Oleh:
Dr. Anton Mulyono Azis
(Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University, Bandung)
Sangat penting bagi sistem rantai pasokan untuk memastikan bahwa barang atau produk didistribusikan dengan lancar di berbagai industri. Di Indonesia, kendala dalam rantai pasokan dapat berdampak besar pada banyak hal karena populasi yang besar dan ekonomi yang terus berkembang. Kendala-kendala ini tidak hanya mengancam kelancaran distribusi barang, tetapi juga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. Artikel ini akan menguraikan beberapa masalah utama yang terjadi pada rantai pasokan Indonesia, serta menemukan solusi dan peluang untuk mengatasi masalah ini.
Keterbatasan Infrastruktur. Keterbatasan infrastruktur merupakan salah satu hambatan utama bagi rantai pasokan Indonesia. Meskipun negara ini telah mengalami kemajuan pesat dalam dekade terakhir, masih ada masalah besar dengan infrastruktur logistik dan transportasi. Kelancaran alur distribusi dihambat oleh banyak faktor, termasuk jalan raya yang rusak, keterbatasan fasilitas logistik terpadu yang mencakup gudang, pusat distribusi, dan sistem manajemen persediaan, pelabuhan dan terminal yang padat, dan keterbatasan kapasitas bandara.
Kondisi infrastruktur transportasi yang rusak dapat memperlambat distribusi dan meningkatkan biaya operasional bisnis. Sebagai contoh, di Indonesia, biaya logistik mencapai 24% dari biaya operasional, sementara di negara-negara maju seperti di negara tetangga Singapura hanya sekitar 8%. Kapasitas pelabuhan yang terbatas juga menyebabkan penumpukan barang dan waktu bongkar muat yang lama. Ini menjadi masalah utama bagi bisnis yang bergantung pada rantai pasokan yang berfungsi baik.
Untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi biaya logistik, investasi yang lebih besar dalam infrastruktur transportasi diperlukan. Untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur, jalan, pelabuhan, dan bandara diperlukan investasi dalam pembangunan dan perawatan. Untuk mempercepat pelaksanaan proyek infrastruktur utama, pemerintah dapat meningkatkan anggaran dan mendorong sektor swasta melalui kemitraan publik-swasta. Sebuah studi yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam infrastruktur dapat menghasilkan peningkatan ekonomi sebesar 2,2 dolar.
Bencana dan Ketidakpastian Pasokan. Cuaca, bencana alam, dan faktor eksternal lainnya sering menyebabkan ketidakpastian pasokan dalam rantai pasokan Indonesia. Negara ini telah mengalami bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan erupsi gunung berapi dalam beberapa tahun terakhir, yang berdampak negatif pada proses produksi dan distribusi barang. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia sangat rentan terhadap berbagai bencana alam. Negara ini mengalami sejumlah bencana alam dari 2020 hingga 2024, termasuk gempa bumi, banjir, dan erupsi gunung berapi. Ini berdampak langsung pada rantai pasokan. Data lain menunjukkan bahwa perusahaan dengan sistem peringatan dini bencana alam mengalami penurunan 30% dalam kerugian produksi dibandingkan dengan perusahaan tanpa sistem. Sekitar 58% perusahaan melaporkan penurunan produksi dan distribusi selama periode tersebut. Oleh karena itu, investasi dalam teknologi peringatan dini dan strategi ketahanan pasokan diperlukan.
Perusahaan harus memiliki strategi yang tangguh untuk menghadapi ketidakpastian pasokan, seperti diversifikasi sumber pasokan dan investasi dalam teknologi yang dapat memprediksi dan mengatasi risiko bencana. Sensor dan sistem pemantauan bencana, misalnya, dapat membantu mengantisipasi dan merespons bencana alam dengan lebih cepat. Menggunakan lebih banyak asuransi dan instrumen keuangan derivatif juga dapat membantu bisnis menghindari kerugian yang disebabkan oleh ketidakpastian pasokan. Data menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan sistem manajemen risiko yang efektif dapat mengurangi kerugian hingga tiga puluh persen.
Kemudahan Berbisnis. Menurut Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia, saat ini Indonesia berada di peringkat ke-140 dari 190 negara dalam hal kemudahan berbisnis. Rantai pasokan akan menghadapi masalah besar saat regulasi dan proses perizinan yang kompleks, yang tentunya berdampak negatif pada rantai pasokan, terutama bagi perusahaan perdagangan internasional.
Untuk meningkatkan daya tarik investasi asing dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan domestik, pemerintah harus melakukan reformasi regulasi untuk menyederhanakan proses perizinan dan memastikan aturan yang jelas, sehingga perusahaan dapat mengelola rantai pasokan dengan efisien. Dengan menggunakan layanan elektronik, pemerintah dapat mempercepat proses perizinan dengan menyederhanakan dan mengotomatisasi prosedur administratif. Proses bea cukai dan perizinan ekspor impor yang menggunakan platform berbasis teknologi blockchain dapat lebih cepat dan transparan. Data menunjukkan bahwa reformasi regulasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5 hingga 2 persen.
Ketergantungan pada Pasokan Global. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan kelemahan rantai pasokan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ketika terjadi gangguan seperti pembatasan perdagangan atau penutupan perbatasan, ketergantungan pada pasokan global dapat menjadi risiko. Sebagai contoh, selama masa awal pandemi, ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 10,48%. Sektor manufaktur, yang biasanya bergantung pada bahan baku impor, mengalami kontraksi yang signifikan. Banyak perusahaan di Indonesia yang mengimpor bahan baku atau komponen tertentu dari luar negeri, dan ketidakstabilan dalam rantai pasokan global dapat merugikan bisnis lokal.
Penting bagi perusahaan Indonesia untuk mempertimbangkan langkah spesifik untuk mengatasi hal ini. Diversifikasi pasokan dan penguatan rantai pasokan domestik adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko ketergantungan pada pasokan global. Data investasi dalam rantai pasokan domestik menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan lebih berkelanjutan. Mendorong diversifikasi pasokan dan pengembangan rantai pasokan domestik memerlukan insentif dan kebijakan yang mendukung. Pemerintah dapat memberikan insentif pajak dan dukungan finansial kepada perusahaan yang berinvestasi dalam produksi lokal atau menciptakan kemitraan dengan produsen lokal. Data menunjukkan bahwa diversifikasi pasokan dapat mengurangi risiko kerugian sebesar 20% hingga 30%.
Teknologi Rantai Pasokan. Secara luas belum disadari bahwa penggunaan teknologi rantai pasokan (supply chain technology) dapat meningkatkan efisiensi, visibilitas, dan ketahanan rantai pasokan. Namun, seperti teknologi pada umumnya, ada beberapa kendala dan tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan manfaatnya, antara lain: kompleksitas integrasi sistem, biaya teknologi yang tidak murah, keamanan dan transparansi data, serta ketergantungan pada sumber daya manusia yang memiliki keahlian IT. Penggunaan teknologi dalam rantai pasokan tentunya dapat menjadi solusi potensial untuk mengatasi beberapa kendala yang telah disebutkan. Penggunaan sensor IoT (Internet of Things), analisis data, dan kecerdasan buatan dapat membantu meningkatkan visibilitas, efisiensi, dan ketahanan rantai pasokan.
Data dari Asosiasi Logistik Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi teknologi rantai pasokan mengalami peningkatan produktivitas hingga 25%. Namun, hanya sekitar 25% perusahaan di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi ini. Peningkatan literasi digital di kalangan pelaku bisnis adalah kunci untuk meningkatkan adopsi teknologi. Investasi dalam teknologi rantai pasokan dapat membantu meningkatkan visibilitas, efisiensi, dan ketahanan rantai pasokan. Data menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam teknologi ini dapat menghasilkan pengembalian sekitar 5 hingga 7 dolar dalam bentuk peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu meningkatkan literasi digital di kalangan pebisnis dengan menyediakan pelatihan dan pendidikan terkait teknologi rantai pasokan. Insentif pajak dan bantuan keuangan dapat diberikan kepada perusahaan yang mengadopsi teknologi rantai pasokan. Data menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas hingga 30%.
Kesimpulan. Kendala dalam rantai pasokan Indonesia dapat diatasi melalui pendekatan yang holistik, didukung oleh data kuantitatif yang kuat. Dengan meningkatkan infrastruktur, mengurangi ketidakpastian pasokan, menyederhanakan regulasi, mengurangi ketergantungan pada pasokan global, dan mengadopsi teknologi rantai pasokan, Indonesia dapat membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi untuk mencapai tujuan ini dan memastikan rantai pasokan yang andal dan efisien di masa depan.