Nadariau.com, NTB – Getarannya sudah terasa bahkan sebelum gong pertama dibunyikan. Sosok muda dari jantung Kampar, Rangga Riwa Prandiago, akan segera meledak di panggung tertinggi Muaythai nasional. Ia tak datang sekadar bertanding, ia datang membawa badai!
Mewakili Provinsi Riau, namun lahir, tumbuh, dan digembleng di tanah Kampar, Rangga menjadi simbol sempurna dari kebangkitan olahraga bela diri Indonesia dari daerah. Anak muda bertulang baja ini membawa nama daerahnya dalam setiap napas, dalam setiap pukulan, dalam setiap tetes keringat yang ia tumpahkan di ring.
Di bawah bendera Pengkab Muaythai Kampar, Rangga telah menaklukkan berbagai event bergengsi di Provinsi Riau. Ia bukan sekadar juara, ia fenomena. Dan kini, pada Kejurnas Muaythai 2025 yang digelar di Nusa Tenggara Barat, waktunya untuk membuktikan: prajurit sejati Kampar telah datang!
Ketua Muaythai Pengkab Kampar, Beni Zairalatha, menyuarakan harapan seluruh masyarakat Kampar dengan lantang.
“Kami tidak mengirim atlet ke Kejurnas. Kami mengirim petarung dengan semangat seribu singa! Rangga adalah manifestasi dari ketekunan, kerja keras, dan semangat Kampar yang tak bisa dikalahkan,” ungkap Beni Zairalatha, Sabtu (13/09/2025).
Beni menegaskan, meskipun Rangga bertarung di bawah panji Provinsi Riau, Kampar adalah darah yang mengalir dalam dirinya.
“Langit ring di NTB akan menyaksikan bukan hanya teknik tinggi, tapi juga api perjuangan dari tanah Kampar. Saat Rangga naik ke atas ring, dia membawa harapan ribuan pasang mata. Dan saya percaya — dia akan membuat kita semua berdiri dan bersorak bangga!”
Rangga bukan hanya bertarung dengan fisik, tapi dengan hati. Ia adalah perpaduan sempurna antara teknik, kekuatan, dan mental tak tergoyahkan. Di usianya yang masih muda, ia telah menjelma menjadi jagoan masa depan Indonesia.
Kini, semua mata tertuju ke NTB. Para pesaing boleh datang dari seluruh penjuru nusantara, tapi satu hal tak bisa mereka hindari: nama Rangga Riwa Prandiago akan bergema keras di seluruh arena!
Karena ketika anak Kampar bertarung…Dia tak hanya mengincar sabuk. Dia mengejar sejarah! (NC/***)
