Pekanbaru (Nadariau.com) – Suasana hijau mewarnai area brandgang Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Kamis (18/09/2025). Deretan sayur kale dan pakcoy yang tumbuh subur tampak siap dipanen.
Sejumlah warga binaan dengan penuh semangat memetik hasil kerja mereka, didampingi petugas dari Seksi Kegiatan Kerja (Giatja).
Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Erwin Fransiskus Simangunsong, menyebut panen kali ini bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan bagian nyata dari pembinaan kemandirian.
“Ini bukan sekadar panen, tapi bukti bahwa warga binaan mampu produktif. Mereka belajar bertani, mengelola lahan, hingga memanen hasilnya. Keterampilan ini diharapkan bisa menjadi bekal ketika mereka kembali ke masyarakat,” ujar Erwin.
Ia menegaskan, program pertanian yang dijalankan Lapas Pekanbaru juga sejalan dengan upaya mendukung ketahanan pangan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pembinaan di Lapas tidak berhenti di balik tembok. Panen ini menjadi semangat baru, warga binaan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Giatja, Jefriandy Gultom, menjelaskan hasil panen tidak hanya untuk kebutuhan dapur Lapas, tetapi juga akan dibagikan kepada masyarakat sekitar dan keluarga warga binaan.
“Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan lebih luas, bukan hanya untuk Lapas, tapi juga masyarakat. Ada nilai tambah sosialnya,” ungkap Jefriandy.
Ia menambahkan, kegiatan agrobisnis ini akan terus dikembangkan agar warga binaan memiliki keterampilan nyata.
“Setelah bebas, mereka tidak mulai dari nol. Sudah ada pengalaman yang bisa dipraktikkan untuk hidup lebih mandiri,” katanya.
Program pemanfaatan lahan kosong menjadi kebun sayur ini kini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan di Lapas tidak hanya berorientasi pada hukuman, melainkan juga masa depan. Warga binaan belajar menata hidup baru dengan kerja keras, kemandirian, dan harapan.(sony)


