Jumat, Desember 5, 2025
BerandaHeadlineWarga Nagari Koto Panjang Pekanbaru Semarakkan HUT RI Ke-80 dengan Lomba Menjunjung...

Warga Nagari Koto Panjang Pekanbaru Semarakkan HUT RI Ke-80 dengan Lomba Menjunjung Talam

Para wanita menjaga keseimbangan saat menjunjung talam supaya tidak jatuh.

Pekanbaru (Nadariau.com) – Warga Nagari Koto Panjang, Kenagarian Tigo Jangko, Lintau Buo, Tanah Datar, perantau Kota Pekanbaru, Riau, semarakkan perayaaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80 dengan acara lomba menjunjung talam.

Menjunjung talam adalah salah satu tradisi yang sangat penting dalam budaya Minangkabau, Sumatera Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan dalam acara-acara adat, pernikahan dan manjalang mintuo (Mengunjungi Mertua bagi yang sudah menikah).

Di Nagari Koto Panjang, ada tradisi unik. Setiap tahun usai Sholat Idul Fitri, sang istri bersama suami dan anak-anaknya pasti akan menjunjung talam datang mengunjungi rumah mertua. Tujuannya untuk makan bersama dengan keluarga dan sanak saudara sang suami.

Menu makanan yang dibawa diusahakan yang paling enak-enak. Diantaranya, nasi, rendang, ayam goreng, sayur, gulai tauco, ikan gurami, paragedel kentang, kue lebaran dan lain-lain. Tapi jangan salah, seluruh makanan dalam jadah memiliki simbol dan makna secara adat.

Semua makanan itu di sajikan dalam piring dan disusun rapi diatas talam hingga tinggi dan ditutup pakai songkok anyaman bambu berbentuk kerucut. Lalu di bungkus pakai kain, sehingga bentuknya runcing ke atas. Cara membawa talam berisi makanan ini di junjung diatas kepala atau biasa disebut ‘Berjadah’.

Zaman dulu, bagi suaminya berasal dari Guguk Tinggi (Koto Panjang), para istri sering mangambok (Mengeluh), untuk menjunjung jadah pergi menjalang mertua saat musim hujan. Karena jalannya naik turun hingga kemiringan 70 derajat. Yang lebih parah, jalan tersebut tidak diaspal sehingga banyak jadah itu jatuh akibat jalan tanah licin dan berlumpur.

Disisi lain, jika tradisi berjadah ini tidak dilaksanakan, maka hati mertua akan hiba menunggu menantunya datang. Pasalnya orang lain juga melakukan hal yang sama, yakni mereka tetap pergi berjadah ke rumah mertua masing-masing bersama anak-anaknya, meski musim hujan. Apalagi orang disana banyak yang tampan-tampan, sehingga mereka datang dengan senang hati dan penuh semangat.

Selain itu, jika tradisi berjadah tidak dilaksanakan, maka bisa berdampak buruk dalam rumah tangga. Seperti terjadi pertengkaran hebat antara suami istri, ekonomi tidak berkembang dan ada malapetaka lainnya. Jadi, bagi orang mengetahui, tradisi ini tetap dijalani meski memiliki banyak resiko. Seperti sandal putus, pakaian kotor karena lumpur, piring pecah dan lain-lain.

Maka untuk menjaga tradisi tersebut, Panitia HUT RI IKKP mengadakan lomba menjunjung talam. Bagi pemenang akan di beri hadiah, sebagai buah tangan bagi peserta acara.

“Tradisi menjunjung talam, dilakukan oleh para wanita yang membawa talam berisi hidangan makanan dan kue. Jika dilihat di Nagari Koto Panjang, selain acara adat dan pernikahan, tradisi ini selalu kita lihat usai Sholat Idul Fitri. Dimana, wanita sudah bersuami akan menjunjung talam atau jadah berjalan dengan tertib dan sopan mengunjungi rumah mertuanya,” kata Ketua IKKP Kota Pekanbaru Khairul SAg bersama Sekum IKLB Alwis dan Penasehat IKLB H Bastian dan H Marwan, di lokasi kegiatan di Jalan Tengku Bey, Bukit Raya, Senin (18/8/2025).

Siapa yang cepat finish, akan jadi pemenang.
Dengan senang hati, pemenang menerima hadiah.
Warga IKKP berfoto penuh semangat semarakkan HUT RI ke 80.

Kemudian, tradisi menjunjung talam di Minangkabau memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Tradisi ini diyakini telah ada sejak zaman dahulu kala dan menjadi bagian penting dari budaya Minangkabau.

Menjunjung talam memiliki makna dan simbolisme yang penting dalam budaya Adat Minangkabau. Tradisi ini melambangkan kebersamaan, kesederhanaan dan keramahan. Makanan dan hidangan yang disajikan dalam talam juga memiliki makna dan simbol tertentu, seperti kesuburan, kemakmuran dan keharmonisan keluarga.

Dengan demikian, tradisi menjunjung talam di Minangkabau merupakan salah satu contoh kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki serta di pertahankan oleh masyarakat Minangkabau. Rata-rata tradisi menjunjung talam sudah biasa dilakukan. Jadi tradisi ini tidaklah hal yang aneh bagi wanita minang.

“Bagi peserta pemenang dalam lomba kecil-kecilan ini, nanti akan menjadi perwakilan Nagari Koto Panjang dalam lomba menjunjung talam di acara Ikatan Keluarga Lintau Buo (IKLB) IX Koto di Rumbai, tanggal 24 Agustus 2025. Saat ini talam yang di junjung dalam kondisi kosong. Namun besok, mungkin talam yang dijunjung akan diisi makan dan kue dalam bentuk kemasan jadah,” terang Khairul sambil memperingatkan calon peserta di lomba IKLB nanti, supaya bisa mempersiapkan diri menjadi pemenang. (alin)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer