Pekanbaru (Nadariau.com) – Pendidikan demokrasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, sukses diselenggarakan kepada mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Dengan ditandainya Pemukulan Palu sidang Pleno oleh KPRM FDK menjelang Magrib, Jum’at (15/12/2017) sebagai pertanda pasangan Aji Nur Sahid – Vizra Dwi Yanri, resmi terpilih sebagai Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi secara aklamasi.
“Meskipun ada riak-riak dalam penetapan tadi, namun semuanya menerima karna aklamasi itu konstitusional,” Kata Aji Ketika melakukan Konferensi Pers kepada Media Kampus.
Aji juga menjelaskan bagaimana kronologi kenapa harus aklamasi. Hal ini dikarenakan dari delapan formulir yang di ambil para calon kandidat, hanya satu berkas yang di serahkan kembali kepada Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa FDK (KPRM FDK).
Sehingga, merujuk kepada UU Pemira BEM FDK No: 01/KPRM/2017 tentang Batas Waktu Penyerahan Berkas, serta Petunjuk Umum Organisasi Kampus (PUOK), maka satu berkas yang masuk diverifikasi oleh KPRM FDK.
Dan KPRM menyatakan lengkap dan sah maka KPRM menetapkan pasangan Aji Nursahid & Vizra Dwi Yanri sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Bem Terpilih FDK 2017/2018.
“Kemenangan keluarga besar mahasiswa FDK adalah kemenangan kita bersama. Untuk itu mari kita bersatu melakukan yang terbaik untuk Kampus kedepan,” ajak Aji.
Sementara itu, Vizra mengajak bahwa, proses pembejaran pilitik dan demokrasi dalam tataran kampus sudah terselenggara. Dalam pemilihan, peserta boleh saja mendukung calon A dan tidak kepada Calon B.
Namun setelah proses ini (Pemira) berakhir seluruh keluarga besar mahasiswa FDK harus kompak lagi. Sehingga seluruh mahasiswa akan berbuat yang terbaik dan berusaha maksimal menjalankan roda-roda organisasi. Supaya visi-misi yang disusun jauh-jauh hari bisa diimplementasikan dengan baik.
Ia dalam mengimplementasikan Visi-Misi sudah membagi fokus, Pak Gub (Aji) untuk ekternal. Seperti menjalin hubungan dengan berbagai instansi dan stakeholder FDK lokal, nasional maupun internasional.
Sedangkan saya untuk urusan internal organsiasi. Seperti berkomunikasi dengan pimpinan FDK maupun UIN, konsolidasi internal, kerja-kerja organisasi dan selalu menggiatkan demokrasi bagi kalangan mahasiswa.
Apalagi sekarang mahasiswa dilanda oleh fenomena distruption, maka pengurus dalam membuat kegiatan-kegiatan nanti harus kekinian. Mengikuti trend dalam hal positif dan berbagai pelatihan maupun workshop yang mengintegrasikan nilai-nilai intelektualitas.
Kebaruan dan bersifat meng-upgrade skill. Sehingga mahasiswa selain kritis, intelektual, membangun Skill dan fun, juga tetap care dengan perubahan.
“Apalagi kita kenal dengan Mahasiswa Zaman Now. Kita wajib mampu bersaing, produktif dan menjadi agen-agen start up kedepan,” kata Vizra. (ans)