Bandung-Nadariau.com– Tim pengabdian kepada masyarakat (Abdimas) dari Telkom University berhasil menerapkan sistem digital untuk memantau pertumbuhan anak dan mencegah stunting di Posyandu Flamboyan, Desa Sukapura. Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat – Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kemendiktisaintek tahun 2025.
Kegiatan Abdimas ini dipimpin oleh Dr. Sinung Suakanto, S.T., M.T., dengan anggota tim Widia Febriyani, S.Kom., M.Kom., serta Rah Utami Nugrahani, S.Sos., M.A.B., Ph.D.. Pelaksanaan dilakukan pada 8 Oktober 2025 dengan melibatkan kader dan masyarakat Posyandu Flamboyant sebagai penerima manfaat utama.
Sebelum adanya digitalisasi, kegiatan pencatatan di posyandu masih dilakukan secara manual menggunakan buku register. Cara konvensional ini sering menimbulkan berbagai kendala, seperti keterlambatan pelaporan, kesalahan input data, hingga kesulitan dalam menganalisis perkembangan anak. Melalui inovasi sistem digital ini, proses pelayanan di posyandu kini menjadi lebih efisien, akurat, dan mudah diakses.
Program digitalisasi yang diterapkan tim Telkom University mencakup dua aspek utama: penyediaan sarana fisik dan pengembangan sistem digital pencatatan tumbuh kembang anak.
Dari sisi sarana, posyandu kini dilengkapi dengan timbangan digital bayi, alat ukur tinggi badan, serta peralatan antropometri yang sesuai standar WHO.
Sementara itu, sistem berbasis web memungkinkan kader posyandu untuk langsung memasukkan hasil penimbangan ke dalam sistem tanpa perlu penulisan ganda di buku catatan.
Sistem ini juga mendukung pelacakan riwayat pertumbuhan anak secara digital, sehingga mempermudah pemantauan perkembangan dari bulan ke bulan. Data yang tersimpan dapat digunakan sebagai dasar evaluasi efektivitas intervensi gizi dan kebijakan pencegahan stunting di tingkat desa maupun daerah.
Selain itu, sistem digital Posyandu Flamboyant memiliki fitur klasifikasi status gizi anak berdasarkan berat badan dan tinggi badan menurut umur. Data yang diinput secara otomatis diolah menjadi grafik pertumbuhan interaktif, membantu kader mengenali lebih cepat anak-anak yang berpotensi mengalami gangguan gizi. Dengan demikian, tindakan pencegahan dapat dilakukan secara lebih cepat dan tepat sasaran.
Tidak hanya menyediakan perangkat dan sistem, tim Abdimas Telkom University juga memberikan pelatihan kepada kader posyandu agar mampu mengoperasikan aplikasi secara mandiri. Pelatihan meliputi proses input data, membaca grafik pertumbuhan, hingga membuat laporan digital untuk disampaikan ke puskesmas.
Dari hasil evaluasi, pelaksanaan penimbangan rutin kini menjadi lebih cepat dan data yang dikumpulkan jauh lebih akurat dibandingkan metode manual sebelumnya.
Ke depan, sistem ini direncanakan untuk terintegrasi dengan sistem pelaporan puskesmas, sehingga memperkuat konektivitas data antarposyandu dan mendukung pemantauan status gizi anak secara berkelanjutan. Program digitalisasi ini juga diharapkan menjadi model penerapan teknologi informasi di layanan kesehatan masyarakat desa lainnya.
Transformasi digital yang dilakukan di Posyandu Flamboyant menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah desa, dan kader posyandu dapat menghadirkan solusi inovatif dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak.
Inovasi ini tidak hanya mengubah cara kerja, tetapi juga menegaskan komitmen bersama untuk melindungi masa depan generasi muda Indonesia sejak usia dini.
“Penerapan sistem digital di posyandu merupakan langkah kecil dengan dampak besar. Dengan teknologi, data pertumbuhan anak bisa dipantau lebih akurat, intervensi lebih cepat, dan upaya pencegahan stunting menjadi lebih efektif,” ujar tim Abdimas Telkom University.
Melalui program ini, Posyandu Flamboyant menjadi contoh nyata transformasi layanan kesehatan masyarakat yang cerdas, responsif, dan berkelanjutan, sekaligus mengukuhkan komitmen Telkom University dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang kesehatan dan teknologi.


