Pekanbaru (Nadariau.com) – Seorang kontraktor Dinas Pendidikan (Disdik) Pelalawan untuk pembangunan Taman Kanak- Kanak (TK) di dua tempat yaitu di TK Teluk Meranti dan Kerumutan yang bernama Rizki diduga telah merancang penipuan terhadap investor proyek.
Nanang salah seorang investor (Korban) awal dugaan penipuan saat ini baru disadarinya yaitu saat adanya kesepakatan di notaris.
Dalam kesepakatan itu perusahaan yang menjadi kesepakatan di notaris itu berbeda dengan perusahaan yang digunakan saat mengerjakan kegiatan tersebut. Artinya patut dipertanyakan motif beliau tersebut kenapa bisa berbeda dan apa tujuan dia berbuat seperti itu.
Nanang selaku investor mengatakan bahwa dilihat perbuatan Rizki selaku kontraktor pekerjaan TK tersebut sudah diduga sudah merancang penipuan dari awal
“Dari awal dugaan penipuan saat ini baru saya menyadari yaitu adanya kesepakatan di notaris dalam kesepakatan itu perusahaan yang menjadi kesepakatan di notaris itu berbeda dengan perusahaan yang di gunakan saat mengerjakan kegiatan tersebut artinya patut dipertanyakan motif beliau itu kenapa bisa berbeda dan apa tujuan dia berbuat seperti itu,” kata Nanang kepada media, Ahad (16/4/2023).
Saat ini kata Nanang saya menduga motif dia itu jika kedepan ada masalah beliau mencoba menghindar dengan alasan tidak ada pekerjaan di kedua TK itu atas nama perusahaan yang terdaftar di perjanjian di notaris. Tetapi beliau mungkin lupa korban punya bukti lain yaitu bukti transfer uang dan bukti chat WA selama ini terkait kegiatan di kedua TK tersebut.
Lanjutnya lagi belum lagi dugaan penipuan lainya, misal saat ditagih beliau bilang belum cair. Padahal yang ditagih uang dari bulan Januari sampai Maret tahun 2023. Sementara itu kegiatan 2022 ada juga alasan masih ditahan pemilik perusahaanlah dengan alasan kerjaan belum siap padahal kegiatan itu sudah siap 100%.
“Karena saya mendapat info dari kawan yang berkomunikasi dengan pihak BPKAD palalawan jika kedua kegiatan itu sudah cair dan saya juga mendengar saat teman menghubungi pemilik perusahaan jika uang yang di transfer ke rekening perusahaan sudah di berikan ke Rizki semuanya. Makanya ini pantas disebut dugaan penipuan yang terstruktur oleh beliau yang memang diduga di rancang sejak awal,” ujar Nanang.
Jika Rizki merasa sudah mengembalikan modal korban itu bohong yang ada Rizki memang ada mentransfer uang ke rekening Nanang itu hanya sekitar Rp55 juta. Uang tersebut untuk membayar hutang matrial bangunan, sepeda, bayar tukang, pekerjaan bunga dan bunganya itu saya yang jamin ada kok bukti orang toko bangunan dan lainnya yang menagih ke saya.
“Namun terkait uang yang saya transfer ke beliau hampir Rp121 juta sampai saat ini belum ada dikembalikan dan kegunaan uang yang dia transfer ke korban itu diketahui oleh dua teman korban, yakni Firman dan David,” jelas Nanang.
Dan kejadian ini juga diakui oleh Firman dan David jika uang itu untuk membayar kebutuhan itu semua dijamin oleh Nanang.
Sementara menurut Firman, jika terkait perusahan berubah itu ia tidak mengetahui secara pasti. Karena sesuai kesepakatan di notaris itu berbeda dengan perusahan yang mengerjakan kegiatan. Dan David juga sebagai salah satu pihak yang ikut menandatangi kesepakatan di notaris.
“Saya dan David itu sebagai penghubung dimana di notaris mendapat fee 5 %. Namun saat ini saya tidak pernah mendapatkan fee tersebut saya hanya dapat uang Rp2 juta, itupun terkait bunga dan kerjaan dalam menanam bunga itu lah uang yang ditransfer Rizki kepada Nanang sebesar Rp2 juta salah satunya untuk saya setelah di tagih terus,” kata Firman.
Lanjut firman uang yang ditransfer dari Nanang itu cukup besar. Karena Rizki sering (jarak waktu dekat) meminta uang dengan alasan macam – macam. Termasuk untuk komitmen Kadis pendidikan jika dilihat nilainya mencapai 12% persen dan hal itu juga di Amini oleh David dan Nanang.
“Karena saat itu Rizki menyampaikan itu di salah satu cafe di Arifin Ahmad terkait komitmen untuk Kadis itu dan setelah Surat Perintah Kerja (SPK) keluar, Rizki meminta di transfer uang untuk komitmen Kadis seraya Nanang membenarkan ucapan Firman tersebut sambil menunjukan bukti chat Rizki dan bukti transfer,” ujar Dafit.
Sementara david mengatakan jika dia sudah mendapat fee 5% itu setelah mengancam terlebih dahulu jika uang itu udah cair dan harus segera mencairkan fee bagiannya juga pinjaman uang Rp11 juta untuk modal dalam kegiatan tersebut. Karena alasan saat itu bahwa uang Rp11 juta itu uang kawannya dan itu juga di kembalikan.
“Rizki ini di awal juga tidak mengakui jika uang sudah cair setelah saya ancam dengan kata – kata beliau langsung transfer fee saya dan uang yang saya pinjamkan. Padahal uang Rp11 juta itu sebenarnya uang Nanang juga karena sebelumnya Nanang sudah beralasan sama Rizki uangnya sudah habis. Makanya saya yang berikan pinjaman Rp11 juta itu alasan uang teman saya dan yang Rp11 juta itu sudah saya kembalikan kepada Nanang,” jelas David.
“Intinya modal kegiatan proyek TK dari dinas pendidikan Pelalawan itu semua modal Nanang, baik modal dalam bentuk uang yang diminta Rizki atau jaminan matrrial di toko sampai uang yang saya pinjamkan Rp11 juta,” sambung David.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WA ke Rizki dan Kadis Pendidikan Abu Bakar yang merupakan paman Rizki, tidak menjawab hingga berita ini dinaikkan. (olo)


