Kuansing (NadaRiau.com)- Kisah pilu penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kuansing kini kembali terulang, setelah kejadian pada tahun 2013 lalu di kecamatan Hulu Kuantan, kini Selasa (07/10/2025) petugas kepolisian resort (Polres) Kuantan Singingi (Kuansing) dihadang dan mendapat perlawanan dari masa saat melakukan penertiban di Desa Pulaw Bayur, Kecamatan Cerenti.
Personil jajaran Polres Kuansing yang dipimpin oleh Kapolres AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, beserta awak media, menjadi ‘bulan-bulanan’ penyerangan sekelompok preman yang diduga merupakan pekerja pekerja ratusan peti yang ada di seluruh kecamatan Cerenti.
Dari insiden tersebut, salah seorang jurnalis dari media lokal Kuansing menjadi bulan bulanan masa hingga babak belur dan dilarikan kerumah sakit, tidak hanya itu, penyerangan juga disertai dengan pengrusakan terhadap kendaraan petugas, mobil kendaraan dinas Kapolres berserta kendaraan anggota opsnal dirusak masa.
Ayub Kelana menuturkan, dirinya hadir secara langsung bersama jajaran kepolisian guna melakukan peliputan terkait penertiban PETI di Desa Pulau Bayur, namun Naas baginya, meski ikut rombongan jajaran kepolisian, justru wajahnya ‘bonyok’ akibat pengeroyokan sekelompok preman di Desa Pulau Bayur tersebut.
“Saat penertiban PETI yang dipimpin pak Kapolres Kuansing, saya lagi liputan, tiba-tiba ada salah satu oknum preman yang saya kenal, memprovokasi dan menghasut oknum preman lainnya untuk menyerang saya,” tutur Ayub.
Tidak hanya itu jelasnya, aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok oknum premanyang diduga para pekerja ratusan rakit dompeng di Desa Pulau Bayur ini, juga merusak mobil dinas Kapolres Kuansing serta mobil operasional Polres Kuansing lainnya.”
Kita berharap aparat kepolisian untuk mengusut tuntas cara-cara premanisme ini. Ini sudah anarkis dan tidak boleh dibiarkan. Nanti saya juga akan membuat laporan resmi di kepolisian,” tegasnya.(DONI)


