Pekanbaru (Nadariau.com) – Civitas akademika Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menggelar aksi pemberian dukungan untuk kemerdekaan Palestina, di Halaman Kampus UMRI, Selasa (7/5/2024).
Ribuan mahasiswa, dosen dan persyarikatan Muhammadiyah dan khususnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) bergerak bersama memperdulikan masyarakat Palestina. Hal ini merupakan solidaritas bangsa Indonesia untuk memberikan dukungan terhadap Palestina
“Kegiatan aksi ini adalah bentuk soladaritas kita untuk memberikan dukungan kemerdekaan Palestina menjadi sebuah negara. Bisa dilihat, mahasiswa, dosen dan persyarikatan Muhammadiyah tumpah ruah turun di halaman kampus menyuarakan aspirasi agar penjajahan Israel di Palestina segera berakhir,” kata Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMRI, Prof Nazir.
Nazir menjelaskan, kemerdekaan adalah hak semua bangsa. Karenanya penjajahan di seluruh dunia harus dihapuskan. Oleh karena itu, ia menilai perjuangan ini sangat penting. Apalagi, ratusan tahun Indonesia dijajah, penderitaannya sangat luar biasa.
Begitu juga di Palestina. Meski penjajahan berlangsung puluhan tahun, namun penderitaannya mungkin berjuta-juta kali lipat dari kita. Karena pembunuhan demi pembunuhan dilakukan setiap saat oleh Israel tanpa perikemanusiaan.
“Kita berharap, doa ini bisa dikabulkan oleh Allah SWT, agar bangsa Palestina segera mendapatkan kemerdekaannya,” ujar Nasir.
Sementara Wakil Rektor III UMRI, Dr Jufrizal Syahri menyebut aksi ini adalah instruksi Forum Rektor PTMA di seluruh Indonesia. Dimana, kegiatan tersebut sebagai pesan kepada dunia bahwa Muhammadiyah dan Indonesia berada bersama-sama dengan masyarakat Palestina.
“Kita mendukung kemerdekaan Palestina dan ingin menyudahi genosida atau penyerangan Israel pada masyarakat Palestina. Kita sudah membantu rakyat Palestina, namun bantuan tidak bisa masuk akibat blokade Israel,” ujarnya.
Kita ingin menyampaikan pesan bahwa masalah di Palestina harus jadi fokus dunia. Harus bergerak bersama tanpa ada kata istirahat atau berhenti untuk memperjuangan kemerdekaan Palestina.
Dijelaskan dia, saat milad Muhammadiyah beberapa waktu lalu, ada bantuan sebesar Rp 1 miliar yang dikumpulkan dari berbagai pihak dan dikirim ke rakyat Palestina yang disalurkan lewat Lazismu. Bahkan, bantuan logistik telah dikirim ke perbatasan Palestina. Namun, ada yang terkendala karena dihambat Israel.
“Kita berharap blokade Israel segera dibuka agar bantuan-bantuan dari sejumlah pihak bisa sampai kepada rakyat Palestina. Aksi yang dilakukan oleh civitas akademika UMRI dan PTMA lainnya ini menjadi salah bentuk menyuarakan desakkan tersebut,” ujar Jufrizal.
Dr Santoso MPsi selaku Koordinator Aksi menilai kemerdekaan Palestina sebagai negara suatu keniscayaan. Untuk itu, perlu ada langkah nyata memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Karena selain ada landasan konstitusional Indonesia, hal ini juga secara kemanusiaan memang perlu diperjuangkan.
Dekan Fakultas Studi Islam UMRI ini menilai, tindakan zionis Israel tak bisa dibiarkan. Sehingga target aksi ini, Palestina harus merdeka. Karena itu, PTMA se-Indonesia bergerak mendesak dan meng-counter aksi mahasiswa di Eropa dan Amerika yang ditangkap aparat karena menyuarakan kemerdekaan Palestina.
“Aksi ini akan berkelanjutan. Karena perjuangan ini tidak sekali pukul selesai. Namun harus melingkupi multi aspek. Karena itu kita akan ada aksi lanjutan agar terasa di masyarakat dan memberi daya tekan pada semua pihak agar mau memerdekakan Palestina,” kata Santoso.
Dalam aksinya, massa membawa bendera Palestina berukuran besar maupun kecil. Ada pula yang membentangkan kain panjang dan karton bertuliskan kalimat dukungan agar negara Palestina segera berdiri. (alin)