Balikpapan, Nadariau.Com – Para gubernur se-Indonesia tengah berkumpul di Balikpapan, Kalimantan Timur, tak jauh dari lokasi Ibu Kota Negara Nusantara yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Ir Jokowi Dodo, Kemaren.
Pada kesempatan itu, Presiden menjelaskan mengenai hal-hal terkait dengan ibu kota negara, dimana Pemindahan ibu kota tersebut bukan berarti ingin meninggalkan DKI Jakarta.
” Tidak sama sekali. PDB ekonomi negara ini 58 persen ada di Jawa, dan magnetnya ada di DKI Jakarta. 56 persen populasi ada di Jawa, yang menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi dan  infrastruktur,” jelasnya melalui akun resminya Presiden Jokowi Dodo.
Dia mengatakan, Dengan dibangunnya Ibu Kota Nusantara, Indonesia akan memiliki kota dengan standar internasional yang memilki fasilitas-fasilitas berstandar internasional pula.
” Saya bertemu para gubernur se-Indonesia, kemarin di Balikpapan, Kalimantan Timur,” paparnya.
Selain itu Presiden juga mengingatkan para gubernur untuk tidak mengendurkan pelaksanaan protokol kesehatan di daerah masing-masing, kendati kasus harian Covid-19 mulai menurun.
” Masyarakat harus tetap taat pada protokol kesehatan dan vaksinasi tetap harus digencarkan,” Tegas dia.
Saat ini sejumlah situasi global perlu disikapi dengan tepat, antara lain soal krisis energi, krisis pangan, hingga situasi perang, karena bisa berdampak ke negara kita. Harga minyak dunia naik dua kali lipat, belum gas, belum lagi kelangkaan pangan, disusul lonjakan harga-harga kebutuhan lain.
” Saya meminta para gubernur untuk menyesuaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan situasi yang terjadi,” Tutupnya***
