakat, dibidang ekonomi pun terguncang, jutaan orang kehilangan pekerjaan, dunia usaha pun bertumbangan, tak sedikit yang tidak punya penghasilan, entah bagaimana menghidupi keluarga.
Sejak Covid menghantam dunia usaha, perhotelan dan restoran terkena dampak duluan, bisnis ini kehilangan pelanggan, tak ada yang datang, berarti tak ada pendapatan. Goyah tertubruk covid 19, Manajemen hotel dan restoran langsung bereaksi dengan memangkas jumlah karyawan, lebih dari setengah karyawan di rumahkan, sebagian kecil yang tinggal harus pula rela masuk kerja setengah bulan saja secara bergantian dengan karyawan lain, tentu dengan konsekwensi gaji yang akan diterima pun seharga setengah bulan, atau separoh upah dari gaji sebelum Pandemi dulu.
Taufik Hidayat (39), menjadi satu dari sebagian besar pekerja perhotelan yang tidak beruntung, ia di rumahkan setelah belasan tahun mengabdi sebagai pekerja hotel, ia tak menyalahkan management atas keputusan sulit untuknya. Keadaan memang harus berlaku seperti itu, sepinya pengunjung yang datang ke hotel membuat management tak mampu membayar operasional dan gaji karyawan. Taufik keluar tanpa plaining sempurna untuk masa depan keluarganya.
“Naas, saya terdampak Covid, harus berhenti kerja karena hotel tempat saya kerja dulu sepi tamu” kata Taufik
Setelah tak lagi menjadi hotelier, Taufik sempat vakum aktifitas, ia bingung usaha apa untuk menopang ekonomi keluarga, tuntutan mencukupi kebutuhan kedua buah hati dan istri tercinta membuatnya harus berpikir ekstra keras.
Dua bulan menjalani hidup tanpa pemasukan, ia bertekad segera menata hidup, dan memutuskan untuk memulai usaha baru, warung bandrek dan skuteng dibuka nya di jalan Suka karya Ujung Pekanbaru, beruntung, mantan waiter lounge hotel berbintang di Pekanbaru ini memiliki pengalaman meracik berbagai minuman, salah satu nya minuman dari sari jahe.
Belum genap tiga bulan usaha bandrek dan skutengnya di buka, Taufik sudah bangkit dari keterpurukan ekonomi, walau tak sebesar pendapatan sebagai pegawai hotel, apa yang bisa di berikannya untuk keluarga tercinta sudah sangat luar biasa di tengah Pandemi saat ini.
“Alhamdulillah, dengan usaha sekarang, beberapa tunggakantunggakan cicilan bisa di bayar, seperti kredit rumah dan kendaraan. Sudah bisa makan saja, kita sudah sangat bersyukur,” ungkapnya
Taufik yakin, apa yang telah dirintisnya merupakan permulaan yang baik untuk masa depan yang lebih baik, ia tak lagi mengandalkan lagi kebaikan atasan untuk menentukan kemana keluarga kecilnya akan di bawa, kerja keras dalam mengelola sendiri usaha yang dirintis menjadi kepuasan sendiri baginya.
“Pandemi ini memaksa saya untuk berpikir enterprenaur, ini cara tuhan merubah hidup kita, semua ada hikmahnya,” ungkapnya seraya mengatakan ia akan terus berinovasi mengembangkan usaha, dan tak lagi berpikir untuk kembali sebagai karyawan swasta.
Zero Covid 19
Siang di Ahad yang cerah, Yan Benny Ayusla tengah berbincang serius dengan seseorang di ujung telepon seluler yang di genggamnya, di percakapan udara itu, seperti terjadi sebuah mufakat dengan sebuah pertanda beberapa anggukan, hape nya ditutup.
Yan bergegas mengambil sepasang sepatu yang sudah dipersiapkan istrinya. Di kecup sayang kening sang kekasih hati sambil berbisik lembut bahwa Sekretaris Camat bersama Upika Kuala Kampar tengah menunggunya.
“Perempuan itu butuh perwujudan kasih sayang pria, maka ia akan tenang, ia akan bahagia,” kata Yan sembari tersenyum kepada Nadariau.com di kediamannya di Kuala Kampar
Saban Ahad, di Penyalai ada pasar pekan dimana banyak orang datang dari seluruh penjuru pulau Mendol, terkumpul di pusat Kecamatan Kuala Kampar. Ada yang menawarkan dagangannya, ada pula yang menawarkan harga dari barang yang dibutuhkan, proses tawar menawar dibuka sebelum akad jual beli terjadi. Interaksi satu sama yang lain menghiasi keramahtamahan warga disetiap pojok pasar rakyat.
Di masa Pandemi, keramahtamahan menjadi kekwatiran, kedekatan menjadi kecemasan. Karena Covid 19 bisa berpindah lewat droplet dalam jangkauan satu meteran.
Untuk mencegah penyebaran Covid 19 di kecamatan terluar di Kabupaten Pelalawan ini, pihak Pemerintah Kecamatan, Puskesmas, Polsek dan TNI langsung turun ke pusat pasar untuk melakukan sosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan. Kedisiplinan mematuhi 3 M.
“Setiap Ahad, ada pasar pekan di Penyalai, jadi kita bersama pak camat yang diwakili pak sekcam, pak Kapolsek dan pak danramil bersama jajaran melakukan sosialisasi agar masyaraka patuh protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” terang Kepala Puskesmas Kuala Kampar Yan Benny Ayusla S.Kep, Minggu (25/10/2020)
Menurut Yan, disiplin Prokes menjadi kunci bagi 18.192 jiwa masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Kuala Kampar aman dari Covid 19.
Petugas medis dibantu aparat keamanan juga berjaga ketat mengawasi kedatangan orang yang ingin masuk ke Kuala Kampar, Prokes dan cek kesehatan suatu keharusan untuk bisa masuk ke pulau Mendol. Di dermaga dermaga sudah stand by petugas puskesmas bersama satpol PP, Polisi dan TNI.
“Ada juga kelebihan orang Kuala Kampar ini, mereka rata rata adalah nelayan dan petani, bekerja di bawah terik matahari dari pagi sampai sore, jadi imun orang disini kuat, lagipula Covid tidak bisa bertahan di cuaca panas,” ungkap Yan
Kerja keras masyarakat Kuala Kampar yang disiplin mematuhi Prokes, serta rajin jaga stamina dan daya tahan tubuh patut menjadi tauladan masyarakat luas yang tengah berjuang melawan pandemi.
Dalam rilis Diskominfo Pelalawan pada tanggal 23 November 2020, Kecamatan Kuala Pelalawan mencatat angka dua telor. Nol terkonfirmasi positif Covid 19, dan nol suspek. Angka itu bertahan sejak pandemi bertama muncul di negeri nusantara ini, zero Covid 19 bertahan sampai hari ini.
Covid 19 sudah menggrogoti kesehatan, pikiran dan mental masyarakat saat ini, dampak ekonomi dan sosial tak terelakkan, adaptasi kenormalan baru menjadi satu satunya pilihan yang harus diambil untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemi, dr Oki Alvin dan dr Jhoni Andi Zainal telah berjuang melawan covid sampai akhir hayatnya, dan masih banyak lagi petugas medis dan orang orang tangguh melawan covid di garis depan. Mereka jangan di biarkan sendiri, harus dibantu dengan kedisiplinan massiv seluruh masyarakat dengan berbagai upaya nyata melawan virus yang tak kasat mata.
Protokol Kesehatan
Dahlia, Taufik dan masyarakat di Kecamatan Kuala Kampar adalah segelintir cerita sukses dari orang orang yang berhasil bangkit dari hantaman Covid 19, ada banyak pasien lain yang pulih, dan banyak dunia usaha yang mulai menggeliat sejak di berlakukan kenormalan baru, pasar – pasar di buka, sendi sendi ekonomi masyarakat di galakkan kembali dengan protokol kesehatan yang diterapkan secara ketat.
Tindak lanjut dari pemberlakuan kenormalan baru , sanksi bagi masyarakat yang abai prokes di terapkan, razia yustisi di laksanakan. New normal di harapkan melahirkan kebiasaan baru yang penuh kedisplinan dalam menjaga kesehatan diri dan orang orang sekitarnya.
Perkembangan pandemic Covid 19 saat ini harus membuat masyarakat lebih waspada dan lebih menjaga protokol kesehatan dalam setiap aktifitas , Gubri H Syamsuar meminta setiap tempat usaha wajib menerapkan slogan 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak), baik secara internal usaha, seperti karyawan maupun pembeli yang datang untuk belanja.
Ketegasan Gubri ditindak lanjuti oleh dunia usaha denga menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan kran air, karyawan dan pengunjung di wajibkan mengenakan masker atau face sield serta membuat jarak aman antara pengunjung satu dengan lainnya.
“Saya berharap dengan dibuka nya usaha usaha saat adaptasi kebiasaan baru ini, baik UMKM maupun sector private dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, ekonomi harus tetap berjalan, namun kesehatan juga sangat penting,” harap Syamsuar
Untuk memulihkan ekonomi masyarakat, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya dan program program penyehatan perekonomian nasional. Seperti program bantuan sosial, stimulus, dan juga dana hibah yang disalurkan kepada masyarakat terdampak pandemi.
Pandemi Covid 19 yang terjadi saat ini, harus menjadi perhatian semua pihak, Presiden Jokowi meminta agar kepala daerah turut menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk membangun semangat optimisme di masyarakat.
“Kepala kepala daerah diminta untuk dapat memberikan tone yang posisitif, membangun optimisme masyarakat, Ajak masyarakat untuk saling membantu, saling ingatkan, gotong royong hadapi situasi yang sulit ini. Bangun harapan, bahwa dengan bersatu kita akan bisa melalui semua ini,” kata Presiden Jokowi sebagai mana dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, kamis (22/10/2020)
Upaya apapun yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi segenap masyarakatnya, tidak akan berhasil tanpa adanya tekad untuk keluar dari pandemi ini oleh masyarakat itu sendiri, cara nya dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat, disiplin dan tidak termakan isu hoaks.
Percayakan pada pemerintah, menyaring informasi secara jelas dari sumber yang layak di percaya merupakan cara bijak mengamati perkembangan pandemi . Mematuhi protokol kesehatan dan patuh 3 M adalah wujud dari ketaatan kepada pemerintah yang tengah bekerja.
Reporter : Apon Hadiwijaya