Pekanbaru (Nadariau.com) – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen segera akan dimulai, pada Senin (10/1) nanti. Berbagai persiapan terus dimatangkan salah satunya model desain pembelajaran disekolah yang dirancang dalam dua sif.
Seperti Kepala SMKN 3 Pekanbaru Rita Johan, didampingi Waka Kurikulum Syarifah Fazli, mengatakan, pembelajaran tatap muka100 persen, kata Rita, durasi belajarnya minimal 4 jam dan maksimal 6 jam setiap harinya sesuai dengan SKB 4 Menteri.
Durasi waktu belajar di SMKN 3 Pekanbaru mengambil 5 jam setiap harinya. Jadwal masuk siswa sif pertama dimulai jam 7 hingga jam 11 30. Selanjutnya, sif kedua dimulai jam 11. 30 sampai dengan 15. 40 sore.
Jika dipaksakan belajar 6 jam setiap harinya, dipastikan siswa pulang sekolah terlalu sore. Namun, jika satu sif, jumlah kelas tidak mencukupi karena siswa dibagi dua kelas.
“Makanya jalan tengahnya, kita buat dua sif pembelajaran dengan durasi belajar setiap sif sekitar 5 jam,” kata Rita, Sabtu (8/1/2022).
Meskipun pembelajaran tatap muka 100 persen, Rita mengingatkan protokol kesehatan tetap diterapkan mulai dari mengunakan masker, mencuci tangan, mengatur jarak dan menghindari kerumunan.
Tak hanya itu saja, setiap siswa masuk lingkungan sekolah, harus melalui scan barcode “pedulilindugi” bagi siswa yang sudah divaksin. Jika belum mempunyai aplikasi pedulilindungi, siswa bisa mengunakan sertifikat vaksin.
“Jadi meskipun siswa kita sudah menjalani vaksin, kita tidak boleh lenggah. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan,” tegas Rita
Setakat ini, jumlah siswa SMKN 3 Pekanbaru yang sudah menerima vaksin sekitar 95 persen dari jumlah siswa keseluruhan 1.400 orang lebih.
Sedangkan guru hampir 100 persen divaksin, hanya berapa guru saja yang betul betul tidak bisa divaksin kareka faktor kesehatan.
Bagi siswa yang belum divaksin, pihak sekolah proaktif mengajak orangtua siswa agar anaknya bisa ikut vaksinasi. Ada juga beberapa siswa yang belum divaksin karena faktor kesehatan.
“Setelah pemberlakuan PTM 100 persen, siswa tidak ada lagi belajar daring. Siswa yang belum divaksin juga harus belajar tatap muka, tidak boleh lagi melalui daring,” sebutnya
Ditambahkan, walaupun pembelajaran sudah 100 persen, ada beberapa kegiatan yang belum boleh dilaksanakan oleh sekolah seperti ekstrakurikuler siswa dan lain-lain. (ed)