Kamis, Agustus 21, 2025
BerandaIndeksEkonomiOgah Di Vaksin, Kasus Kematian Kerbau Akibat Penyakit Sapi Ngorok Di Kampar...

Ogah Di Vaksin, Kasus Kematian Kerbau Akibat Penyakit Sapi Ngorok Di Kampar Terus Bertambah

Pekanbaru (Nadariau.com) – Kasus Kematian kerbau milik warga di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, akibat terpapar Septicaemia Epizootica (SE) atau biasa disebut penyakit Sapi Ngorok terus bertambah.

Kali ini menurut laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau bertambah lebih kurang 30 ekor kerbau milik warga lagi yang dilaporkan mati akibat terpapar penyakit sapi ngorok tersebut.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Faralinda Sari, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan belum seluruhnya mendapat laporan terkait jumlah ternak yang mati akibat penyakit tersebut.

“Laporan yang kita terima 30 ekor kerbau lagi yang mati, Namun, jumlah pastinya kita belum dapat laporan dari Dinas Peternakan Kampar, informasinya ada ratusan kerbau lagi yang mati akibat SE atau bahasa kita disebut penyakit sapi ngorok,” kata Faralinda Sari, saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjannya, Senin (26/09/2022).

Faralinda menambahkan, salah satu penyebab penyebaran penyakit SE di lokasi baru lantaran saat ini sangat marak aktifitas jual beli ternak yang terpapar penyakit SE dilakukan oleh belantik (pengepul ternak) yang kemudian membawa ternak tersebut ke beberapa lokasi baru.

“Aktifitas jual beli ternak yang terpapar penyakit SE yang dilakukan oleh belantik menjadi Penyebab tersebarnya penyakit SE di lokasi baru,” katanya.

Faralinda menjelaskan, upaya satu-satunya untuk mencegah penyebaran penyakit sapi ngorok ini cuma vaksinasi, saat ini pihak Dinas Perternakan Kampar sudah turun ke lokasi kerbau mati terpapar SE tersebut.

“Cuma kendalanya peternak di sana tidak mau sapinya divaksin. Makanya sekarang petugas kesehatan hewan Kampar saat ini tengah melakukan sosialisasi kepada peternak agar kerbaunya mau divaksin,” katanya.

Berita sebelumnya, ratusan kerbau milik warga Desa Gunung Bungsu, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, mati mendadak akibat terpapar Septicaemia Epizootica (SE) atau biasa disebut penyakit Sapi Ngorok sejak 16 Agustus 2022 lalu.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Faralinda Sari, saat dikonfirmasi wartawan membenarkan prihal tersebut.

“Iya benar, kita sudah mendapat laporan dari Dinas Peternakan Kampar ada ratusan kerbau mati akibat SE atau bahasa kita disebut penyakit sapi ngorok,” kata Faralinda Sari, Jumat (02/09/2022).

Faralinda menyebutkan, kerbau tersebut mati karena terinfeksi bakteri Pasteurella Multocida Serotype.

“Sebenarnya penyakit ini sudah lama, hanya saja kalau musim hujan panas timbul. Terutama hewan ternak yang stres, dan penyakit ini menular sesama hewan ternak,” katanya.

Faralinda menjelaskan, saat ini pihak Dinas Perternakan Kampar sudah turun ke lokasi kerbau mati terpapar SE tersebut. Di mana kerbau yang belum terpapar di wilayah penyebaran sudah ditangani.

“Jadi kendalanya itu kerbau peternak yang mati mendapat vaksin. Karena peternak di sana tidak mau sapinya divaksin. Makanya sekarang petugas kesehatan hewan Kampar saat ini tengah melakukan sosialisasi kepada peternak agar kerbaunya mau divaksin,” terangnya.

Ditanya total kerbau yang mati akibat SE, Juru Bicara Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi Riau ini tidak ingat angka pastinya.

“Yang jelas sudah ratusan yang mati. Dan penemuan kasus ini sudah kita sampaikan ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI,” katanya.(sony)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer