PEKANBARU (Nadariau) – Di pertengahan bulan Juli 2020, warung pecel lele Tambang Indah di km 32 Pekanbaru – Padang terpaksa harus gulung tikar, setelah si empunya, Hendrio tidak mampu lagi mempertahankan satu satu nya sumber pendapatan keluarga.
Keputusan sulit tersebut harus diambil oleh pria yang biasa dipanggil Rio, setelah setengah tahun berjuang mempertahankan warung nasi tanpa pelanggan yang datang.
Apalagi lokasi tempat usaha pecel lele Rio itu tepat di pinggir jalan lintas, ada penyekatan jalan dan pembatasan kedatangan orang dari luar daerah saat pandemi Covid 19 sedang tinggi tingginya, menjadi pemicu tak lakunya dagangan makanan di hampir sebagian besar usaha kuliner di jalan lintas yang menghubungkan Provinsi Riau dan Sumbar.
Rio menyadari, saat itu bukan ia saja yang merasakan susahnya bertahan hidup di tengah pandemi, hampir semua orang merasakan hal yang sama, masih diberi kesehatan saja sudah menjadi nikmat yang mesti di syukuri.
“Alhamdulillah saat itu, kita masih diberi kesehatan, tidak terpapar Covid 19, selagi masih sehat, kita masih bisa berusaha,”kata Hendrio memulai kisah, Rabu (20/10/2021)
“Tapi keputusan menutup usaha memang terasa sangat menyesakkan, itu satu satu sumber penghasilan kami, mau diteruskan juga hasilnya tetap tidak ada, tidak ada pembeli,”tambahnya
Sebelum Covid 19 mewabah, warung pecel lele menjadi penopang utama ekonomi keluarga Rio, bayar kredit rumah, kredit mobil, biaya anak sekolah dan berbagai kebutuhan lain terselesaikan dari usaha kuliner yang khas dengan sambal pedas dan lalapan segar.
“Ketika usaha pecel lele di Desa Tambang Kampar itu jalan, Alhamdulillah, rezeki tidak kurang di berikan Allah,”tuturnya
Covid 19 meluluhlantakkan ekonomi keluarga
Namun semua berubah sejak pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid 19) melanda, ketakutan warga keluar rumah dan sulitnya kondisi ekonomi membuat banyak usaha merugi, apalagi usaha di bidang kuliner, memang terasa imbas dari mewabah nya Covid 19 ini.
“Jangan kan untuk makan di luar, orang bisa makan sekali saja sehari sudah harus bersyukur, ketika masyarakat berusaha mengirit semua pengeluaran, maka kami pedagang makanan sangat terasa sekali dampaknya, “imbuhnya
Sejak resmi Warung pecel lele Tambang Indah turun reklame, babak baru perjuangan satu keluarga dalam bertahan di tengah hantaman Covid 19 di mulai, ayah tanpa penghasilan, sang istri tercinta rupanya tengah berbadan dua, kehamilannya berumur tiga bulanan, segala sesuatu harus dipersiapkan, menyambut kehadiran pendatang baru di rumahnya.
Dua putri tercinta masih belajar dalam jaringan (Daring), Karena seluruh sekolah di Pekanbaru meniadakan pembelajaran tatap muka, sebagai konsekuensi dari belajar jarak jauh itu, paket internet harus pula tersedia, tentu yang utama untuk mendukung terlaksananya belajar daring itu, siswa harus memiliki handphone android agar bisa mengakses aplikasi belajar bersama melalui zoom meting.
Semua kebutuhan seisi keluarga adalah tanggung jawabnya untuk memenuhinya, menyiapkan gizi ibu hamil, memenuhi fasilitas belajar daring putri putri tersayang, belum lagi kebutuhan rumahtangga lainnya, mau tidak mau harus Rio pikirkan.
Meski hidup tengah menghadapi ujian berat, Rio yakin langit belum runtuh, masih ada harapan di hati nya akan membaiknya situasi. Semangat untuk keluar dari lubang jarum harus ia lakoni dengan seribu cara.
Mulai lah Rio putar otak, berusaha menemukan sejuta rencana untuk membahagian seisi keluarga, berbagai tawaran bekerja dari beberapa kenalan ia terima tanpa pikir panjang, mulai dari bekerja sebagai sales mobil, sales rumah dan makelar hewan qurban.
Apa yang pekerjaan baru nya itu tawarkan merupakan kebutuhan sekunder, dan bahkan barang mewah, tidak banyak yang bisa ia perbuat selain berserah diri ke hadapan illahi. Kebutuhan semakin meningkat, tuntutan angsuran cicilan rumah dan mobil semakin hari semakin sering debt colector menelponnya. Sedangkan hasil dari menjadi sales hanya berarti kehidupan senin Kamis bagi Rio sekeluarga.
Untung tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak, kesabaran Rio sekeluarga kembali diuji, jabang bayi dalam perut sang istri lahir terlalu dini, Yanti istri Rio keguguran. Sekali lagi keluarga ini tabah dan ikhlas atas suratan takdir yang berlaku padanya.
Waktu terus berputar, hari berhitung hari menjadi bulan, bulan berlalu dan tahun pun berganti, ketika Pekanbaru berhasil turun level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan tengah bersiap untuk turun lagi ke level 1, setelah persentase partisipasi masyarakat dalam vaksinasi Covid 19 mencapai 69,5 persen, sedangkan syarat level 1 PPKM adalah 70 persen partisipasi masyarakat ikut vaksin.
Rio kembali berpikir untuk kembali membuka usaha warung pecel lele di tempatnya dulu, rencana ini tentu disambut baik oleh sang istri tercinta, apalagi usaha pecel lele yang dirintisnya dulu terbukti menjadi tempat keluarga ini mendulang pundi pundi rezeki sebelum datangnya pandemi.
Dengan semangat dan gairah usaha tinggi, ia tancap gas ke arah barat Kota Pekanbaru menuju km 32 Pekanbaru Padang, tempatnya membuka usaha setahun lalu.
“Sekitar pekan ketiga bulan September 2021, angka kasus Covid 19 turun drastis, PPKM sudah berada di level 2, usaha usaha sudah mulai menggeliat kembali, semangat memulai kehidupan baru,” kata Rio
Sesampai di tempat di tuju, Rio dan istri terpaku melihat situasi yang tengah berlaku, ruko yang tahun lalu jadi tumpuan ia menafkahi keluarga, kini telah diisi orang lain, Ia datang terlambat, takdir rupanya masih menginginkan hatinya diliputi kesabaran.
“Sampai di sana, rupanya sudah ada yang buka usaha nasi goreng di tempat kami dulu, mungkin tidak rezeki kami lagi,”tuturnya
Rio dan istri pulang dengan tangan hampa, ia kembali harus berpikir ekstra keras agar ekonomi keluarga normal kembali. Dalam hati ia bertekad tidak akan menyerah dengan keadaan, sebagaimana yang telah ia lakukan selama satu tahun lebih ini.
Plan A, plan B, plan C dan seterusnya kembali disusun agar usaha bisa dijalankan kembali, barang dan perlengkapan untuk warung pecel lele tidak ada masalah, karena bekas dari usaha lama masih utuh, yang jadi kendala saat ini adalah lokasi strategis untuk berjualan.
Hari demi hari, Rio habiskan dengan berkeliling kota Pekanbaru, menyusuri jalan jalan mencari ruko yang mau disewa. Tentu dengan pertimbangan saingan dalam usaha yang sama, serta potensi dagangan laku di lokasi tersebut.

Harapan Itu Datang
Ahad (26/9/2021), tidur Rio dibangunkan oleh nada dering handphone jadul miliknya, ia melihat di layar hp, nama yang sudah tak asing lagi yang ia kenal, Rahmad, seorang pengusaha pangkas Rambut di jalan Cipta Karya Ujung menyapa ramah diujung telpon, bertanya tentang kabar dalam canda sahabat lama.
Rio bangkit dari tempat tidur dengan senyum sumringah, ada semangat yang menyala di awal hari, ada sejuta harapan yang seakan menanti, menyambut indahnya mentari menyapa pagi.
“Pagi Ahad itu, tiba tiba Rahmad menelpon, katanya ruko di depan tempat pangkas rambut miliknya kosong, itu kabar gembira, karena disana ramai, dekat pasar,”ujar Rio optimis.
Kesempatan tak ia sia siakan, setelah mandi dan sarapan pagi buatan istri tercinta, Rio langsung bergegas ke tempat pangkas rambut nya Rahmad, minta diantar ke rumahnya pemilik ruko, H Rusli, agar kuliner pecel lele segera ia buka lembali.
Sesampai di sana, rupanya pemilik ruko yang akan disewa Rio sedang melihat aset pribadinya pasca ditinggalkan penyewa lama. Tak butuh waktu lama, deal terjadi di saat itu juga, Rio resmi menjadi penyewa baru ruko beukuran 5x 15 meter itu, hak dan kewajiban masing masing pun diselesaikan dalam waktu secepatnya.
Keesokan harinya, Rio menunaikan pembayaran sewa ruko, uang yang berasal dari menjual perhiasan istri sebagai modal usaha diharapkan menjadi berkah dalam usahanya kelak.
“Waktu itu, semuanya seakan dimudahkan, bertemu dengan pemilik ruko, lalu terjadi kesepatan dalam rasa kekeluargaan, akhirnya kami jadi penyewa ruko haji Rusli,”kisah Rio
Pagi serah terima kunci, siangnya Rio sekeluarga langsung action, ruko dibersihkan, barang barang dan perlengkapan berjualan pecel lele ia drop kesana.
“Seminggu kami fokus menata ulang ruko, mengecatnya, memasang spanduk dan menyiapkan segala sesuatunya,”imbuhnya
Awal Oktober 2021, warung pecel lele dan Bandrek Van Jaya ia beri nama, resmi dibuka di simpang empat jalan Cipta Karya Ujung Pekanbaru, sejuta harapan bersinar kembali, saat pandemi mulai berkurang di bumi kota bertuah Pekanbaru.
Reklame 5×1 meter yang dipasang tepat dibawah platfon sisi luar ruko menandai semangat satu keluarga dalam perjuangan melanjutkan kehidupan pasca mengganasnya Covid 19, yang telah menggilas ekonomi keluarga setahun ini.
“Bismillahirrahmanirrahim, semoga warung pecel dan Bandrek ini berkah,”ucap Rio
Warung pecel lele dan Bandrek sudah di buka, api mengepul dari dua tungku di bagian depan ruko, satu tungku untuk menggoreng ikan, lele dan ayam, satu tungku lagi untuk memanaskan air rebusan jahe, kedua tungku menghidupkan nyala semangat dan harapan Rio sekeluarga.
Rio sadar, walau ia sudah sangat berpengalaman membuka usaha pecel lele, namun di tempat baru itu, ia tetap pendatang baru, belum punya pelanggan tetap. Ia harus ekstra keras mempromosikan tempat usaha nya itu.
Grup pertemanan dalam aplikasi media sosial menjadi spesialisasi sang istri, untuk mempromosikan usaha baru mereka, lengkap dengan keunggulan resep dan ragam menu yang ditawarkan.
Sepekan di buka, warung pecel lele dan Bandrek Van Java belum memenuhi ekpektasi sang founder, omzet sepekan belum menutupi biaya modal dan operasional.
Tapi Rio tak menyerah, pengalaman memberinya kematangan dalam berusaha, optimisme akan membaik nya situasi tetap menyala dan terpatri dalam sanubarinya.
“Setahun ini orang orang dipaksa keadaan untuk tetap di rumah, sekarang situasi berubah, orang orang mulai keluar untuk mencari pengganti suasana yang hilang selama ini, toh Covid 19 pun sudah berkurang, yang penting tetap patuh protokol kesehatan, semoga ke depan banyak pelanggan yang datang,” katanya
Keyakinan Rio membuahkan hasil, berangsur angsur usaha pecel lele dan Bandrek Van Java mulai di kenal pelanggan, setiap malam kesibukannya melayani pembeli dengan sepenuh hati, sang istri tampak semangat menjadi cook helper yang sigap dalam memprepare pesanan pelanggan. Si sulung pun dengan gesit jadi waitress dadakan.
“Awal pekan kedua bulan Oktober sepertinya mulai menunjukkan tanda tanda datangnya harapan, alhamdulilah penjualan lumayan bagus,”tutur Rio optimis.
Dengan kerja keras dan optimisme akan masa depan yang lebih baik, perjuangan Rio bertahan di situasi pandemi Covid 19, membawa nya menjadi pengusaha kuliner yang matang dalam berbagai situasi.
“Semoga tak ada lagi pandemi, agar ekonomi kami,masyarakat kecil terus tumbuh dan lebih baik lagi,”pungkas Rio dalam harapan (Apon)


