Kamis, Agustus 14, 2025
BerandaHeadlineRSTP Terima Hand Traktor Berteknologi ECU dan Berbahan Bakar Gas

RSTP Terima Hand Traktor Berteknologi ECU dan Berbahan Bakar Gas

Pekanbaru (Nadariau.com) – Riau Science Techno Park yang berada kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar menerima bantuan hand traktor dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Direktur Pengembangan Teknologi Industri.

Ini pertama kalinya di Provinsi Riau, sosialisasi dan uji terap traktor tangan dengan bahan bakar gas (BBG) dicobakan di Riau Science Techno Park, Kec Siak Hulu Kabupaten Kampar, Kamis (1/11/2018).

Abdul Hakim Pane (inovator), pada prinsipnya, ia berhasil membuat suatu teknologi yang mengubah mesin tenaga diesel dari menggunakan bahan bakar solar menjadi BBG.

Bukan hanya mesin traktor tangan, tapi mesin diesel secara keseluruhan berbahan bakar solar sudah bisa dikonversi ke gas 100 persen tanpa campur-campur.

“Traktornya menggunakan busi dan electronic control unit (ECU), yang mana jumlah bahan bakar dan pembakarannya itu diatur oleh sejenis komputer, sehingga mesin solar yang hanya bisa menggunakan bahan bakar solar, sekarang bisa menggunakan gas,” ujar Pane.

Menurutnya, bukan hanya gas elpiji, teknologi itu juga memungkinkan menggunakan jenis gas lain, seperti natural gas, compressed natural gas serta liquid natural gas.

“Dan diesel itu bukan hanya untuk traktor tangan, ada di genset, ada di truk, ada di bus dan industri lainnya,” tambahnya seraya menjelaskan bahwa sudah saatnya indonesia memiliki teknologi ini, sehingga bila dikemas dengan baik, program konversi BBM ke BBG akan ikut berjalan baik.

Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan BBG sangat menguntungkan karena dinilai lebih hemat, “Untuk satu hektare membutuhkan 1 tabung gas elpiji 3 kg, itu setara dengan 12 liter solar,” tambahnya.

Terlebih lagi, lanjut pane, untuk mendapatkan solar, petani cukup kerepotan, karena di kawasan pedesaan mencari solar cukup sulit, apalagi harus menggunakan surat dari dinas pertanian, karena tidak sembarang orang dapat membeli BBM menggunakan jerigen.

“Sekarang sudah bisa, diambil dari dapur pun dipakai sebentar untuk bertani bisa, sehingga tidak menyusahkan petani sehingga ketahanan pangan akan semakin kokoh,” tutupnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Teknologi Industri, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Dr Eng Hotmatua Daulay MEng BEng. mengatakan, traktor tangan yang di uji terap di tempat tersebut merupakan traktor yang diperlihatkan saat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) di halaman Rumah Dinas Gubernur Riau beberaoa bulan yang lalu.

“Ini model baru, cukup bagus, kalau dulu masih diengkol sekarang cukup distarter, kemarin kita perlihatkan waktu Harteknas dan menteri menyerahkan ke Gubernur, kali ini uji coba nya langsung kita lakukan disini, harapannya teknologi ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia,” Ujar Hotmatua.

Dijelaskannya lagi, converter kit BBG ini bisa digunakan di seluruh traktor tangan di Indonesia, “Kita harapkan, seluruh Indonesia, yang memang gas sudah ada, melalui pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, bisa membelikan converter kitnya sendiri.

Sehingga bisa dicangkok di hand traktor punya orang lain, yang sekarang sudah bersebaran, ini bisa menghemat devisa banyak sekali, kalau satu hektare bisa menggunakan tabung gas 3 kg harganya sekitar Rp 20 ribu, nah kalau pakai solar harganya bisa Rp 80-90 ribu.

Berarti satu hand traktor saja sudah bisa menghemat Rp 50 ribuan, itu baru satu traktor, kalau ada seribu traktor sudah berapa? Jadi menghemat banget,” ujar Hotmatua.

Hadir dalam penyerahan hand traktor ini anggota DPR RI dari Komisi IIV Muhammad Nasir,di sela sela penyerahan mendapatkan penjelaasan keunggulan mesin ini dibandingkan mesin berbahan bakar solar.

Dari bentuk fisik hand traktor ini tidak berbeda dengan traktor pada umumnya, yang membedakan di bagian atas mesin terdapat dudukan tabung gas sebagai bahan bakar.

Kemudian disamping tabung gas terdapat ECU(electrical Control Unit) dan kabel kabel yang terhubung ke mesin utamanya. (wid)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Berita Populer