[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Tanjak khas Melayu Rohul, dipakai Menpar Arief Yahya, yang diberikan langsung Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Rohul Yusmar yang saat itu juga hadir di Rakernas tersebut.
Diakui Yusmar, pemberian tanjak ke pejabat, baik pejabat kabupaten/ kota, provinsi, hingga pejabat pemerintah pusat, bagian dari sosialisasi yang dilakukan Disparbud Rohul, upaya mengenalkan tanjak khas Melayu Rohul yakni Tanjak Unak Serantau.
Dimana, seluruh tanjak yang diberikan ke tamu yang datang ke Rohul, atau saat ada pejabat Pemkab Rohul sedang tengah kunjungan kerja ke luar daerah.
Terang mantan Kabag Humas Setdakab Rohul Yusmar menambahkan, bahkan tidak jarang tanjak juga diberikan disaat pejabat pemerintah dan organisasi, termasuk komunitas baik yang datang ke Rohul maupun masyarakat atau pejabat, bahkan organisasi yang menggelar kunjungan ke luar daerah.
“Semua ini dilakukan, agar tanjak khas Melayu Rohul bisa mendunia,” kata Yusmar, Senin (26/03/2018).
Usai diberikan oleh Kepala Disparbud Rohul, tanjak khas Melayu Rohul tersebut langsung dipakai Menpar Arief Yahya. Menpar bahkan mengucapkan terima kasih ke Pemkab Rohul karena sudah peduli dengan kebudayaan.
“Dengan sampainya tanjak Rohul dan dipakai Menteri Pariwisata, kita merasa bangga karena salah satu ciri khas Negeri Seribu Suluk sehingga dapat disosialisasikan dan dikenalkan ke tingkat nasional,” sebut Yusmar.
Disaat berikan tanjak, Yusmarmenyampaikan ke Menpar, bahwa tanjak merupakan lambang dan simbol pengakuan dari masyarakat Rohul kepada seorang pejabat, bahwa mereka bagian masyarakat Rohul.
“Dengan diterimanya tanjak khas Rohul, kita berharap agar Menteri Pariwisata ikut memperhatikan dan selalu ingat dengan Kabupaten Rohul dalam hal pembagunan, khususnya pembangunan di bidang pariwisata,” harap Yusmar.
Rohul Sudah Punya GenPI
Usai Rakornas di Nusa Dua Bali, diketahui Kabupaten Rohul masuk dalam 29 kabupaten/ kota di Indonesia yang telah mempunya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dari 513 Kabupaten/ kota se-Indonesia. Sementara tingkat provinsi, GenPI baru terbentuk 50 persen se-Indonesia.
Kata Yusmar, dimasa mendatang, pengembangan dan promosi pariwisata di seluruh daerah akan dimaksimalkan melalui media sosial atau wisata destinasi digital yang dapat diakses dari mana saja.
Penggerak destinasi digital ucap Yusmar, merupakan para kalangan kelompok sadar wisata atau Pokdarwis dan GenPI, baik GenPI yang dibentuk di Kemenpar, provinsi maupun kabupaten/ kota, sampai ke tengah-tengah masyarakat.
Kemudian, di bidang pariwisata dikembangkan melalui keterlibatan masyarakat lokal dan partisipasi serta peran aktifnya,” tambahnya.
Jelas Yusmar, bahwa untuk pengembangan pariwisata dengan melibatkan masyarakat lokal dan partisipasi tentunya akan menimbulkan kreativitas dan modifikasi yang menarik.
“Tentunya ini akan tercipta serta terwujud wisata yang aman, nyaman, bersahabat serta menyenangkan sesuai nilai- nilai lokal yang berlaku di suatu daerah,” harap Yusmar. (Advetorial)