Pekanbaru (Nadariau.com) – Akibat diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kabupaten/kota tetangga, menyebabkan kualitas udara di Kota Pekanbaru, Selasa (30/7/2019) mulai memburuk
Berdasarkan pantauan kualitas udara melalui Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara di Pekanbaru berada diangka 50-100 Polutan Standar Indeks (PSI) atau kategori sedang.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Muhammad Amin, meski kualitas udara berada dalam kategori sedang, namun warga tetap dihimbau untuk mengurangi aktivitas diluar rumah.
“Khususnya anak-anak, ibu hamil dan lanjut umur, kurangi aktivitas di luar rumah. Kalau ingin beraktivitas di luar rumah, maka kita himbau agar menggunakan masker,” ujarnya, Selasa siang.
“Kemudian perbanyak menkonsumsi air putih dan tidak menambah asap dengan membakar sampah. Jadi selama musim kemarau ini kurangi dulu membakar bakar sampah,” himbau dia menambahkan.
Kepada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Amin memerintah agar bersiap memberikan penanganan terhadap warga yang terdampak kabut asap. Salah satunya dengan menyiapkan ruangan khusus sebagai tempat penanganan penderita berbagai penyakit akibat kabut asap.
“Biasanya penyakit yang ditimbulkan kabut asap ini seperti ISPA, asma, jantung, paru-paru dan iritasi mata. Saat ini untuk warga yang menderita berbagai penyakit tersebut masih menunggu laporan dari Puskesmas,” ucapnya.
Lebih jauh disampaikan Amin, jika kualitas udara terus memburuk, pihaknya bersama Puskesmas akan turun membagikan masker kepada warga.
“Kita terus memantau kualitas udara ini sambil menyiapkan berbagai langkah pencegahan dan penanganan,” tutupnya. (ind)


