Sabtu, Agustus 2, 2025
BerandaHeadlineLeni Percayakan Biaya Pengobatan Pengapuran Lututnya dengan JKN-KIS

Leni Percayakan Biaya Pengobatan Pengapuran Lututnya dengan JKN-KIS

Pekanbaru (Nadariau.com) – Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) berikut ini adalah satu dari PBI lainnya yang merasakan betul manfaat menjadi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan.

Leni (45) mengisahkan kepada Tim Jamkesnews betapa ia tak mengeluarkan biaya sepersen pun dalam menerima pengobatan pengapuran sendi yang dideritanya bertahun-tahun ini.

Sejak sekitar tahun 2006, Leni mulai merasakan nyeri di kedua lututnya. Wanita yang memiliki hobi bermain voli ini mulai meninggalkan hobinya itu karenya nyeri yang ia rasakan.

“Saat kena hujan sakit, duduk di atas semen sakit, kena kipas angin sakit. Sudah lama dirasakan. Karena sudah tidak tahan lagi, ibuk baok berobat (saya bawa berobat – red),” cerita Leni.

Leni berobat secara umum di praktik dokter umum di daerah Bogor. Saat itu Leni dan suaminya memang sedang merantau ke tanah Jawa. Sebagai seorang pedagang, lama-lama juga Leni mulai merasakan kesulitan untuk berobat.

Sekembalinya ke Pekanbaru dan menjadi Peserta JKN-KIS segmentasi PBI, Leni mencoba berobat ke Puskesmas Rejosari sekitar akhir tahun 2020. Oleh puskesmas, Leni dirujuk ke RS Prof. Dr. Tabrani untuk dilakukan rontgen.

Hasil rontgen menunjukkan ada yang bergerigi pada kedua lutut Leni dan Leni pun diberikan obat pereda sakit. Kehidupan pun berlalu, dan Leni kembali merasakan sakit. Dari tetangga yang mengalami kondisi yang sama dengan dirinya, didapati info bahwa untuk kasus Leni bisa diberikan suntikan pelumas. Leni kembali konsultasi ke dokter.

“Bisa, tapi dilihat dulu kadar pengapurannya. Yang bisa disuntik itu di atas 2 persen, sementara saya saat itu di 2,3 persen,” lanjutnya. Dan Leni pun dirujuk ke RSUD Arifin Achmad untuk mendapatkan tindakan itu. Leni kembali menerima pemeriksaan seperti rontgen ulang, cek darah, dan sebagainya. Baru diketahui hasilnya pengapuran sendi di kedua lututnya. (ind)

“Patamonyo dikasi ubek juo, tapi dek ibuk minta disuntik selah dokter, haa baru diagiahnyo. (Pertamanya dikasih obat juga, akhirnya saya coba minta untuk suntik pelumas – red)”, ungkap Leni.

Dilansir dari laman hellosehat.com, suntik pelumas atau asam hialuronat ini dapat membantu meredakan nyeri dengan menginjeksi asam hialuronat, yaitu zat yang mirip dengan komponen pelumas di dalam sendi, sehingga pasien dapat lebih mudah bergerak. Hingga kini Leni masih kontrol pasca suntik di lutut kanan dan kirinya.

“Setelah disuntik tu, memang terasa langsung efeknyo. Berasa muda kembali,” balasnya sumringah. Selama Leni menggunakan JKN-KIS, tak ada sedikit pun ia dimintakan biaya. Dengan penghasilan yang tak pasti, ditambah dengan kondisi pandemi seperti saat ini, kehadiran BPJS Kesehatan menjadi telah menjadi jawaban bagi kesulitannya. Untuk pengobatan, jelas ia tak perlu memutar otak.

“Terima kasih banyak saya ucapkan kepada BPJS Kesehatan. Ibarat kata, jika tidak ada BPJS Kesehatan, dan saya dapat penyakit seperti ini, tentu tinggal menunggu ajal saja. Karena mau bergerak pun pasti sakit, apalagi jika tidak ada biayanya,” lanjut ibu empat anak ini.

Leni berharap tentunya BPJS Kesehatan tetap ada di Indonesia. Terbayang olehnya seperti apa dulu rakyat Indonesia yang berpenghasilan tidak tetap sepertinya, jika mendapat sakit yang parah. (ind)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer