Pekanbaru (Nadariau.com) – Ketua Fraksi Golkar MPR RI, Dr Ir HM Idris Laena MH mengatakan, setelah terbentuknya Koalisi Indonesia Maju dan bergabungnya partai-partai politik yang ikut mengusung maka sudah saatnya Prabowo Subianto sebagai Bakal Calon (Balon) Presiden RI untuk menentukan Balon wakil presidennya.
Dari berbagai nama yang beredar selama ini, ada empat hal yang patut menjadi pertimbangan Prabowo Subianto dalam menentukan Balon presidennya dan keempatnya ada pada sosok Airlangga Hartarto.
Pertama, soal elektabilitas, beberapa lembaga survey telah merilis bahwa hasil survey Balon presiden Prabowo Subianto jika dipasangkan dengan Airlangga Hartarto. Termasuk sangat tinggi jika dibandingkan dengan Balon wakil presiden yang lain.
Kedua, Partai Golkar adalah partai yang memiliki kursi terbanyak dalam koalisi, sehingga sudah selayaknya jika Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dihargai untuk dijadikan Balon wakil presiden.
“Ketiga, Partai Golkar sebagai partai besar tentu memiliki kader tradisional yang konkrit mendukung jika ketua umumnya menjadi balon wakil presiden. Seperti yang terjadi pada dua kali pencalonan Yusuf Kalla sebagai Calon Wakil Presiden.
Saya yakin Akan Linier dengan Perolehan Suara Golkar,” kata Dr Idris Laena, Senin (9/10/2023).
Selanjutnya keempat, bahwa isu terbesar pada Pemilu 2024 yang akan datang adalah soal ekonomi.
Dan sebagai Menko Perekonomian suka tidak suka harus diakui bahwa Airlangga sangat berpengalaman dibidang ekonomi dan terbukti sangat berpengalaman mengawal ekonomi di era Pemerintahan Joko Widodo.
Menurut Idris Laena, yang juga Ketua Umum Satkar Ulama Indonesia yaitu satu hal yang perlu diingat, bahwa keputusan agar Airlangga Hartarto maju sebagai calon presiden atau wakil presiden diambil dalam Forum Rapimnas dan diperkuat dalam Forum Munas Golkar.
Sehingga dikhawatirkan jika
calon wakil presiden yang di usung oleh koalisi Indonesia maju bukan Airlangga Hartarto, maka kader Partai Golkar tidak solid seratus persen dalam memberikan dukungannya.
“Saya kira ini harus dipertimbangkan secara serius,” ujar Dr Idris Laena. (alin)