Kuansing (NadaRiau.com)-Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, dilaporkan semakin parah dan merajalela. Lokasi yang menjadi sorotan utama adalah Kecamatan Hilir dan Kuantan Hilir Sebrang.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari masyarakat setempat, operasi PETI di dua kecamatan tersebut masih berjalan mulus. Seorang sumber yang meminta anonimitasnya dijaga mengonfirmasi bahwa aktivitas ilegal itu dikoordinasi oleh satu orang yang mengutip iuran.
Sumber tersebut secara gamblang menyebut nama ‘Andos’ sebagai orang yang memegang kendali atas pungutan setoran di wilayah tersebut.
“Masih (beroperasi), Bang. Dia (Andos) yang megang setoran. Semua yang di sini kalau tidak salah dia yang ngutip,” ujar sumber tersebut saat dikonfirmasi.
Pernyataan ini mengindikasikan adanya dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang terorganisir untuk memuluskan jalannya operasi penambangan ilegal.
Di tengah maraknya aktivitas ilegal yang merusak lingkungan tersebut, muncul dugaan kuat adanya praktik ‘uang koordinasi’ atau setoran. Sebuah nama, ‘Andos’, disebut-sebut oleh masyarakat setempat sebagai oknum yang bertanggung jawab mengumpulkan setoran dari para pelaku tambang ilegal. Situasi ini memicu kritik keras dari aktivis lokal, yang mendesak Kapolda Riau untuk mengambil tindakan tegas.
Lambatnya penindakan di tingkat lokal menuai reaksi keras dari Gerakan Aktifis (GAS) Riau. Kordinator Aliansi, Hanafi, secara terbuka mempertanyakan sikap diam aparat kepolisian setempat, khususnya Kapolsek yang memiliki kewenangan di wilayah hukum setempat.
Hanafi, yang akrab disapa Nafi, menilai sikap bungkam tersebut sangat kontras dengan komitmen Kapolda Riau yang tegas dalam memberantas PETI di wilayah hukumnya.
“Kapolsek kok bungkam? Ada apa ini? Padahal Polda Riau komitmen untuk menertibkan Penambangan emas ilegal. Ini patut diduga ada apa-apanya ni,” ungkap Hanafi
Hanafi menduga ada permainan di balik pembiaran aktivitas PETI yang terus berlangsung di depan mata aparat. Menyikapi dugaan adanya ‘setoran’ dan mandeknya penindakan di level bawah, Gerakan Aktivis Riau mendesak Kapolda Riau, Irjen. Pol. Herry Heryawan, untuk turun tangan langsung.
Hanafi meminta Kapolda tidak hanya menertibkan aktivitas tambangnya, tetapi juga mengusut tuntas aliran dana dan oknum yang bermain di baliknya.
Secara spesifik, Hanafi menuntut agar ‘Andos’, yang diduga kuat sebagai pengutip setoran, segera ditangkap untuk dimintai pertanggungjawaban.
“Kalau ada kutipan uang setoran, Kapolda harus turun tangan langsung. Tangkap Andos yang ngutip uang setoran itu,” tegas Hanafi.
Desakan ini menuntut pembuktian komitmen Polda Riau dalam memberantas PETI hingga ke akar-akarnya, termasuk para ‘cukong’ dan oknum yang melindunginya.(DON)


