Jumat, Oktober 4, 2024
BerandaUncategorizedDiduga Oknum Guru di Rohil Buliying Siswi, Ayah Korban Minta Bupati Nonaktifkan...

Diduga Oknum Guru di Rohil Buliying Siswi, Ayah Korban Minta Bupati Nonaktifkan Gurunya

Rokan Hilir, Nadariau Com – Mengejutkan kembali lagi terjadi oknum guru diduga melakukan Bullying atau Perundungan terhadap siswinya sendiri.

Kali ini terjadi di SMA 2 Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Akibat ulah oknum guru itu kini siswi tersebut mengalami trauma dan jatuh sakit.

Tidak terima atas prilaku oknum guru tersebut lantas ayah korban pun Budi profesi sebagai nelayan itu meminta Bupati Afrizal Sintong dan pihak Kadisbud Rohil, untuk menonaktifkan guru itu sebagai guru belajar dan mengajar di SMA Negri 2 Bangko.

Sebelumnya Budi juga merasa terpukul lantaran mendengar kabar anaknya yang saat ini masih duduk di kelas XI atau Kelas 2 di SMA Negeri 2 Bangko, diduga di Bullying salah seorang oknum guru.

Budi menilai bahwa oknum guru tersebut tidak pantas dijadikan pedoman para siswa siswi untuk melakukan belajar dan mengajar lantaran diduga dengan seenaknya memperlakukan anaknya, sehingga anaknya (korban) mengalami pingsan di sekolah itu.

” Anak saya pingsan di sekolah kuat dugaan saya setelah di Bullying oknum guru itu. jadi kami sebagai orang tua tidak terima anak kami diperlakukan seperti itu karena semenjak kejadian ini anak kami sakit hingga tidak masuk sekolah dalam waktu 3 (tiga) hari untuk mengikuti pelajaran di sekolah.” Ujarnya dengan kesal kepada media ini Jum’at Maret 2024, di Bagansiapi-Api.

kata Budi dirinya dan istrinya sudah memiliki niat baik karena sudah bersusah payah berkeinginan menyampaikan langsung kepada kepala sekolah (Kepsek) SMA Negeri 2 Bangko, untuk mencari kebenaran, namun kesempatan untuk berbicara langsung itu tidak direspon dengan alasan pihak sekolah Kepsek ada rapat.

” Saya sama istri sempat datang pagi pagi disekolah itu mau bertemu kepsek, namun sangat disayangkan pihak sekolah beralasan ada rapat.” Ucapnya.

Setelah tidak direspon Budi bersama istrinya pulang kerumah sesampainya dirumah mereka melihat anaknya masih sakit. merasa tidak puas kemudian mereka kembali mendatangi ke sekolah dimana anaknya menjadi dugaan korban Bullying.

” Sesampainya kami di sekolah bertemu dengan oknum guru itu. disitu sempat oknum guru itu mengeluarkan bahasa yang kurang enak kepada kami dan terjadi lah adu mulut atau cekcok bersama istri saya tidak lama kemudian kamipun pulang,” ujarnya.

Selain itu Ayah korban juga berharap kepada Bupati Rokan Hilir, dan kadisdikbud untuk menindaklanjuti yang dialami anaknya saat ini.

” Kedepannya Kita juga berharap ke seluruh guru yang ada di Rokan Hilir, ini didiklah para siswa siswinya seperti anaknya sendiri.” harapnya.

Budi menambahkan, hari ini dirinya mendapat surat undangan dari pihak sekolah SMA Negri 2 Bangko.

Menurutnya didalam surat undangan itu tidak ada keterangan yang valid hanya saja catatan sifat sangat penting.

” Insyaallah kami datang meskipun ending surat undangan ini belum tau,” tutupnya.

Hal senada saat dikonfirmasi wartawan media pesisir news, Ropiah yang mengaku ibu korban, kepada wartawan mengatakan bahwa anaknya kerap kali dapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari oknum guru tersebut bahkan dari informasi yang dia dapat anaknya pernah dianiaya oleh oknum guru tersebut saat berada di sekolah, sekitar akhir Desember 2023 lalu, namun sang anak tidak memberitahukan secara langsung.

Bahkan dengan mata berkaca, Ropiah membeberkan dugaan penganiaya kepada anaknya yang dilakukan oleh oknum guru tersebut dengan cara menyumpal pakai jilbab ke mulut anaknya hingga pecah dan berdarah. demikian pengakuan Ropiah ibu korban dugaan Bullying yang merupakan siswi masih aktif di SMA Negeri 2 Bangko, kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, di Bagansiapiapi.

Sebagai seorang ibu, Ropiah ikut menyampaikan tidak terima apa yang telah menimpa anak gadisnya itu, menurutnya anak gadisnya itu masih polos alias labil, ropiah ikut mengaku anaknya menerima tekanan mental dan bahkan tidak sadar diri alias pingsan jika banyak tekanan, sehingga kesehatannya sering terganggu dan akhirnya jatuh sakit.

“Anak saya trauma, sakit akibat perbuatan oknum guru tersebut, perkataan guru itu sangat kotor sekali, dua jari tapak kakinya saya besarkan, saya tidak pernah memukul dan berkata kotor kepadanya, saya khawatir kalo hal ini dibiarkan sesuatu yang tak diinginkan bisa saja terjadi,” Ujar Ibu itu sambil mengusap anaknya.

Menurut Ropiah, seharusnya seorang guru itu menjadi panutan bagi anak anak, mendidik dan memberikan contoh yang baik bukan malah memperlakukan dengan semena mena kepada seorang murid terlebih dengan cara yang arogan alias menggunakan kekerasan serta perkataan kotor yang tidak pantas di ucapkan.

“Kalo anak saya ada salah, seharusnya hal itu disampaikan kepada kami selaku orang tua, jangan main pukul saja, kami menitipkan anak kami sekolah disitu untuk menimba, memproleh ilmu dan mendapatkan pendidikan yang baik,” Kata Ropiah.

Ropiah ikut membeberkan kejadian beberapa hari yang lalu, anaknya pingsan di sekolah akibat perbuatan oknum guru tersebut yang memukul anaknya pakai benda jenis kayu plafon dan melontarkan bahasa yang kotor. Kejadian itu terungkap dari informasi yang diterimanya dari salah satu murid SMA N 2 Bangko tempat anaknya sekolah.

” Bukan sekali anak saya diperlakukan seperti ini, anak saya tidak pernah ceritakan hal itu kepada kami (orang tua), aku baru tahu kabar itu dari salah satu siswa yang sekolah disana, tentu hal ini tidak bisa lagi saya terima, saya berharap semoga kedepannya tidak ada lagi anak anak jadi korban, semoga hal ini dapat diselesaikan secepat mungkin sehingga anak anak kita dapat kembali belajar dengan nyaman,”kata Ropiah mengakhiri.

Sementara itu saat dikonfirmasi wartawan media pesisir news, Rs Oknum guru yang diruang kepsek SMA Negeri 2 Bangko, membantah tidak pernah berbuat demikian.

Menurut Rs, dirinya sebagai guru baru baru ini pernah memanggil kedua orang tua korban dilantarkan sang anak sering bolos sekolah alias cabut, dimana pada saat itu hari jumat yang menurut dia aturan sekolah sebelum usai sholat jumat para murid tidak boleh ada yang pulang, namun si korban tidak mengindahkan aturan dimaksud.

Rs seorang guru agama di SMA Negeri 2 Bangko itu ikut mengakui bahwa dirinya memang ada menghapus lipstik dibibir si korban yang dikatakan mengeluarkan darah, namun Rs ikut membantah bahwa darah yang keluar dari bibir korban tidak ada dan itu bisa disaksikan langsung dari murid murid kelas yang lain yang ikut menyaksikan peristiwa tersebut.

“Persoalan penghapusan lipstik pakai jilbabnya itu sudah lama, yang bibir nya sempat keluar darah itu tidak ada, bisa kita saksikan langsung lewat CCTV dan anak anak yang melihat secara langsung pada waktu itu,” Ujar Rs.

Oknum guru itu ikut membantah terkait dirinya memukul pakai bahan jenis kayu plafon kepada korban sehingga korban pingsan, namun oknum guru tersebut mengaku hanya memukul sedikit sambil memberi nasihat agar si anak mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah SMA Negeri 2 Bangko untuk dipatuhi.

Terpisah kepala dinas pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Rokan Hilir, Asril Arif saat dikonfirmasi ini melalui via WhatsapApp, tidak menjawab atau bungkam.***

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer