[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”]
Pekanbaru (Nadariau.com) – Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menambah dua Program Studi (Prodi). Yaitu Prodi pendidikan IPA dan pendidikan vokasional elektronika.
Izin ke dua Prodi baru ini sudah dikeluarkan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), baru baru ini. Dengan keluarnya izin itu, UMRI juga mulai menerima mahasiswa baru untuk dua Prodi baru tersebut di tahun ajaran 2018 ini.
Rencananya, masing-masing prodi akan menerima 30 mahasiswa atau satu kelas. Namun untuk tahun depan akan ditingkatkan target penerimaan mahasiswa dan atau sesuai situasi dan kondisi. Maksudnya jika peminat lebih banyak maka bisa jadi target akan ditambah.
“Target kami menerima 30 mahasiswa atau satu kelas untuk masing-masing Prodi itu. Tahun ajaran baru 2018 ini penerimaan sudah bisa dimulai,” kata Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UMRI, Sri Fitria Retnowaty SSi MT, Selasa (23/01/2018).
Dijelaskannya, proses penerimaan mahasiswa baru itu telah dipersiapkan secara matang. Karena, selama proses perizinan diurus, UMRI telah memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana perkuliahan.
Termasuk juga tenaga pengajar atau dosennya. Semua sudah ada dan lengkap. Makanya mulai dari sekarang UMRI sudah mulai terima mahasiswa tahun ini.
Untuk program vokasional, UMRI berencana membuka jalur reguler B. Dimana, calon mahasiswa sasarannya selain yang fresh graduate juga guru-guru di daerah. Artinya, sembari tetap menjalankan tugas mengajar, mereka bisa belajar kembali di Umri.
Fitri menilai, potensi diminatinya prodi vokasional sangat besar. Karena lulusannya memang dibutuhkan dan siap pakai di dunia kerja. Karena itu, dia yakin target penerimaan mahasiswa yang mereka tetapkan bisa tercapai.
Ditambahkan Fitri, ada dua prodi lagi yang saat ini tengah menunggu izin keluar. Keduanya yaitu prodi S1 pendidikan vokasional Teknik Otomotif serta Farmasi.
“Persyaratannya sudah dilengkapi dan kami yakin perizinan juga akan diberikan oleh kementerian,” ujar Sri. (ind)