Sabtu, Desember 6, 2025
BerandaHeadlineKapolda Riau Ajak Gajah Dona Jaga Hutan Buluh Cina

Kapolda Riau Ajak Gajah Dona Jaga Hutan Buluh Cina

Kampar (Nadariau.com) – Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan melakukan patroli ke kawasan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kabupaten Kampar, Kamis (06/11/2025).

Dalam kegiatan tersebut, jenderal berbintang dua itu meninjau langsung kondisi hutan konservasi sekaligus berinteraksi dengan satwa dilindungi — termasuk seekor anak gajah lucu bernama Dona.

Didampingi Kepala BBKSDA Riau Supartono, personel Bhabinkamtibmas, dan petugas konservasi gajah, Irjen Herry tampak santai saat memberi makan tebu segar dan nenas kepada Dona yang baru berusia satu tahun. Anak gajah itu merupakan buah hati dari induk betina Ngatini dan pejantan Robin.

“Patroli ini bagian dari koordinasi dan penguatan sinergitas penegakan hukum di bidang kehutanan dengan BKSDA dan instansi terkait lainnya,” ujar Irjen Herry.
Ia menegaskan, konsep Green Policing akan terus diperkuat jajaran Polda Riau dalam menjaga kelestarian alam, memberantas praktik perambahan hutan, perburuan satwa liar, serta aktivitas ilegal lainnya di kawasan konservasi.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau Supartono menyampaikan apresiasi atas kehadiran Kapolda Riau di kawasan konservasi tersebut.
“Kebetulan Pak Kapolda sedang patroli dan mampir ke TWA Buluh Cina. Beliau ingin melihat potensi wisata alam serta kondisi tiga gajah jinak yang kami rawat di sini. Beliau tampak sangat senang melihat interaksi antara petugas dan satwa,” ujarnya.

Supartono menambahkan, TWA Buluh Cina akan dikembangkan menjadi destinasi wisata alam unggulan di Riau. Selain wisata edukasi gajah, pihaknya juga menyiapkan konsep “tree hugging” atau wisata peluk pohon yang kini banyak diminati wisatawan sebagai sarana relaksasi dan pendekatan dengan alam.

Meski demikian, Supartono tak menampik masih adanya ancaman perambahan di sekitar kawasan.
“Setiap kawasan pasti ada gangguan. Di ujung TWA ini ada lahan yang sudah dibuka untuk kebun sawit. Dulu lahan masyarakat, tapi kini sudah diserahkan kepada pemerintah,” jelasnya.

Menurutnya, patroli rutin dan sinergi aparat penegak hukum sangat penting untuk menjaga kelestarian habitat, termasuk populasi gajah Sumatera yang menjadi ikon konservasi di Riau.

Sebagai kawasan eko-eduwisata, TWA Buluh Cina bukan hanya menjadi tempat pelestarian alam, tetapi juga pusat edukasi dan penelitian tentang satwa endemik Sumatera.

Keberadaan gajah seperti Dona diharapkan menjadi pengingat pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam.(sony)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer