Bengkalis (Nadariau.com) – Tim Pemenangan DR H Syafriadi SH MH beserta pendukungnya menolak mengikuti tahapan sidang pleno Konfrensi Provinsi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau di Kota Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, 23 Juni 2022.
Penolakan untuk hadir dalam Konfrensi Provinsi PWI Riau adalah bentuk ketidak transparan panitia Konperprov PWI Riau terhadap beberapa point yang dibawa dalam kedalam Konperprov Riau 2022.
Diantaranya, pemilihan tempat pelaksanaan Konperprov yang cukup jauh di Kota Bengkalis, dan perserta Konperprov harus antri sampai 4 jam di pelabuhan roro, untuk sampai ditujuan.
Ketidak transparanan lainnya adalah penempatan para peserta yang seakan di kotak-kotakkan. “Ini adalah pelaksanan Konperprov PWI Riau terburuk selama pelaksaan Konperprov PWI selama ini,” ujar salah seorang peserta Konperprov PWI.
Yang paling menyedihkan adalah tidak netralnya panitia Konperprov didalam menyikapi peserta konperprov PWI Riau. “PWI Bengkalis tidak netral dalam memberlakukan peserta konperprov PWI Riau yang berbeda pilihan dengan petahana. Ini sungguh kita sesalkan sekali, seharusnya sebagai tuan rumah PWI Bengkalis harus bersikap netral.
Sebab, tidak semua anggota PWI itu memilih petahana sebagai calon Ketua PWI,” kata Ridha salah seorang peserta sidang.
Ketidak netralan dalam prosesi persidangan ini adalah dalam penetapan anggota PWI yang kartunya sedang berproses ikut dalam Konperprov PWI Riau dalam bentuk mandat bukan dalam bentuk fisik. Sedangkan, banyak kartu-kartu tersebut dipercepat pengurusannya hanya untuk menguasai legitimasi mandat yang sedang berproses ini. Menariknya jumlah surat mandat yang sedang berproses mencapai 92 kartu
“Seharusnya, sebagai anggota PWI yang kartunya tengah berproses itu hadir dalam Konperprov PWI Riau bukan dalam bentuk mandat. Selain kartunya mati sekian lama, tiba-tiba diaktifkan kembali dan ikut dalam Konperprov dan kartunya masih berproses dimandatkan pula. Ini jelas tidak ada etikanya, kalaulah etika tidak ada, tentu kecintaannya terhadap organisasi juga tidak ada. Atau jangan-jangan ada sesuatu dibalik semunya demi kepentingan seseorang,” ujar Agustiar Ketua Pokja Pekanbaru periode kedua.
Menyedihkannya prosesi jalannya Konperprov Riau ini sempat terjadi kericuhan, setelah seorang anggota PWI Bengkalis sebagai tuan rumah melakukan intimidasi terhadap seorang peserta Konperprov PWI wanita. “Sebagai tuan rumah semestinya bersikap santun kepada peserta konperprov PWI Riau. Apalagi Ini peserta wanita yang diintimidasi seperti melelahkan harkat wanita. Ini sangat kita sayangkan sekali. Kalau mau berpihak kepada salah seorang calon, tak usah terlalu diperlihatkan ” kata Ketua Tim Pemenangan Dr H Syafriadi SH MH, yaitu H Yusrizal Koto.
Ditambahkan H Yusko, demikian panggilan H Yusrizal Koto, SC sebagai pimpinan sidang yang memimpin terlaksananya prosesi Konperprov PWI Riau harus bersikap adil. “Yang saya lihat, SC memaksakan sidang dan lebih berpihak kepada calon petahana.
“Atas pertimbangan ini, kami menolak kembali mengikuti prosesi persidangan di Konperprov PWI Riau tahun 2022 di Bengkalis. Karena, suasana persidangan I yang tidak kondusif dari pagi sampai menjelang magrib yang diwarnai dengan kericuhan dan pelemparan botol kaca minuman energi kepada peserta bernama Tun Akhyar pada saat pembahasan dan pengesahan agenda acara dan tata tertib Konperprov yang dipimpin oleh Stering Comitte (SC). Dengan pertimbangan, maka tim memutuskan untuk tidak mengikuti pleno dua dan pleno tiga yang membahas laporan pertanggung jawaban (LKPJ) Pengurus PWI Riau masa bakti 2017-2022 dan penjaringan bakal calon Ketua PWI masa 5 tahun kedepan,” ujar Yusko. (alin)


