[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Pekanbaru (Nadariau.com) – Laporan Dinas ESDM dan Biro Perekonomian Riau, untuk BBM premium di Riau realisasinya 66 persen dari kuota yang ada.
Sedangkan Informasi dari BP Migas, kuota premium untuk Riau sekitar 70 persen.
Informasi itu diketahui dari hasil pertemuan pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dengan Pertamina baru baru ini.
Atas adanya perselisihan kuota ini, Komisi II DPRD Riau turut menyorot kekurangan realisasi Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut.
Sehingga ada dugaan ada oknum yang bermain dengan pengurangan kuota itu. Dan atau apakah Riau sengaja diberikan kuota yang tidak cukup dari pihak Pertamina?
“Kita wajar mempertanyakan, kenapa BBM yang kita terima tidak sesuai dengan kuota yang diberikan oleh BP Migas. Apa ada permainan disini atau bagaimana,” kata Anggota Komisi II DPRD Riau Sugianto, Selasa (13/02/2017).
Sebenarnya BBM premium adalah hak rakyat kecil. Namun selama ini sering habis di SPBU, padahal yang mengisi premium kebanyakan kendaraan roda dua.
Kekurangan BBM Premium sudah sering dilaporkan masyarakat kepada dirinya. Untuk itu, Sugianto menindaklanjuti agar penyebab kekurangan BBM tersebut dapat terarasi.
Selain itu, Komisi II DPRD Riau juga akan turun ke lapangan untuk melihat dan mempertanyakan secara langsung kepada pihak SPBU.
Baik kuota yang diterima SPBU, penjualan setiap hari dan melihat dokumen SPBU itu.
Hasil dari kunjungan kelapangan akan dilaporkan kepada Pertamina. Dan Pertamina akan diminta untuk menjelaskan hasil kunjungan serta penyebab pembatasan BBM premium yang tidak sesuai kuota.
“Jika nanti ada ditemukan ada permainan, kita minta penegak hukum dan instansi terkait menindak tegas pelaku tersebut. Supaya kelangkaan BBM Premium ini bisa kita atasi,” tegas Sugianto. (ind)