
Kampar,(Nadariau.com) – Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai (UP) menggelar seminar nasional dengan tema “Mencegah Berkembangnya Paham Radikalisme dan Terorisme di Kabupaten Kampar”, di Aula Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai (UP) Jalan Tuanku Tambusai, Bangkinang, Kamis,(24/5/2018) sore.
Berlangsung selama 2 jam dipandu oleh moderator Rusdial Marta, M.Pd (Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan menghadirkan Kapolres Kampar, AKBP. Andri Ananta Yudhistira sebagai keynote speech serta beberapa narasumber diantaranya DANRAMIL 0313 Kabupaten Kampar Andri Suardi, Pengurus NU Kabupaten Kampar Ahmad Syamsudin, M.Pd.I, serta diikuti oleh Dosen dan Pegawai UP, dan pesetra dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan juga 255 mahasiswa/i yang terdiri dari beberapa Universitas, Sekolah Tinggi dan Politeknik yang ada di Kabupaten Kampar.
Dikatakan Wakil dekan Non Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan UP Ns. M. Nurman, M.Kep dasar diselenggarakannya acara ini karena akhir-akhir ini banyak anak muda, mahasiswa/mahasiswi yang terlibat dalam pemikiran dan praktek-praktek radikalisme dan juga terorisme yang baru-baru ini terjadi di beberapa wilayah indonesia hingga dapat mengganggu kondusifitas negara dan juga persatuan bangsa.
“Sekarang ini anak muda menjadi sasaran empuk oleh orang-orang yang ingin memgembangkan faham radikalisme dan Torirsme, kita bisa melihat akhir-akhir ini konflik yang dihadapi bangsa saat ini dikarenakan berkembangnya informasi-informasi paham radikalisme terhadap anak muda (mahasiswa) maka atas hal itu lah Seninar Nasional ini kita selenggarakan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Kapolres Kampar juga memiliki fitur menarik yang diperlihatkannya kepada peserta yang hadir, ia mempertontonkan dua video yang menceritakan kondisi yang terjadi saat ini.
Video tersebut menceritakan tentang bagaimana anak-anak harus memahi bagaimana tentang perbedaan ras dan budaya. Selain itu tayangan tersebut juga berisikan pesan bahwa tidak boleh terlalu merespon berita-berita yang ada di dunia maya, sebab belum tentu benar beritanya, harus diteliti dan dicermati terlebih dulu beritanya.
“Didepan saya ini adalah mahasiswa/mahasiswi, kalian merupakan seorang akademisi yang bisa membantu kami dari pemerintahan daerah untuk bisa menjaga anak-anak kita terhindar dari radikal dengan cara menyampaikan kepada anak-anak kita harus paham bahwa kita diciptakan berbeda jangan sampai kita mengkedepankan inteloransi. Itu yang terjadi saat ini terhadap suatu kaum, suku dan agama. Inteloransi ini yang selalu diinginkan oleh orang-orang dan kelompok yang ingin memecah belah kita” Ujar Andri Ananta Yudhistira.
Ia juga berharap kepada peserta agar betul-betul memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan dibarengi kemampuan rekan-rekan untuk menganalisa, apakah berita ini benar atau tidak benar karena yang terjadi saat ini banyak permasalahan-salahan yang timbul akibat profokasi dari berita bohong, dari berita tidak jelas dan dari berita yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Berbeda dengan yang disampaikan oleh DANRAMIL 0313, ia menyebutkan secara singkat arti kata dan upaya untuk mencegah radikalisme yaitu suatu kelompok yang mengiginkan perubahan-perubahan yang mendasar sampai ke akar-akarnya secara (extrem).
“Upaya untuk mencegah radiklisme yang pertama adalah dengan cara memperkenalkan ilmu pengetahuan, memahamkan ilmu pengetahun dengan baik dan benar, memanilisir kesenjangan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian dan keenam berperan aktif dalam melaporkan redikalisme dan terorisme, menyaring informasi-informasi yang didapatkan”, cetusnya.
Terakhir salah seorang pemateri, Ahmad Syamsudin memaparkan bahwa dalam berjuangan jihad itu harus dengan jiwa dan harta. “Untuk masuk ke surganya Allah subhanallahu ta’ala itu mudah, kita harus lakukan hal-hal yang di ridoi oleh Allah subhanallahu ta’ala,” tutupnya.
Humas UP/ DW.